Lisa berjalan perlahan mendekati ranjang Rose, selama hampir 1 minggu lamanya sahabat dekatnya itu belum juga menunjukkan tanda-tanda akan bangun,
Jika kalian berpikir kondisi Rose parah, kalian salah!,
Entah,,, dokter sendiri juga tidak mengerti hal apa yang membuat Rose tertidur cukup lama meskipun kondisinya terpantau sangat amat baik baik saja,
"Lisa, kau sudah datang rupanya,,, " Jisoo menyapanya lirih, takut-takut membangunkan Jennie yang baru saja terlelap di sofa tunggu,
"Eonni, bagaimana keadaan Rose? " Lisa canggung, dia merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Rose, mengingat bagaimana NamJoon membentak nya dan melarangnya bertemu dengan Rose membuat ia semakin merasa bersalah,
Beruntung Jisoo dan Jennie membelanya, siapa yang tak terkejut bila masa lalu yang kita anggap mimpi itu ternyata adalah sebuah fakta,
Kepalanya pusing memikirkan hal ini selama beberapa malam, hingga dia tidak bisa tidur,
"Kakak ipar,,, emm maksudku eonni, Lisa sudah datang? " tanya Jennie sembari mengerjabkan matanya,
"Ya aku disini eonni,, "
"Kau sudah makan? " Lisa mengangguk lalu mengambil tempat di sisi Jennie, Jisoo tadi menghubunginya agar datang, tak peduli jika nanti bertemu NamJoon yang masih saja bersikap dingin padanya, mereka bertiga sebagai sahabat Rose harus ada di saat gadis itu membuka mata,
"Jungkook masih mengejarmu? " Lisa mengangguk lagi, ia bahkan harus seharian mengurung diri di dalam rumah agar tidak bertemu Jungkook,
"Tadi aku melihat Jin ssi di depan rumah sakit, mungkin dia menunggu mu eonni"
Jisoo tahu, dia tau benar Seokjin menunggu disini bersama Yoongi entah dari kapan, hanya saja dia tidak berani berbicara pada Jennie takut takut Jennie akan mengusir kedua namja itu,
Bukan karena dia peduli,,, Jisoo hanya tidak mau ada keributan di tempat ini,
Sibuk tenggelam dalam pemikiran masing-masing, mereka bertiga tidak menyadari seseorang yang terbaring di ranjang sudah membuka matanya,
Dengan tatapan kosong mengarah ke plafon putih
"Tidak peduli kan? Kau tidak peduli kepada siapa aku mencintai, kau hanya memikirkan ambisimu, kau dan kakakmu selalu berambisi, kakakmu tidak bisa jadi panglima maka dari itu ayahmu menjadikan aku menantu agar jabatan itu selalu di dapatkan oleh keluargamu kan?"
"Apa kau tau, kau orang jahat yang sudah memisahkan aku dan Seunghwan"
Suara nafas tak beraturan begitu keras mengejutkan mereka bertiga, sontak berlari menuju ranjang guna memeriksa keadaan Rose yang masih terus menatap ke atas dengan nafas yang tersengal-sengal
"Rose tenanglah kau kenapa? " teriak Jennie panik sementara Lisa sudah berinisiatif untuk lari guna memanggil dokter,
Melihat Lisa berlari dan berteriak memanggil dokter, Yoongi merasa sesuatu hal telah terjadi di dalam ruangan tempat dimana pujaan hatinya dirawat,
Brak,,,
Yoongi bergerak panik ke sisi ranjang meskipun Jennie berusaha menghalangi nya, sementara Seokjin yang mengerti keadaan Yoongi berusaha membawa Jennie adiknya keluar ruangan,
"Lepaskan aku oppa!! "
"Diam! "
Pernah menjabat sebagai raja membuat sifat tegas Seokjin tidak dapat di ragukan lagi, hingga itu membuat orang lain yang mendengarnya merasa sungkan dan patuh,
"Rose,,," NamJoon datang dengan berlari, nafasnya tak beraturan setelah mendengar kabar dari Lisa,
Dokter tengah memeriksanya, selang oksigen di pasang untuk mengurangi sesak yang di alami,
Setelahnya mereka tak tahu apa yang terjadi, karena dokter memerintahkan mereka untuk keluar,
"Jika dia terluka sedikit saja aku akan menghabisi mu! "
"Kau terlalu perhatian pada istri orang lain, pangeran"
"Ini adalah masa depan, dia bukan milik siapapun! "
"Tapi kita semua terhubung oleh masalalu"
"Berhenti! " Jisoo melerai, dia berdiri setelah menghentikan kepanikan Lisa,
"Jika aku dengar kalian masih terus saja, aku akan memanggil security untuk mengusir kalian berdua! " Yoongi mengalah, dia kembali ke depan pintu, tempat favorit dimana ia dapat melihat Rose dari kaca,
"Kau kuat chagi,,, " gumamnya menyemangati diri sendiri.
🍁🍁🍁🍁🍁
"Oppa lepaskan! " Seokjin masih saja menyeret Jennie hingga ke parkir basement,
"Oppa! " Jennie mengeluh sakit di pergelangan tangannya, dan itu membuat Seokjin sedikit merasa bersalah,
"Kalau kau menurut pada oppa mu, kau tidak akan terluka Jennie! "
"Oppa yang tidak mengerti! Aku berusaha melindungi Rose! "
"Kau ingin melindunginya dari apa? Dari ingatan nya? NamJoon saja tidak bisa melindungi mu dari ingatan burukmu itu! "
"Kau benar, semua pria jahat! "
"Jennie, Kita memang tidak memiliki hubungan darah di kehidupan saat ini, tapi aku tetap akan menganggap kau, NamJoon dan Taehyung keluarga ku, kalian adik adik ku, meskipun saat ini kita lahir dari rahim ibu yang berbeda, tapi kenyataan tetap kenyataan, masalalu nyata adanya, kita berempat bersaudara, aku lalai dari tanggungjawab ku sebagai kakak dulu, sekarang biarkan aku memperbaikinya"
Jennie tersenyum haru dan berhamburan ke pelukan Seokjin, dulu mereka sempat jauh karena di sibukkan oleh urusan pribadi masing masing namun saat ini Seokjin pastikan semua akan berubah,
"Kita pulang, Jimin sebentar lagi akan datang, dia baru saja menghubungi ku, aku masih tidak rela kau bertemu dengannya"
"Hmm baiklah aku akan mengirimkan pesan pada Jisoo eonni" mendengar nama Jisoo disebut, pergerakan Seokjin yang semula biasa saja berubah menjadi kaku,
Pria berpundak lebar itu ingat tujuannya kesini untuk apa, tapi ia akan menahannya sedikit lagi, sebelum ia mencari kesempatan untuk berbicara pada Jisoo, ia tidak boleh terburu-buru,
"Baiklah ayo"
"Jennie"
Jantung Jennie mencelos, kaki nya bergetar ketakutan enggan untuk berbalik menatap seseorang yang memanggilnya,
"Kau sebaiknya cepat pergi temui Rose Jim, dia sedang tidak baik baik saja" ucap Jin mengalihkan, dan benar saja hal itu membuat Jimin pergi dengan terburu-buru,
Seokjin tidak membenci Jimin, ia hanya belum siap menghadapi reaksi Jennie seperti apa jika dipaksa, sebaiknya mereka semua menunggu waktu yang tepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙍𝙚𝙞𝙣𝙠𝙖𝙧𝙣𝙖𝙨𝙞 𝓦𝓲𝓽𝓱 𝓑𝓵𝓪𝓬𝓴𝓫𝓪𝓷𝓰𝓽𝓪𝓷
FanfictionHal hal yang di hindari ternyata adalah sebagian dari masa lalu "Jangan pergi Jisoo, kau bilang, kau adalah bayanganku, bayangan tidak akan pernah pergi kan? " "Apa yang dapat memisahkan bayangan dari objek nya? Kegelapan , Yang mulia,,, dan kau tel...