Bab 10 : Gajah Putih Raksasa

15 4 0
                                    

Anak polos, tinggi, putih dan besar itu masih tetap diam menunduk dan menggeleng saat senior terus memalaknya. Seperti hilang kesabaran, salah satu senior melayangkan pukulan kearah anak polos tersebut. Anak polos tersebut hanya memejamkan mata saat sebuah pukulan akan menghampirinya, seketika Mada datang dari arah samping dan menahan pukulan tersebut. Hal itu membuat anak polos, Gajah Putih Raksasa dan dua senior tersebut terkejut.

"Mohon maaf kakak, waktunya masuk kelas. Kita masuk dulu ya" ujar Mada tersenyum sambil mengajak anak polos tersebut

Dua anak senior itu hanya bengong tidak merespon saat Mada pergi bersama anak polos tersebut meninggalkan mereka.

"Terimakasih ya" ujar anak polos tersebut

"Nama kamu siapa" tanya Mada

"Aku Panji" jawab anak tersebut

"Aku Mada dan ini Aji" jawab Mada

"Di zaman ini masih ada anak bernama Mada? Kuno sekali" celetuk Gajah Putih, Mada dan Aji yang mendengar hanya menghiraukan. Apalagi Aji masih menempel Mada dan gemeteran melihat Gajah Putih Raksasa mengikutinya, sepertinya Aji masih belum terbiasa.

"Kamu kelas berapa?" Tanya Mada

"Aku 1 C kalau kalian?" Balas Panji

"Wah sama!!!" Jawab Aji

"Kenapa kamu tidak membalas mereka?" Tanya Mada, Aji pun sempat penasaran dengan jawaban tersebut

"Aku takut melukai seseorang kalau aku bertindak" Jawab Panji

"Kamu baik ya panji orangnya" Balas Aji

"Bukan baik! Itu pengecut namanya!" Teriak Gajah Putih Raksasa

Aji langsung gemeteran mendengar suara itu dan Panji hanya terdiam, lalu mada berhenti dan menatap kearah Gajah Putih Raksasa itu dengan tatapan kesal. Seketika Gajah Putih itu terkejut bersama Panji.

"Ka..kamu lihat apa?" Tanya Panji

"Mataharinya terik sekali jadi terasa panas" Jawab Mada

"Ayo cepet, bentar lagi bel" teriak Aji memecah suasana

Di kelas, Gajah Putih terus memperhatikan Mada. Hal itu membuat Mada merasa risih karena terus diperhatikan oleh Gajah Putih dari belakang.

Mendekati istirahat kemudian Mada minta izin ke kamar mandi karena lelah diawasi oleh Gajah Putih, namun Gajah Putih malah mengikutinya. Panji merasa khawatir karena tumben sekali Gajah Putih bereaksi seperti itu. Saat dikamar mandi Mada masuk ke toilet lalu duduk dan tidur.

"Rupanya hanya firasatku, dia tidak lebih dari anak pemalas" jawab Gajah Putih mengintip Mada dibalik toilet

"Siapa yang kau bilang pemalas?!" Suara anak kecil yang tidak asing di telinga Gajah Putih membuat ia bergegas membalikan badan menuju arah suara itu datang

"Mada!!!" Teriak Gajah Putih

"Apa kabar Gapu?!" Jawab Mada dengan senyum

"Apa kau sudah mati? Kenapa kau berwujud astral sepertiku?!" Tanya Gapu

"Ini salah satu teknik yang diajarkan guruku Gapu!" Jelas Mada

"Jangan-jangan, anak ini adalah kamu!" Balas Gapu

"Tepat sekali!!! Aku risih kamu perhatikan terus!!" Jawab Mada

"Aaaaaa Mada kamu akhirnya muncul didunia ini dengan selamat!!! Syukurlah!!!" Teriak Gapu senang

Dari situ mereka berdua saling memeluk haru dan bahagia, entah bagaimana Panji seketika tersenyum seakan merasakan bahagia yang dirasakan.

"Nji, kenapa senyum-senyum?" Tanya Aji

"Aku juga ga tau, tiba-tiba seneng aja gitu" balas Panji

"Aneh kamu nji, laper kali ya hahaha" balas Aji

"JANGAN NGOBROL DIKELAS!" teriak guru didepan, membuat Aji dan Panji menunduk

Saat Gapu kembali ke jiwa Panji dan Mada berniat kembali ke kelas. Ia kaget saat dua senior yang tadi memalak Panji memasuki toilet. Sontak senior tersebut mendorong mada untuk membalas dendam. Mada yang terdorong jatuh di koridor toilet kemudian memperhatikan dua Ular Abu-Abu yang muncul di pundak mereka.

"Mereka punya Ular Abu-Abu? Kenapa Ular Abu-Abu ini bisa banyak sekali?!" Ujar Mada dalam hati

" Oi anak kelas satu, tadi pagi kamu mau jadi pahlawan ya?!" Teriak salah satu senior

"Harus dikasih pelajaran nih biar paham!" Sahut senior disampingnya.

Seketika dua layangan kaki menuju ke arah muka Mada, dengan cepat Mada melakukan roll depan dan melesatkan sleding ke salah satu kaki senior yang membuatnya terjatuh.

"Keras!" Ujar Mada dalam hati

"Ssssttt arrrrgghhh!!!" Desisan ular abu yang ada di pundak senior

Seketika senior satunya melayangkan pukulan kearah Mada,. Mada yang masih terduduk habis sleding dengan cepat menangkis serangan itu.

"Kuat!" Ujar Mada dalam hati

Mada kembali ke posisi berdiri dan perlahan memancarkan Aura Putih keluar dari tubuhnya. Kini dua senior yang marah karena tindakannya sudah siap menghajarnya. Pukulan demi pukulan dilemparkan oleh dua senior tersebut bersamaan, Mada hanya menghindarinya sembari mengalirkan Aura Putih ke tangannya. Saat Mada melihat celah pukulan ia langsung memegang tangan salah satu senior dan menariknya ke arah pintu toilet yang membuat senior itu menabrak pintu toilet dan masuk kedalamnya.

Saat senior yang satu lagi terkejut, Mada bergegas memegang tangannya dan menariknya ke arah toilet. Senior tersebut terdorong kencang dan menabrak pintu toilet dan masuk kedalamnya. Tidak ada suara dari dua bilik toilet, waktu Mada mengintip ternyata dua senior tersebut pingsan.

"Aduh! Kekencengan lagi! Semoga gapapa deh" ujar Mada

Kemudian Mada mendengar desisan dua Ular Abu-Abu yang ada dihadapannya. Tangannya memancarkan aura putih, ia menangkap dua Ular Abu-Abu sekaligus dalam genggamannya dan memerasnya sekuat mungkin. Seketika Dua Ular Abu-Abu berdesis kencang dan lenyap menjadi asap hitam yang menguap pergi ke suatu tempat.

"Kemana asap itu pergi? Sepertinya ke suatu tempat?" Tanya Mada dalam hati

Mada & Naga Book 1 : Melintasi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang