Bab 4 : Puncak Semeru

42 4 0
                                    

Dua bulan berlalu. Mada menggendong anaknya memasuki Alam Putih. Sebagaimana janji Naga Putih dulu, seluruh Hewan Legendaris menerima anak Mada. Anak tersebut diberi nama Mada, sama seperti ayahnya. Nama tersebut permintaan ibunya agar kelak dia bisa bermanfaat seperti ayahnya. Lalu Mada mengusap wajah anaknya dan berpamitan dengan Naga Putih bersama Hewan Legendaris lainnya.

Setelah ia kembali ke alam manusia, aura gelap kian terasa. Tanda kehadiran Raja Rama menuju Gunung Semeru semakin dekat. Para sahabat Mada yang berhasil menyelamatkan diri, mengabarkan bahwa rekan-rekannya di Jawa Barat, Jawa Tengah dan perbatasan Jawa Timur telah dikalahkan. Beberapa diantara mereka melihat cahaya kegelapan menembus langit setelah Raja Rama turun dari puncak gunung yang mereka lewati. Mada keluar dari rumahnya dan mengajak semua orang yang sudah bersiap di sanggar dari tadi untuk berangkat menuju Puncak Semeru.

Malam gelap dihiasi hujan melengkapi ketegangan diantara Mada dan pasukannya yang menunggu di tengah gunung Semeru. Dari sana mereka bisa melihat obor-obor yang berjalan menyusuri hutan. Mada mengisyaratkan pasukannya untuk bersiap. Saat pasukan Kerajaan Rama mulai terlihat, pasukan Mada langsung menyerang. Mata Mada terus fokus mencari dimana keberadaan Raja Rama. Semakin ia fokus, semakin ia sadari tidak ada Raja Rama disana.

Seketika aura gelap melesat cepat diatas Mada. Mada baru menyadari rupanya Raja Rama melewatinya dengan melompat dari pohon ke pohon. Mada langsung bergegas berlari menuju puncak. Sesekali saat Mada berlari ia, melemparkan ranting runcing menuju pijakan Raja Rama dipohon, namun Raja Rama selalu berhasil menghindarinya. Saat mendekati puncak Semeru, Raja Rama dan Mada sama-sama melompat saling melempar tendangan diudara. Dua tendangan itu melontarkan energi aura putih dan hitam yang membuat mereka berdua sama-sama terlempar.

Tanpa banyak bicara, Raja Rama dan Mada mengeluarkan keris. Mereka saling melemparkang serangan satu sama lain, puncak Semeru memancarkan aura putih dan hitam, secara bergantian seiring serangan mereka beradu. Ditengah badai dan hujan dipuncak Semeru, mereka saling memegag keras keris ditangan mereka dan terus menyerang. Hingga tanpa sadar, serangan cepat dari Mada membuat Raja Rama harus menghindar dan tergelincir.

Saat Mada akan menusukan kerisnya di jantung Raja Rama. Melesat sebuah tombak dari pengawal Raja Rama yang telah mencapai puncak Semeru, serangan itu membuat tangan kanan Mada terputus dari lengannya. Namun mata Mada yang memancarkan Aura Putih, langsung dengan cepat mengambil tangan kanannya yang terputus dan menancapkan keris di jantung Raja Rama dengan tangan kirinya. Diatas puncak Semeru menjelang fajar, Raja Rama telah tewas ditangan Mada. Tewasnya Raja Rama membuat seluruh energi hitam ditiap gunung menghilang seketika.

Sepuluh tahun berlalu, Mada dan para sahabatnya sudah meninggalkan rumah dan sanggarnya dibawah kaki Semeru. Mada dan para sahabatnya menyusuri pinggiran Jawa Tengah, Jawa Barat hingga Batavia untuk mencari para sahabat lainnya yang masih hidup dari perburuan Kerajaan Rama yang dipimpin oleh anak Raja Rama. Hingga Mada dan para sahabatnya menemukan tempat yang aman diatas bukit dekat selat sunda, mereka mulai kembali membangun desa mereka. Berbekal pendalaman kekuatan Naga Putih yang ia sempurnakan selama sepuluh tahun membuat Mada mampu menciptakan sebuah kabut tebal yang mengelilingi desanya sehingga tidak terlihat oleh manusia manapun saat melewatinya.

Setiap hari selama sepuluh tahun pelariannya, Mada selalu mampir ke Alam Putih Legendaris menemui Mada kecil yang semakin tumbuh besar. Disana Mada banyak mengajari Mada kecil banyak hal, bahkan para Hewan Legendaris ikut mendengarkan dengan nyaman. Naga Putih, mengetahui bahwa Mada sudah memiliki tempat tinggal baru yang nyaman dan aman, maka dia menanyakan apakah Mada kecil akan dibawanya kembali dari Alam Putih Legendaris.
Namun, Mada hanya menggeleng.

Mada bercerita bahwa, dia selalu bermimpi ada masa dimana dimensi Alam Legendaris runtuh seluruhnya, sebagian Hewan Legendaris Hitam menyusuri jiwa yang gelap dan sebagian Hewan Legendaris Putih bersembunyi dalam jiwa yang terang. Mada melanjutkan, bahwasanya masa itu tidak berada di masa lalu atau masa ini, melainkan di masa depan. Apabila itu terjadi, Mada berharap Mada kecil berada di masa itu. Naga Putih menoleh ke arah Mada seperti bertanya-tanya.

Mada melanjutkan penjelasannya,

"apabila dimensi ini runtuh dan Hewan Putih Legendaris terpisah, maka kalian akan sulit untuk mencari satu sama lain karena manusia dan Hewan Putih Legendaris sama-sama bertahan hidup masing-masing. Desa yang dibangun oleh Mada adalah salah satu alternatif dimana Hewan Putih Legendaris bisa menemukan jiwa yang tepat. Namun lebih dari itu, di masa depan para Hewan Legendaris membutuhkan manusia yang mampu mengingat dari mana Hewan Legendaris berasal dan mengembalikan dimensi ini kembali."

Kemudian Naga putih yang mendengarkan penjelasan Mada melihat ke arah Mada kecil.

"Bukankah kamu bisa melakukan hal itu?" Tanya Mada

"Mengirimkannya ke masa depan? Tidak masuk akal!" Jawab Naga Putih

"Semenjak kita bertemu, aku sudah terlalu sering melihat yang tidak masuk akal hahaha" Jawab Mada

Kemudian suasana menjadi hening. Mada melihat ke arah Naga Putih.

"Seperti yang aku bilang sebelumnya, ini adalah perpisahan. Aku harus menyelesaikan semua yang telah dimulai untuk membersihkan nama baik dan keselamatan anakku, keluargaku dan penerusku" jelas Mada

"Kenapa kamu selalu menanggung semuanya sendiri, padahal aku bisa menolongmu" tegas Naga Putih

"Ini kehendakku, ini kehendak manusia tidak boleh ada campur tangan Hewan Legendaris selama dimensi kita tetap terpisah. Lagian, menitipkan Mada Kecil disini merupakan permintaanku yang paling keterlaluan hahaha" jawab Mada

"Permintaan yang keterlaluan tapi menyenangkan" jawab Naga Putih.

Mada memanggil Mada kecil untuk berpamitan, ia memeluk mada kecil dengan erat dan hangat lalu mengecup kening Mada Kecil. Lalu sebelum berpisah,

"Selama kamu bertindak baik dan benar, ayah dan ibu selalu bangga sama kamu nak" jelas Mada

"Dah lanjut main lagi ya nak" lanjut Mada

Mada kecil lalu berlari menuju sekumpulan Hewan Legendaris. Lalu, Mada menganggukan kepala kepada Hewan Legendaris dan Naga Putih tanda terimakasih serta perpisahan.

Mada & Naga Book 1 : Melintasi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang