Lelah, itu yang di rasakan Jennie saat ini, menghabiskan 3 jam perjalanan membosankan dengan lelaki bermarga Park di sampingnya, sejak tadi lelaki itu hanya diam dan fokus membawa mobil di jalanan yang asing bagi Jennie,
Sekarang disinilah mobil hitam milik Jimin, sebuah kota mati dan mencekam, angin berhembus kencang saat kaki kanannya menginjak rerumputan hijau juga ranting-ranting kering,
Tidak ada siapapun disana Jennie yakin itu, hanya ada dia dan Jimin yang terus menggenggam erat tangannya,
"Ini dimana? Kau tidak berniat untuk mencelakaiku kan? " Sekelebat bayangan aneh melintas seketika saat Jimin menarik tangannya ke depan sebuah bangunan besar yang lebih terlihat seperti istana, bunga bunga mekar di halaman aroma tanah basah dan beberapa burung berterbangan dengan kicauannya,
di depan sana halaman yang luas, Jennie tersenyum seolah tempat itu telah menciptakan kenyamanan dalam hatinya, bahkan tanpa sadar ia berjalan meninggalkan Jimin di belakang,
"Park Jennie,,"
"Jangan sembarangan mengganti marga ku"
Jimin tertawa kecil, meraih tangan Jennie dan mengajaknya masuk lebih dalam ke halaman istana yang luas itu,
'Hidup Gongju mama'
Air mata Jennie tak terbendung lagi, ia berputar mencari siapa orang yang baru saja berteriak, tak ada siapapun di sana, sekali lagi hanya dia dan Jimin
sedikit, ingatannya telah kembali, ia dan Jimin pernah melakukan pernikahan di halaman istana ini, samar samar bayangan Jimin yang menaiki kereta kuda dan ia duduk disampingnya terlihat semakin jelas,
ia bahkan mendongak ketakutan dan ragu dengan apa yang ia lihat namun di atas balkon utama istana ini Jennie dapat melihat ayah, ibu dan ketiga saudaranya, Kim Namjoon, Kim Seokjin, dan Kim Taehyung,
"Oppa" gumam Jennie sendu,
"Jimin-an aku,,aku ingat"
"Marahlah padaku chagi,, "
"Untuk apa? Aku tidak akan marah padamu karena kau selalu mengacuhkanku dulu " Jimin terkejut saat Jennie memeluknya erat dan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Jimin menghirup aroma mint dari sana,
"Kau adalah suamiku di kehidupan dulu, aku ingat itu"
"Lalu apa lagi Jen?"
Jennie menggeleng dalam pelukan Jimin, lalu mendongak agar tatapan mereka bertemu,
"Hanya itu, tapi aku yakin ingatanku akan kembali secara bertahap" Jimin tersenyum dan mencium kening Jennie penuh sayang,
"Jangan di paksa, aku tak ingin kau sakit"
"Jimin-ah, sejak kapan ingatanmu kembali? "
"Tadi malam saat aku tidur"
"Apakah ingatan mereka juga sudah kembali?"
"Aku rasa, belum"
"Kau pasti merindukan Rose, sama seperti aku merindukan ketiga oppaku"
"Yang penting kita masih bisa melihat mereka"
"Jimin-ah, kau ingat bintang jatuh pada saat pajamas party?" Tanya Jennie lagi jimin mengangguk,
"Ya, itu adalah bintang Reinkarnasi, chagiya, bintang itu yang mengirimkan ingatan kita melalui mimpi"
"Aku berharap kita tak akan terpisahkan lagi, oppa"
"Aku juga berharap demikian,,,,kau mau jalan-jalan dengan suamimu chagi?" Jennie mengangguk antusias, menarik tangan Jimin untuk mengikutinya,
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙍𝙚𝙞𝙣𝙠𝙖𝙧𝙣𝙖𝙨𝙞 𝓦𝓲𝓽𝓱 𝓑𝓵𝓪𝓬𝓴𝓫𝓪𝓷𝓰𝓽𝓪𝓷
FanfictionHal hal yang di hindari ternyata adalah sebagian dari masa lalu "Jangan pergi Jisoo, kau bilang, kau adalah bayanganku, bayangan tidak akan pernah pergi kan? " "Apa yang dapat memisahkan bayangan dari objek nya? Kegelapan , Yang mulia,,, dan kau tel...