Bab 23 : Donatur Sekolah

7 3 0
                                    

Tiga hari sudah berlalu, pagi itu di rumah sakit Mada, Aji dan Panji berkemas untuk kembali berangkat ke sekolah. Seharusnya mereka pulang kerumah hari itu, namun keadaan mendesak, kepala sekolah meminta mereka mampir ke sekolah untuk menjelaskan beberapa hal tentang kericuhan yang terjadi. Kondisi mereka sudah mulai fit kembali walau belum sepenuhnya. Mada masih menggunakan beberapa perban di wajahnya, Aji menggunakan kruk ketiak untuk membantunya berjalan karena kaki kanannya yang masih retak begitu juga dengan Panji yang menggunakan penyangga lengan.

Om Jami sedang berbicara dengan asisten rumah Panji. Panji bisa dibilang merupakan salah satu anak orang kaya, walau ibu dan ayahnya sibuk, setiap ada kesempatan mereka selalu datang menjenguk kami. Panji sudah memaklumi hal itu dan tidak mau membuat mereka repot dan khawatir.

"Apa kalian sudah siap?" Tanya Om Jami

"Siap!" Jawab Mada, Aji dan Panji

"Kalian bertiga nanti ke sekolah bersama mas bejo ya, aku akan menyusul ke sekolah setelah bertemu seseorang" Jelas Om Jami

"Oke Om" Jawab mereka bertiga

Disekolah Pak Satya sudah didepan gerbang menunggu kedatangan mereka. Saat mereka tiba, Mada, Aji dan Panji merasakan Aura Hitam yang berasal dari ruangan kepala sekolah. Mada pun heran dengan siapa pemilik aura hitam itu. Pak Satya membantu mereka menuju ruang kepala sekolah.

Mada, Aji dan Panji seketika disambut dengan tepuk tangan yang meriah oleh seluruh anak kelas satu yang melihat mereka dari jendela.

"Sepertinya banyak cerita tentang kita yang beredar semenjak kita tidak sekolah deh" ujar Panji

"Sepertinya begitu, sayangnya kita tidak terlihat ganteng saat ini hahaha" Jawab Aji

Mereka mencari Mada, rupanya Mada sangat bersemangat ketika sorankan anak kelas satu itu datang. Ia didepan Aji dan Panji melambaikan tangan kepada mereka yang melihat keluar jendela.

"Sekarang aku jadi malu" ujar Panji

"Padahal dia yang melakukan tapi aku jadi ikut malu juga" balas Aji

Mereka sudah tiba diruang kepala sekolah. Kini semua guru tidak memberikan pandangan yang sinis melainkan kasian kepada mereka bertiga. Pak Satya membuka pintu ruangan kepala sekolah. Rupanya disana sudah ada Romi yang juga penuh dengan perban di wajah dan tangannya serta satu pria dewasa menggunakan jas abu dengan dasi yang menemaninya.

"Rupanya dia" bisik Aji, Mada hanya diam

Didepan mereka tidak hanya terlihat orang tersebut, namun juga seekor Babi Hitam Raksasa yang berada dibelakangnya yang menciptakan aura hitam pekat.

"Baik karena semua sudah berkumpul disini, saya akan perkenalkan bapak ini adalah Pak Tondo, asisten Romi yang merupakan anak ke lima pemilik Rama Group dan donatur besar untuk SMA Arya" jelas Kepala Sekolah

"Menurut laporan dari Romi dan Pak Tondo, kalian bertiga sudah melakukan pengeroyokan kepada Romi yang merupakan senior kalian" lanjut kepala sekolah

"Tapi pak..." jawab Aji dan Panji

"Tidak ada tapi-tapian, ini sebuah pelanggaran. Kalian masih kelas satu sudah berani jadi berandalan, apalagi langsung menyerang Romi. Ini tidak bisa dimaafkan bapak kepala sekolah! Mereka harus dihukum" jelas Pak Tondo yang memotong penjelasan Aji dan Panji

"Bentar dulu pak.." balas Aji dan Panji

"Tidak ada bentar-bentaran. Romi sudah menceritakan apa yang kalian lakukan di sekolah ini. Sering menyerang senior, ini merusak nama baik SMA Arya. Sebagai donatur besar kami minta mereka bertiga dikeluarkan dari sekolah!" Teriak Pak Tondo

Mada sedari tadi hanya memperhatikan Romi yang tersenyum licik, Pak Tondo dan Babi Hitam Raksasa yang ada dibelakang mereka. Saat Pak Tondo masih menekan kepala sekolah untuk mengeluarkan mereka. Terasa sebuah getaran kuat yang mendekat ke arah mereka. Pak Tondo seketika menjadi diam, begitupun dengan Romi. Mereka semua melihat asal getaran kuat itu berada, rupanya dari balik pintu ruangan kepala sekolah. Bapak kepala sekolah pun dibuat bingung dengan semua orang yang memperhatikan pintu.

Pintu tersebut terbuka lalu terasa cahaya putih bersinar dari baliknya yang membuat Pak Tondo, Romi dan Babi Hitam Raksasa kebingungan.

"Tolong biasakan jangan main hakim sendiri!" Ujar Om Jami yang muncul bersama Kura-Kura Putih, yang membuat Pak Tondo dan Babi Hitam menjadi siaga namun Romi hanya duduk ketakutan

"Pak Jami" ujar kepala sekolah yang kemudian menyalami Om Jami

"Bapak siapa ya?" Tanya Pak Tondo

"Pak Jami ini donatur besar juga Pak Tondo di SMA Arya, dia pemilik perusahaan Naraya Group. Kebetulan kita memang ada janji, tapi Pak Jami kebetulan saya masih ada urusan pak" Jelas Kepala Sekolah kepada Pak Tondo dan Om Jami, hal itu membuat Mada, Aji dan Panji saling melirik bingung satu sama lain

"Saya akan tetap disini pak, karena saya wali Mada, Aji dan Panji" jelas Om Jami

"APAAAA!!!" teriak Kepala Sekolah, Pak Tondo dan Romi yang terkejut mendengar hal itu

"Karena kasus ini melibatkan dua donatur besar SMA Arya dan juga perwakilan dari perusahaan ternama di negeri ini. Ada baiknya kita tidak main hakim sendiri" jelas Om Jami, Pak Tondo memandangnya tajam

"Saya membawa pihak kepolisian untuk mengungkap kasus ini, lebih baik biar pihak berwajib yang menentukan siapa yang salah dan benar" lanjut Om Jami yang membuat kepala sekolah melepas kacamata dan mengusap wajahnya karena bingung dan kaget bahwa pihak kepolisian sampai ikut campur

Om Jami membukakan pintu ruang kepala sekolah dan masuk seorang polisi dengan aura putih besar yang diikuti Seekor Serigala Putih Raksasa. Pak Tondo semakin terkejut dengan hal itu, Babi Hitam Raksasa kini mulai merasa terancam dan Romi makin ketakutan.

Polisi itu memperkenalkan dirinya dengan nama Pak Patra dan membawa beberapa berkas yang ditujukan kepada kepala sekolah. Kepala sekolah cukup terkejut dengan gambar yang ia lihat, penjelasan Pak Tondo tadi berbeda dengan semua foto-foto tersebut.

"Untuk memperkuat bukti yang saya dapatkan, ada baiknya kita memanggil semua orang yang terlibat dalam kasus ini" jelas Pak Patra, kemudian Kepala Sekolah meminta beberapa guru memanggil murid yang terlihat dalam foto ini. Seketika keadaan ruangan menjadi hening dan dingin, apalagi aura hitam dari Babi Hitam Raksasa sudah mulai berkurang karena adanya tekanan Kura-Kura Putih dan Serigala Putih di dalam ruangan tersebut.

Mada & Naga Book 1 : Melintasi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang