Bab 31 : Elang Putih Raksasa

3 1 0
                                    

Seminggu telah berlalu seluruh kegiatan latihan kini telah usai dilalui oleh Mada dan teman-temanya. Terlihat mereka yang sedari pagi sudah berkemas untuk pulang ke rumah. Mereka pun kemudian berkumpul di pendopo Eyang Arkana, disana sudah ada Om Jami dan Eyang Ranu yang menanti mereka.

"Wow!! Bukankah mereka semua terlihat perkasa sekarang?!" Tanya Om Jami sambil melambaikan tangan kepada Mada dan teman-temannya

"Jami kamu baru terlihat sekarang?" Tanya Pak Patra

"Iyaa, tugasku bukan latihan. Tugasku untuk mengembangkan Naraya Group hehehe, aku dengar kalian membuat peternakan yang besar ya?" Ujar Om Jami

"Iyaa, tapi dalam waktu seminggu kami belum mencapai kata selesai" jawab Pak Satya

"Tenang, pasti warga sini akan melanjutkan hingga selesai, nanti aku akan jual ke seluruh negeri hahaha" ujar Om Jami

"Terus kita dapet apa?" Tanya Pak Satya

"Hey, Naraya Group walau punya bisnis besar tapi foundation kita lebih besar. Fokus kita membantu mereka yang membutuhkan, percayalah apa yang kalian mulai akan memiliki dampak besar kedepannya" Jawab Om Jami sambil tersenyum

"Mari berkumpul sebelum kalian pulang" ujar Eyang Arkana, kemudian mereka semua duduk melingkar di pendopo

"Kalian semua sudah mendalami peningkatan aura satu minggu ini, tentunya kalian harus tetap berlatih saat kalian ada dirumah" ujar Eyang Ranu

"Siap Eyang" jawab semua orang

"Anuu eyang, apa kita boleh datang lagi kesini?" Tanya Vira, yang diikuti tatapan semua orang kearahnya

"Apa kamu suka kepada Eyang Arkana?" Tanya Aji

"Tentu tidakkkk!!!!" Jawab Vira yang diikuti tawa mereka semua

"Kalian boleh datang kesini kapanpun, tidak harus bersama Mada, Aji dan Jami. Karena kalian sudah menjadi bagian dari Desa Mada. Asal kalian ingat, bila kalian kesini, kalian juga harus membantu warga desa yang lain" jelas Eyang Arkana, dan semua mengangguk mengerti

"Sebentar! Panji kenapa kamu tidak menjadi langsing? Malah semakin besar dan kekar seperti itu!" Celetuk Om Jami

"Aku pun tidak tau Om! Mungkin aku unik" jawab Panji polos yang diikuti tawa mereka semua

Seketika Eyang Arkana memancarkan sinar putih benderang dari arah dadanya, perlahan keluar para Hewan Legendaris yang selama ini tinggal di jiwa Eyang Arkana. Mereka semua senang dan melepas rindu masing-masing.

"Wow Napu!!! Kamu terlihat semakin besar" ujar Mada

"Tentunya ini semua berkat kamu beserta teman-teman sekalian yang membuat kami semakin kuat juga. Walau aku belum mencapai wujud asliku, perlahan pasti kita bisa terus berkembang" ujar Naga Putih yang diikuti senyum semua orang

Semua Hewan Putih Legendaris sudah keluar namun Eyang Arkana masih belum menutup gerbang aura putih dari dadanya.

"Ada sesuatu!" Tanya Mada, kemudian mereka semua memperhatikan Eyang Arkana

Perlahan seekor Hewan Putih Legendaris keluar dari jiwa Eyang Arkana. Seekor Elang Putih Raksasa hadir diantara mereka semua.

"Epuuu?!" Tanya Mada

"Mada!!" Jawab Elang Putih Raksasa

Mada dan Elang Putih Raksasa berpelukan seakan melepas rindu, namun semua orang disana masih terkejut dengan kehadiran Elang Putih Raksasa tersebut.

"Aku jadi ingat bagaimana pertama kali aku bertemu dengannya" celetuk Pak Patra sambil melihat Mada

"Dia mengenal seluruh Hewan Putih Legendaris, begitupun sebaliknya." Balas Pak Satya

"Yaa itu unik" celetuk Pak Patra yang menyimpan rasa penasarannya

Elang Putih Raksasa itu kemudian berjalan ke arah Aji. Dia melebarkan sayapnya dan mendekati wajahnya ke arah Aji, Aji pun terdiam kebingungan. Seketika Elang Putih Raksasa menoleh kearah Eyang Arkana dan hanya dibalas anggukan oleh Eyang Arkana.

"Anak muda, peganglah wajahku" ujar Elang Putih kepada Aji, Aji yang kebingungan pun perlahan mengangkat tangannya dan menyentuh kepala Elang Putih Raksasa tersebut

Seketika cahaya putih bersinar diantara mereka berdua, perlahan Elang Putih Raksasa merasuki jiwa Aji,  saat wujudnya sempurna memasuki jiwa Aji sinar itu menghilang, menyisakan raut wajah terkesima setiap orang yang melihatnya.

"Eee..eelang ii..ttu maa..sukk ke ji..waaa..kuu?" Tanya Aji terbata-bata karena tidak percaya, hanya ada anggukan dari Eyang Arkana

"Elang Putih Raksasa itu dahulu adalah milik ayahmu sebelum dirinya meninggal. Sesaat dia pergi, Elang Putih Raksasa itu meninggalkannya dan menemuiku. Sebuah janji telah dibuat oleh Ayahmu dan dia, bahwa suatu saat nanti dia akan menemanimu. Selama ini dia memperhatikanmu didalam jiwaku, sepertinya hari ini dia sudah siap mendampingimu" jelas Eyang Arkana

"Maaf, apabila kita mati apakah Hewan Putih Legendaris kita juga mati?" Tanya Pak Patra

"Tergantung situasi, bisa mereka mati bersama pemilik dan bisa juga tidak" Jawab Eyang Arkana

"Kami sebenarnya tidak akan pernah mati atau hilang. Ketika kami musnah karena sesuatu, kami akan kembali menjadi sebuah telur kehidupan selama seribu tahun" ujar Naga Putih

"Kalau boleh tau, apakah yang menyebabkan ayah Aji ini meninggal dan mengirimkan Hewan Putih Legendaris ini kesini" tanya Pak Patra

"Yaa walau sedikit membuka luka lama, kematiannya disebabkan oleh seseorang yang ada di Rama Group" ujar Eyang Arkana, yang kemudian disambut dengan tatapan serius oleh semua orang

"Namanya Gatya, dahulu aku mengirimkan Jami dan Gatya untuk membangun ekonomi diluar Desa Mada yang menjadi Naraya Group. Saat perusahaan itu mulai berkembang, Rama Group mulai memperhatikan kami. Kami sama-sama tau bahwa kita adalah pemilik Hewan Legendaris. Namun saat itu anakku hanya mau mengungkap kebusukan Rama Group dan melawannya, naas nasib malang harus datang kepadanya saat aku menemukan dirinya sudah tiada di kediaman Jami" jelas Eyang Arkana yang diikuti air mata dari Aji dan Om Jami

"Tapi tenanglah!!! Itu sudah berlalu, dia sudah menemukan kedamaiannya. Aji!! Kamu harus jadi pira kuat seperti gatya!!" Teriak Om Jami memecah suasana

"Siappp!!" Teriak Aji sambil menghapus air matanya, diikuti senyum dari semua orang

Mada & Naga Book 1 : Melintasi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang