43. Sebuah Mimpi (21)

284 37 17
                                    

Kim Jennie dengan raut amarahnya, berlari menembus kerumunan orang yang menundukkan kepala dengan hormat di halaman istana, di ikuti Jimin suaminya dan putranya Park Jihoon yang berjalan cepat menyusul langkah sang putri,

"Ibunda!" pengawal Lee yang terkejut sontak menunduk hormat pada putri bungsu dinasti Kim yang berdiri tepat di ambang pintu kamar ibundanya, Lee Chaerin atau yang juga sering di sapa Ibusuri Kim, menyambut hangat kedatangan putrinya, meskipun ia tahu pasti kedatangan Jennie jelas bukan untuk bermanja pada ibunya,

"Annyeong Gongjumama, kau sudah datang ternyata?, putriku tersayang kau tidak ingin mengucapkan selamat pada eomma?" senyum Ibusuri terlihat menyeramkan sehingga Jihoon rasanya ingin bersembunyi di balik punggung Jimin,

Menyadari kehadiran cucu dan menantunya di belakang Jennie senyum Ibusuri semakin mengerikan, ia perlahan berdiri dari singgasana yang ada di kamarnya, berjalan memeluk Jennie yang masih saja terlihat menggebu-gebu,

"Jennie-yaa, putriku tersayang kau tidak akan pernah mengerti jika eomma melakukan ini demi kebaikan dinasti kita, kau tidak akan pernah bisa menang melawan ibumu sendiri, ingat itu Jennie-yaa"

"Eomma sangat kejam!, memisahkan seorang ibu dari anak-anak nya, dan sekarang eomma ingin membuangnya? Dia adalah menantu eomma, yeoja yang sudah memberikan pewaris untuk dinasti"

"Jihoon, tidakkah kau merindukan saudara sepupumu? Pergi temui dia, ini perintah halmonie" Jihoon patuh memilih pergi dari ruangan beberapa pelayan dengan siaga mengikutinya,

"Annyeong Park, apa kabarmu? Kau masih jadi pengangguran rupanya? " tangan Jimin terkepal, selalu seperti ini jika ia bertemu langsung dengan mertuanya, ia tidak pernah menghargai Jimin,

Ayolah siapa yang membuat Jimin menjadi pengangguran seperti ini, tidak lain dan tidak bukan adalah putra bungsu Kim, atas perintah Ibusuri yang agung, ia harus tersingkir dari posisinya sebagai perdana menteri,

Mana ada penasihat raja se licik Kim Taehyung? Jika bukan kakak istrinya mungkin pria dengan senyum kotaknya itu akan habis ditangan Jimin hari itu juga,

"Ya,, seperti yang Anda lihat ibu mertua, Jennie terlihat kurus kan? Itu karena ia hidup terlunta-lunta tak berdaya di dalam rumah keluarga Park" Ibusuri terlihat murka dengan sarkas tidak sopan dari Jimin, ia beralih ke Jennie yang masih menatapnya penuh amarah, seringai kecil muncul di sudut bibirnya,

"Lee Taeyong,,, bukankah putriku sangat cantik? Sudah berapa lama kau memiliki perasaan untuknya? " glup, bulu kuduk Taeyong berdiri saat Jimin menatapnya setajam elang seolah olah ia adalah mangsanya,

"Jangan membicarakan hal yang tidak ada hubungannya dengan masalah ini eomma, eomma sudah membuat banyak orang terluka, terutama Jin oppa! Eomma tidak pernah merasakan jika mereka berdua saling mencintai, sekarang juga aku akan pergi memberitahu Junmyeon oppa jika Kim Jisoo, yeoja yang ingin ia nikahi adalah istri orang lain! "

"Jika kau berani mengatakannya aku bersumpah akan membuatmu dan lelaki tidak berguna itu bercerai Jennie Kim!"

"Aku Park Jennie, juga bersumpah selamanya tidak akan pernah ku biarkan itu terjadi! " amarah Jennie meninggalkan ruangan pribadi ibunya tanpa melihat ekspresi Lee Taeyong yang terus menatapnya dalam diam dengan tatapan tak terbaca,

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kim Junmyeon dengan panahnya berusaha tetap fokus membidik sasaran buru yang ada tak jauh dari depan matanya, seekor rusa berukuran besar sedang menikmati rumput segar,

Ini adalah hutan tempat para pangeran berlatih,

Slapss,,,,

Baru kali ini Junmyeon merasa kurang puas saat berburu, binatang di hutan wilayah istana ini sangat sangat membosankan, bagaimana tidak mereka sengaja di pelihara untuk menjadi sumber buruan dan sarana pelatihan bagi pangeran Jiandra, tidak alami seperti di hutan dekat istana lama tempat ia tinggal,

"Sangat tidak menantang"

"Kau tidak akan menikahinya Kim Junmyeon!!!" meskipun terdengar suara orang lain di belakangnya tak membuat pangeran Kim peduli, bahkan ia hanya melirik ke arah sumber suara sebentar lalu kembali fokus pada sesuatu yang bisa menjadi target buruan nya,

"Kau tidak mendengarkan ku?"

"Aku mendengarnya,,, " wanita itu mendengus karena Junmyeon masih saja enggan untuk menatapnya, ia memberanikan diri untuk meraih lengan kanan Junmyeon agar beralih wajah pilu nya,

"Aku sudah mempertaruhkan hidupku dengan menikahinya, mengorbankan seluruh waktuku hanya untuk melayani wanita tua itu, mengorbankan harga diriku karena mereka menganggapku tak bisa memiliki anak, menggugurkan setiap bayi yang ku kandung untuk tetap setia padamu, tapi kau? Apa kau berniat untuk menghianatiku? "

"hentikan! , hentikan sikap cemburu mu itu, aku melakukan ini demi siapa? Demi untuk mendapatkan hak ku, putra Kim Seokjin akan menjadi anak tiriku, itu semakin mudah untuk kita menyingkirkan nya! " yeoja itu tersenyum ia bergerak memeluk laki-laki bertubuh tagap di hadapannya, sudah lama tidak bersama membuat mereka saling merindukan,

Junmyeon tidak sebodoh itu untuk menghianati sahabatnya sejak kecil,

Meskipun hanya rasa sebatas sahabat yang Junmyeon rasakan, ia rak akan sejahat itu dengan membuangnya seperti ia membuang keluarga Kim yang lain, bagaimanapun yeoja ini telah berjasa besar untuk perjalanannya sampai tahap ini,

Ingat? Hanya sebatas sahabat karena hati yang sesungguhnya sudah di renggut utuh oleh calon istrinya sendiri, Kim Jisoo, biarlah ia yang akan menghapus air mata Jisoo setelah ia berhasil menyingkirkan putranya, toh juga tidak akan ada orang yang tahu, ia berjanji akan menebus kesalahan itu setelah ia menjadi raja nanti,

Memberinya gelar tertinggi dan ibu bagi putra mereka sendiri,

Ia beralih menatap yeoja dipelukan nya, sungguh ia juga tak akan  melupakan gadis ini, yang akan selalu menjadi teman dan sahabatnya, semoga,,, semoga ia dapat mengerti,,



'Maafkan aku, Kim Sowon'




𝙍𝙚𝙞𝙣𝙠𝙖𝙧𝙣𝙖𝙨𝙞 𝓦𝓲𝓽𝓱 𝓑𝓵𝓪𝓬𝓴𝓫𝓪𝓷𝓰𝓽𝓪𝓷 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang