Bab 11 : Kemunculan Ular Hitam Raksasa

14 4 1
                                    

Asap ular abu yang lenyap pergi keseuatu tempat, tepat di dalam ruangan kelas tiga A asap tersebut merasuki jiwa seseorang didalamnya, matanya terbuka terkejut. Tepat dibelakang nya seekor Ular Hitam Raksasa berdesis kepadanya.

"Menarik~" ujarnya dibalas desisan Ular Hitam dibelakangnya.

Hawa kegelapan mencekam di kelas tersebut membuat seisi kelas merasa ketakutan terhadapnya. Kemudian ia keluar dari kelas dan seakan kelas itu menjadi tenang sekarang semenjak anak tersebut keluar. Beberapa anak didalam kelas tersebut mengeluh terasa hawa panas atau mencekik setiap anak tersebut masuk kelas.

Selesai istirahat, semua anak yang menuju kelas masing-masing terus berbisik tentang dua senior yang pingsan didalam toilet. Diantara mereka berasumsi terjadi perkelahian disana namun tidak diketahui siapa pelakunya. Aji dan Panji langsung menatap ke arah Mada, mada pun cuman cengegesan.

"Jangan bilang itu ulahmu Mada?" Tanya Aji

"Ya gimana ya, mereka yang mulai duluan hehe" Jawab Mada

Saat bel sekolah berbunyi, semua anak-anak yang sedang berjalan seketika minggir ke kanan dan kiri. Rupanya sekelompok anak kelas tiga yang dianggap penguasa sekolah sedang lewat. Aura gelap mencekam diantara kelompok anak kelas tiga tersebut, bahkan tidak hanya itu didepan barisan mereka terlihat begitu banyak Ular Abu-Abu astral yang mengiringi mereka. Bahkan dibelakang mereka ada Ular Hitam Raksasa yang mengikuti mereka sambil berdesis.

Mada memberi kode kepada Gajah Putih untuk masuk kedalam jiwa Panji. Aji mulai gemetaran melihat fenomena tersebut.

"Jangan lihat orang dan ularnya" Bisik Mada kepada Aji dan Panji.

Mereka terus pura-pura berjalan perlahan dan berusaha menghiraukan mereka. Namun Mada terus mencuri lirikan ke arah sekolompok anak tersebut hingga ia menemukan salah satu orang yang merupakan sumber Ular Hitam Raksasa itu. Pria tersebut lumayan tinggi, berparas tampan dan berambut tebal belah tengah. Tak sadar Mada yang terlalu fokus membuat sedikit Aura Putih terpancar dari tubuhnya.

Seketika Ular Hitam Raksasa itu menangkap sinyal itu dan berdesis kencang sembari membuat posisi menyerang. Satu kelompok itu berhenti mendadak karena Ketua mereka berhenti dan menoleh ke arah belakang. Namun saat Ular Hitam Raksasa dan Pria itu menangkap asal Aura Putih itu berada, tidak ada orang disana. Rupanya Panji, Aji dan Mada sudah melompat ke kelasnya.

"Itu berbahaya!" Bisik Aji yang gemetaran ke Mada

"Maaf ga sengaja hehe" balas Mada

Sepulang sekolah, Panji, Aji dan Mada mampir ke toko buku untuk beli beberapa perlengkapan baru mereka.

"Mada, kok kamu bisa melihat itu semua?" Tanya Panji penasaran

"Iya dan sangat jelas, bahkan Aji juga bisa melihatnya juga" jawab Mada santai

"Bagaimana kamu mendapatkan penglihatan itu?" Tanya Panji

"Mungkin turunan hehehe" Jawab Mada yang diikuti anggukan Aji yang asik baca komik

Panji hanya terdiam mendengar hal itu dan penasaran kenapa mereka bisa begitu santai. Seketika Mada menjentikan jarinya tanda memanggil sesuatu. Seketika Gajah Putih keluar dari jiwa Panji. Panji cukup terkejut dengen apa yang terjadi barusan.

"Oi Mada ada apa?!" Tanya Gapu

"Kemarikan kepalamu" Jawab Mada, lalu Gajah Putih menundukan kepalamya supaya Mada bisa menyentuhnya. Lalu dari tangan Mada dan kepala Gajah Putih mengeluarkan cahaya silau.

"Apa itu Mada?!" Tanya Gapu

"Koneksi, biar aku bisa memanggilmu kalau aku kesepian hehe" Jawab Mada

"Mantap" Teriak Gapu

"Maaf, apa kalian saling kenal?!" Tanya Panji

"Aduh Panji maaf aku langsung manggil Gapu tanpa ijinmu" Jawab Mada

"Gapu?" Tanya Panji

"Iya dia aku beri nama Gapu sejak kec....." Mada yang belum selesai menjawab, langsung ditutup mulutnya oleh Aji. Gajah Putih yang melihat reaksi Aji langsung menengahi pembicaraan.

"Iya, aku berkenalan dia saat aku membuntutinya ke kamar kecil" Jelas Gapu

"Kamu harusnya ga boleh ngikutin orang seperti itu" Balas Panji menasehati

Aji langsung lega mendengar itu dan melepas mulut Mada.

"Panji, sebenernya aku ga suka kalau kamu hanya berdiam diri saja seperti tadi pagi saat diganggu seseorang" Jelas Mada, lalu Panji hanya diam.

"Kalau kamu pukul orang karena sengaja itu salah, tapi kalau kamu membela diri itu tidak salah" Lanjut Aji

"Benar Gapu?" Tanya Aji

"Kamu siapa?" Balas Gapu

"Aku Aji teman mereka berdua! Apa kau tidak melihatku dari tadi?" Teriak Aji

"Tidak" Balas Gapu santai

Seketika Aji berlari memeluk Mada dan menangis sedih karena tidak dianggap oleh Gajah Putih, lalu Mada dan Panji hanya membalas tertawa.

"Ah, aku sekarang merasa lebih nyaman bersama kalian" jelas Panji diikuti Mada dan Aji yang langsung memperhatikannya

"Sejak aku bertemu Gajah Putih, diriku selalu dianggap aneh oleh temanku dan keluargaku karena aku selalu bermain berasama Gajah Putih, sayangnya hanya diriku yang bisa melihat keberadaannya" Jelas Panji

"Aku mulai menghiraukannya sejak kelas tiga SMP hingga sekarang, tapi Gajah Putih tidak pernah pergi sebagaimanapun aku menghiraukannya" Lanjut Panji

"Itu karena dia memilihmu berdasarkan hati dan jiwa. Dia tidak akan pernah pergi, selama hati dan jiwa kalian menerima satu sama lain" Balas Mada

"Setelah melihat kejadian hari ini dan ternyata banyak diantara mereka yang bisa melihat dan dijaga oleh Hewan Langka sepertiku, aju jadi merasa tidak aneh sendiri" Jelas Panji

"Maafkan aku ya Gajah Putih" Ujar Panji ke Gajah Putih sambil memgang kepalanya

"Tenang, kamu tidak aneh sendiri! Kita aneh bertiga! Hahaha" balas Mada

"Betul kita aneh bertiga Panji haha" celetuk Gapu

"Bukannya kita berempat!!!" Teriak Aji menyela

"Kamu siapa?!" Tanya Gapu

"SUDAH AKU BILANG AKU TEMAN MEREKA!!!" Teriak Aji, dan diikuti tawa Mada dan Panji.

Mada & Naga Book 1 : Melintasi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang