Tatapan tajam menghiasi wajah Mada, Aji, Romi dan Jimi ditengah gudang. Tidak menunggu lama, Romi dan Jimi berlari dan melemparkan tendangan yang membuat Mada dan Aji tmenangkisnya. Mereka saling melempar tinju dan tendangan satu sama lain. Saling menangkis dan menghindar, belum ada satu orangpun yang terkena serangan. Disisi lain, aura putih milik Mada dan Aji saling menangkis serangan Ular dan Kalajengking Hitam yang menuju ke arah mereka.
Jimi kini mempercepat serangan, ia melemparkan tinju palsu lalu menendang bagian kaki kanan Aji yang terkena serangan Kalajengking Hitam berulang kali. Aji sempat tertunduk hilang keseimbangan karena kaki kanannya tak mampu menopang tubuhnya akibat serangan tersebut. Saat, Jimi mengangkat kakinya untuk menyerang bagian kepala Aji, Mada melemparkan tendangan menangkis yang membuat Aji selamat dari hal itu.
Namun, Romi bisa melemparkan tinju ke arah Mada dengan kuat yang membuat Mada mundur saat menangkisnya. Aji masih berusaha membantu Mada sekuat tenaga namun aura putihnya mulai kabur tanda tenaganya mulai mencapai batas. Mada mau tidak mau membantu Aji menangkis serangan Jimi dan Romi sekaligus, saat Aji mulai kehilangan fokus. Mada seketika terkena tinju di wajahnya dan Romi sudah melemparkan tendangan ke arah wajahnya, namun tiba-tiba Aji melompat menangkisnya.
Aji terkena serangan di wajahnya saat serangan itu tiba, yang membuat Aji terbanting ke sisi kanan. Aura putihnya musnah, Jimi melompat untuk menendang Aji, disaat yang sama Mada berguling dan menariknya. Wajah Aji babak belur dan kakinya pun membengkak, Romi dan Jimi hanya memperhatikan dari jauh. Mada yang sudah membawa Aji ke pinggir gudang kembali kehadapan mereka. Mada mengepalkan tangannya kencang. Romi dan Jimi berlari ke arahnya. Mada berusaha sekuat tenaga menghindar dan menangkis dua serangan begitupun aura putihnya yang terus menahan serangan Ular dan Kalajengking Hitam.
Menahan terus serangan dari dua orang berturut-turut membuat Mada dipaksa mundur. Dia menahan semua rasa sakitnya, menjaga fokusnya walau tidak ada celah untuk dia melempar serangan. Dua tendangan datang, Mada menangkis serangan itu dan mundur beberapa langkah karena tekanannya.
"Mada..." suara dari jiwanya muncul lagi
Dua pukulan datang dari arah kanan dan kiri, Mada lagi-lagi menangkisnya sekuat tenanga sembari menahan rasa sakit itu.
"Mada..." lagi-lagi suara itu memanggil
Dia masih menghiraukan suara itu dan menjaga dirinya tetap fokus. Aura putihnya mulai kabur karena tak sanggup menahan serangan Ular dan Kalajengking hitam terus menerus, Mada pun menuju batasnya. Romi dan Jimi yang melihat kesempatan itu terus melemparkan kombinasi tinju dan tendangan. Mada terus menangkis dan menghindar secara beruntun. Diwaktu yang tepat, Romi dan Jimi melompat dan menendang Mada dan Mada pun menangkis dua serangan tersebut yang membuat dirinya terpental jatuh ke belakang.
"MADA!!!!" suara dari jiwanya berteriak!
Mada yang jatuh dan merintih, masih berusaha berdiri dan bertarung. Ia menghapus darah dibibir dan dihidungnya serta memasang kuda-kuda yang menandakan ia siap bertarung lagi. Aura putihnya belum menghilang namun mulai terasa buram. Saat Romi dan Jimi melompat dan melempar tendangan ke arah Mada, disaat yang sama Mada berteriak dan mengeluarkan tendangan juga. Dua kaki beradu dengan satu kaki, terhenti sejenak diudara karena tekanan kekuatan yang sama-sama besar.
Mada terus berteriak dan menekan penuh kakinya dan mendorong kaki Romi dan Jimi. Romi dan Jimi pun terkejut saat tekanan besar mengembalikan serangan mereka berdua, yang membuat mereka terjatuh bersamaan. Romi dan Jimi dengan cepat kembali berdiri sigap. Namun pemadangan didepannya menjadi sangat aneh, Mada mulai mengeluarkan cahaya putih yang besar dan semakin membesar. Mereka mengetahui bahwa aura putihnya telah hilang, lalu Romi, Jimi, Ular dan Kalajengking Hitam mengepung Mada.
Namun cahaya putih ditubuh mada benar-benar menyilaukan mata mereka. Seketika dari belakang Mada, keluar sesuatu yang terbang ke udara seakan menari-nari. Ketika mereka berusaha melihatnya, hewan itu terlihat sebesar anakonda putih yang terbang diangkasa. Mereka hanya tersenyum saat melihat Hewan Legendaris itu tidak sebesar milik mereka. Saat cahaya putih menyilaukan itu perlahan sirna, baru terlihat wujud Naga Putih yang melayang diatas Mada. Mada merasa seakan staminanya baru saja kembali.
"Baiklah Napu, mari kita selesaikan semua ini!" ujar Mada dalam hati, angguk Naga Putih tanda mengerti
Naga Putih terbang melayang ke arah Ular dan Kalajengking Hitam bersamaan dengan Mada yang berlari ke arah Romi dan Jimi. Kini situasi tiba-tiba berbalik. Saat Romi dan Jimi melemparkan serangan beruntun, Mada tidak hanya menangkisnya namun juga membalikan tekananya kearah mereka. Romi dan Jimi yang menyerang seakan diserang balik oleh Mada. Romi dan Jimi terus menyerang Mada, namun mereka tidak melihat Mada terlihat lelah atau kesakitan. Bahkan bisa dibilang mereka yang mulai kesakitan ketika Mada menangkis serangan mereka, seakan-akan mereka memukul dan menendang besi secara terus menerus.
Perlahan rangkain serangan dan kecepatan mereka menurun, Mada masih tetap berdiri tenang. Dia berjalan mendekati Jimi dan Romi, mereka melemparkan pukulan. Mada dengan sangat cepat menghindari dan membalas tinju mereka. Setiap serangan mereka yang meleset, saat itu juga mereka terpukul mundur oleh Mada. Jimi tumbang pertama dengan wajah yang sudah babak belur. Romi masih berusaha berdiri menatap ke arah Mada, belum sempat tinju Mada sampai ke wajah Romi. Romi sudah tumbang duluan disamping Jimi.
Kini tinggal urusan Hewan Hitam Legendaris, Naga Putih masih melesat lincah diantara Ular dan Hitam Kalajengking Raksasa dengan cepat. Beberapa kali Ular dan Kalajengking Hitam malah menyerang satu sama lain karena berusaha menyerang Naga Putih. Aura putih bercahaya terkumpul ditangan Mada bersamaan dengan aura Naga Putih yang bersinar. Mada melompat dan memukul Ular dan Kalajengking Hitam secara bergantian. Naga Putih mengeluarkan api putih dari mulutnya yang membuat Ular dan Kalajengking Hitam kesakitan.
Saat Ular Hitam melilit Mada dan akan melahap Mada, Mada langsung melepas lilitan tersebut dengan kuat dan menahan mulut Ular Hitam Raksasa. Aura Putih yang terkumpul di tangannya, seakan membuat tangan Mada menjadi super kuat dan membuka mulut Ular Hitam Raksasa itu hingga robek dan terbelah menjadi dua. Kemudian Ular Hitam Raksasa itu perlahan berubah menjadi debu dan menghilang. Kalajengking Hitam Raksasa mulai mundur perlahan ketika melihat itu. Naga Putih menyerangnya bertubi-tubi dengan bola api putih dan membuat Mada mampu berada di atas bagian ekor Kalajeng Hitam Raksasa itu.
Mada kemudian berteriak kencang sambil memegang ekornya, disaat Kalajengking Hitam itu berusaha menggerakan tubuhnya untuk membuat Mada terjatuh. Seketika ekor Kalajengking Hitam Raksasa itu terlepas dari tubuhnya yang membuat dia merintih kesakitan. Disaat yang sama, Mada melompat dan menacapkan ekor Kalajengking Hitam dengan kuat ke arah tubuhnya. Disaat yang sama Naga Putih mengeluarkan api putih ke arah ekor tersebut yang membuat tancapannya menembus tubuh Kalajengking Hitam itu hingga mahluk itu tidak sadarkan diri dan berubah menjadi debu.
"Akhirnyaa!!! selesai sudah!!!" Ujar Mada yabg terbaring ditengah gudang sekolah
KAMU SEDANG MEMBACA
Mada & Naga Book 1 : Melintasi Waktu
ActionIni kisah tentang Hewan Legendaris yang hidup jauh sebelum adanya manusia. Mereka hidup berdampingan dalam dimensi yang berbeda. Suatu ketika, tiba masanya dimana dimensi itu harus runtuh karena ulah manusia yang ingin memiliki kekuatan lebih untuk...