Bab 35 : Manusia Kayu

4 1 0
                                    

Mada dan Aji mulai mengucurkan keringat ditubuhnya, mereka masih sama-sama berhadapan dengan dua manusia kayu yang diisi aura oleh Om Jami. Mereka tidak pernah menyangka akan sesulit ini menghadapi manusia kayu dihadapan mereka. Pesan Om Jami kepada mereka yaitu jangan menggunakan senjata dan jangan meremehkan lawanmu walau itu hanya sebuah manusia kayu.

Setiap Mada dan Aji mengejarnya, seakan-akan manusia kayu itu langsung mundur dengan cepat, bahkan tanpa berbicara atau memberikan kode satu sama lain, seakan-akan manusia kayu itu bisa melakukan serangan kombinasi bersamaan. Mada mencoba mengejar manusia kayu itu dengan sesekali melompat mengeluarkan tendangan. Namun manusia kayu itu bisa menghindar jongkok dan melompat, saat ia lengah manusia kayu lainnya sudah mendapati celah terbuka meninju Mada diwajahnya. Untung Mada cepat menangkis dengan tangannya, walaupun ia sempat terdorong akibat tekanan itu.

Kini Mada dan Aji terlihat mendapati sedikit memar diwajah mereka, mereka mulai menggunakan Hewan Putih Legendaris mereka. Naga Putih dan Elang Putih muncul dibelakang mereka.

"Bukankah itu curang?" Tanya Pak Patra yang sedang menonton dari samping bersama Om Jami

"Menggunakan Hewan Legendaris belum tentu menang bila pengalaman masih kurang" jawab Om Jami

Mada dan Aji bersamaan mengejar manusia kayu itu dan menyerang bersama Naga Putih serta Elang Putih. Namun manusia kayu itu semakin cepat dari dugaan mereka, bahkan dalam sekejap mereka semua kehilangan sosok gerakan manusia kayu itu yang langsung muncul dan menyerang Mada dan Aji dari belakang.

"Benar kan?" Ujar Om Jami kepada Pak Patra

Setengah jam berlalu, Mada dan Aji mulai perlahan mulai kehilangan stamina, bahkan manusia kayu itu tidak memberi celah untuk Mada dan Aji melakukan istirahat untuk mengambil energi atau menyembuhkan diri.

"Mereka banyak belajar hal baru tapi pengalaman mereka masih sedikit, kalau tidak dilatih mereka tidak pernah berkembang" ujar Om Jami

Seketika manusia kayu itu terjatuh saat Mada dan Aji terus menangkis tiap serangan dari dua manusia kayu tersebut.

"Aaaahhhhh aku lelahhhh!!!" Teriak Aji yang tergeletak rebahan ditengah tempat latihan bersama Mada

"Kenapa sulitttt sekaliiii!!" Teriak Mada

Lalu Om Jami melemparkan botol minum kepada mereka berdua.

"Kalian berdua minggirlah, perhatikan Pak Patra menghadapinya" ujar Om Jami

Mereka berdua lalu berjalan minggir saat Pak Patra menuju ke tengah ruang latihan. Seketika dua manusia kayu itu terbangun lagi.

"Apaaa!!! Dia langsung menhadapi dua manusia kayu itu?!" Tanya Mada

"Sssttt perhatikan baik-baik" jawab Om Jami

Saat Pak Patra berdiri dihadapan manusia kayu itu, muncul Serigala Putih dibelakangnya. Seketika ledakan aura putih dari Pak Patra muncul yang perlahan masuk menyelimuti bagian dalam dan luar tubuhnya. Serigala Putih tidak menunjukan suatu gerakan hanya diam, namun aliran energi terlihat dari sekujur tubuh Serigala Putih. Seketika, Pak Patra bergerak duluan dengan cepat membuat manusia kayu itu terkejut dan merasa terancam.

Mada dan Aji terkejut melihat itu, seakan-akan situasinya terbalik. Pak Patra bergerak dengan cepat yang membuat manusia kayu berusaha menebak serangannya namun selalu tidak dapat. Saat ia melihat ada celah dimana manusia kayu saling membelakangi, disaat itu juga Pak Patra menekan kakinya cepat dan muncul ditengah mereka lalu menendang split ke arah manusia kayu yang membuat dua manusia kayu itu terlempar menabrak ke dinding bersamaan.

"Luar biasaaa!!!" Ujar Mada dan Aji

Pak Patra lalu berjalan menghampiri Mada dan Aji.

"Menghadapi musuh itu bukan selalu ditentukan dengan otot dan emosi" ujar Pak Patra sembari mengambil minuman botol

"Kalian juga harus cerdas dan berfikir terbuka. Jangan lupakan latihan kalian di Desa Mada, gunakan itu sebaik-baiknya. Kalian tidak mengatur aliran energi kalian bahkan menanamkan aura putih ke bagian dalam diri kalian pun tidak" ujar Pak Patra

"Iya juga ya" ujar Mada, namun Aji hanya diam mendengarkan

"Energi kehidupan itu adalah konsumsi Hewan Legendaris, Pak Patra sudah menunjukan ke kalian bahwa saat ia bertarung stamina dan auranya bisa berjalan bersamaan karena dilakukan oleh Serigala Putih, kalian harus membiasakan diri kalian untuk melakukan yang sama" jawab Om Jami

"Aku sudah menembus tingkat tiga" ujar Pak Patra

"Apaaa!! Cepet banget pak!!" Teriak Mada dan Aji

"Karena kalian hanya terjebak di tingkat satu" balas Pak Patra

"Maksudnya pak?" Tanya Mada dan Aji

"Untuk mencapai tingkat tiga dibutuhkan ikatan agar bisa melakukan penyatuan. Kalian tidak pernah menembus tingkat dua sampai sejauh ini. Kalian terbiasa bertarung dengan Hewan Legendaris kalian secara bersamaan tanpa mengabungkan insting dan menggunakan kemampuan Hewan Legendaris itu" ujar Pak Patra

"Kecepatan yang aku miliki dan tatapan memburu aku dapatkan dari Serigala Putih, kalian harus mulai biasakan mengenal Hewan Legendaris kalian dan menggunakannya ditubuh kalian. Naga dan Elang memiliki insting dan kemampuan sendiri, lewati batasan kalian" ujar Pak Patra

"Mungkinkah kita bisa melayang?" Tanya Mada dan Aji

"Tidak ada yang tidak mungkin" ujar Om Jami

"Aku akan coba lagi!" Tanya Mada yang langsung berdiri

"Aku juga!" Teriak Aji

"Sayang sekali aku harus kembali ke kantor, jadi aku tidak bisa melihat ini" ujar Pak Patra

Lalu dua manusia kayu itu bediri kembali dihadapan mereka.

"Latihan lah sepuas kalian, aku akan mengantar Patra dan menyiapkan makan buat kalian" ujar Om Jami

"Yang banyak ya om hehehe" ujar Mada

"Bisa bangkrut lama-lama aku" ujar Om Jami sembari meninggalkan Mada dan Aji di ruang latihan untuk mengantar Pak Patra yang akan pergi

Mada & Naga Book 1 : Melintasi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang