Bab 47 : Tejo yang Terbully

3 1 0
                                    

Rombongan SMA Arya dan Barata kini mulai memasuki ruangan yang sudah disediakan oleh petugas karantina etika. Ruangan tersebut terlihat seperti asrama, setiap kamarnya berisikan dua kamar tidur susun yang hanya bisa diisi oleh empat orang. Mada, Aji dan Panji memasuki kamar yang sudah ada penghuni namun orang tersebut tidak ada disana. Setelah mereka meletakan perlengkapan mereka, petugas meminta seluruh rombongan untuk mengikuti mereka ke ruang makan.

Saat mereka berjalan menyusuri ruangan, terlihat ada seseorang yang sedang dihajar oleh beberapa orang disana. Mada merasakan sebuah aura putih yang menyelimuti orang tersebut. Tiga orang yang memiliki Badak Abu-Abu sedang menghajar seorang pria yang mengalami kecacatan kulit dimana wajah hingga tubuhnya memiiliki kulit yang longgar, tidak seperti orang pada umumnya.

"Dasar buruk rupa! Hahaha!" Teriak seorang tiga orang tersebut sambil menendang pria malang itu

"Apa kalian sudah selesai?" Tanya Mada, yang membuat tiga orang itu terkejut saat menedengar sebuah suara dari belakang mereka

"Anak baru mau jadi pahlawan ya?!" Teriak salah satu orang yang melayangkan tinju ke arah Mada, namun Mada berhasil menahan tinju dengan tangan kanannya

"Arrrgghhhhhh!!!" Teriak orang tersebut, saat Mada mencengkeram tinjunya dengan kuat dan membuat orang tersebut berlutut kesakitan hingga membuat Badak Abu-Abunya menghilang

Mada seketika mengekuarkan tendangan kuat kearah wajah dua orang lainnya yang sengaja tidak ia kenai namun cukup mampu membuat dua orang itu terkejut. Tendangan aura itu sengaja Mada keluarkan untuk mengancam mereka dan menghilangkan Badak Abu-Abu ditubuh mereka. Tiga orang itu lalu bergegas pergi ketakutan meninggalkan Mada dan pria cacat tersebut.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Mada

"Iyaa, aku tidak apa-apa. Sudah biasa mengalami hal ini" Jawab pria tersebut

"Aku Mada, penghuni baru di tempat ini" ujar Mada sambil mengulurkan tangan kanannya

"Aku tejo" ujar pria itu dan menyambut tangan Mada dengan sebuah salaman

Mada dan Tejo kemudian berjalan bersama menuju keruang makan. Mada dan Tejo kemudian kembali masuk kedalam barisan lalu dibuat heran dengan tatapan sinis para peserta karantina etika yang sudah ada sejak lama dibanding mereka. Mada kemudian melihat Badak Abu-Abu yang memenuhi ruang makan tersebut.

Ruang makan itu sangat luas, setiap meja dan bangku panjang bisa di isi delapan orang. Namun disana terlihat para penghuni lama sudah mengisi bagian belakang ruang makan dan menyisakan bagian depan yang masih kosong. Mada dan rombongannya dipersilahkan mengambil kotak makan dan mencari tempat duduknya masing-masing. Mada kini sudah duduk bersama Tejo, Aji, Panji, Lutfi dan Wawa.

"Sebentar! Sejak kapan kalian menggunakan kacamata?" Tanya Lutfi

"Hmmmm sejak kemarin, kami sadar kacamata mampu meningkatkan ketampanan kami" jawab Aji sambil tersenyum dan membenarkan kacamatanya

"Dasar aneh!" Balas Lutfi yang diikuti tawa mereka semua

"Oh iya, kenalkan ini Tejo" ujar Mada yang memperkenalkan Tejo dan disambut hangat oleh mereka semua

"Hei Tejo, kulitmu kenapa aneh sekali seperti tidak menempel pada tubuhmu?" Tanya Wawa

"Itu tidak sopan tau!!" Teriak Lutfi sambil menjitak kepala Wawa

"Maaf maaf!" Balas Wawa sambil memegang kepalanya

"Oh gapapa, ini bawaan lahir. Aku juga ga tau ini penyakit apa, tapi tidak terlalu mengganggu walau terasa berat" jawab Tejo

"OIII!! ANAK CACAT!! JADI SEKARANG KAMU BERLINDUNG KE ANAK BARU YA?!! HAHAHA" Teriak seseorang dari jauh yang diikuti tawa mereka semua

"Bukankah itu kejam?" Bisik Panji

Mada & Naga Book 1 : Melintasi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang