16. Badai

409 43 2
                                    

Hujan deras mengguyur hampir seluruh kota, sedikit mengecewakan karena pagi tadi cuaca begitu cerah, namun belum tepat siang hari saja mendung sudah menurunkan hujannya, namun hal ini tak mampu membatalkan pertemuan sepasang kekasih di sebuah restoran Jepang yang letaknya tak jauh dari kampus,

terlihat mereka tengah membicarakan hal yang serius,

"Kau setuju yaa?, aku akan mengundang mereka dan kita akan menginap" ucap yeoja penuh semangat,

"tidak Sowon, kau lihat beberapa hari ini cuaca sedang tidak bersahabat, mana mungkin berpesta di rooftop rumah Bangtan"

"Kalau begitu di dalam rumah saja jika hujan, itu bukan masalah" usulnya lagi tapi Seokjin tetap menggeleng,

"Yoongi tak akan setuju, dia tidak suka berisik apalagi jika rumah berantakan aku yang akan lelah sendiri nanti" Yeoja yang di maksud hanya mendesah kecewa saat keinginannya tidak terpenuhi ,

sudah beberapa hari ia tak bertemu kekasihnya, namun pertemuan yang ia dambakan itu tak memenuhi ekspektasi, lihat saja kondisi sang namjachingu , lesu, tak punya semangat, kantung mata hitam, dan rambut yang beberapa kali ia jambak sendiri,

"Ada apa denganmu Seokjin? Kau tidak terlihat senang bertemu denganku" Seokjin memandang wajah sebal sang kekasih, lagi dan lagi pertengkaran terjadi,

tapi kali ini Sowon benar, tidak ada yeoja yang mau di abaikan saat sedang berkencan, tapi pikiran Seokjin juga sedang tak karuan rasa stress yang ada semakin memuncak, apa mungkin benar pesta dapat mengurangi rasa stressnya?,

"Baiklah, aku akan mempersiapkan semuanya, kau bisa panggil Bangtan girls , tapi ingat kecuali Wendy, dia dan Yoongi sudah berakhir" Sowon mengangguk dan tersenyum puas berbeda dengan Jin yang saat ini tengah berusaha menampilkan fake smile terbaiknya, jika boleh jujur kondisi mental ia dan teman-temannya jauh dari kata baik, pagi ini saja maknaenya sudah berteriak frustasi karena harus mendapatkan mimpi yang bersambung setiap malamnya,

"Baiklah ayo Jinie kita harus pergi membeli perlengkapan pestaaaaa" Seokjin mengusap puncak kepala kekasihnya yang terlihat begitu bahagia,

"habiskan dulu makananmu chagiya" Untuk saat ini yang terpenting adalah 'tidak bertengkar dengan Sowon'

.
.
.
.
.
.
.
.

Jeder

kilat menyambar sebuah pohon di halaman kampus, beberapa mahasiswa bahkan ter lonjak kaget dengan kerasnya suara yang di timbulkan, bahkan dahan pohonnya saja sampai patah dan menimpa lampu taman,

"Astaga, hampir saja jantungku terlepas dari tempatnya" Jennie memegang dadanya dengan tangan yang gemeter dan tubuh berkeringat dingin, berlebihan? tentu saja bukan, sedikit informasi Jennie ini memiliki trauma dengan suara suara yang mengagetkan,

"dimana Jisoo eonni lama sekali, kita harus segera pulang, cuaca semakin buruk, dan Lisa sendirian di rumah" ucap Rose, bibirnya mulai menggigil kedinginan, dan sialnya mereka tidak membawa jaket mengingat tadi pagi cuaca terlihat sangat cerah,

Kekhawatiran mulai terlihat dari raut wajahnya, hari ini Lisa juga tidak datang ke kampus , tadi pagi Jisoo mendapati maknaenya tengah meringkuk dengan tubuh yang menggigil, demamnya juga cukup tinggi jadi dia harus beristirahat untuk saat ini, tidak ada ocehan atau kekonyolan dari sang maknae hari ini seperti ada yang kurang,

"apakah kelasnya belum selesai?, brrrr,,,aku sebentar lagi membeku"

"entahlah, perutku mulai lapar aku ingin pulang dan makan yukgaejang yang banyak" bola mata Jennie melotot sempurna, baru sekitar 1 jam yang lalu mereka berdua keluar dari kantin fakultas setelah menyantap kimchi soup, tapi adiknya ini sudah mengeluh kelaparan lagi,

"huft,,coba kau telpon dia, ponsel ku kehabisan daya" usul Jennie, ia sudah mulai frustasi dengan rasa dingin yang kian menusuk tulang,

"saat sedang kilat seperti ini tidak boleh menggunakan ponsel" benar juga apa yang dikatakan Rose, tak ingin mengambil resiko Jennie memilih diam sambil terus mencari kehangatan dengan cara menggosok gosok kedua telapak tangannya,

dari kejauhan terlihat Jisoo tengah berjalan hati-hati menyusuri koridor dengan cengiran khas, nampak juga Irene dan Sinbi di belakang yang berjalan tak kalah pelan, lantai koridor basah dan licin bisa gawat kalau sampai tergelincir,

"Mianhae, kalian sudah menunggu lama?"

"sangat lama eon,, jari jariku sampai mati rasa karena kedinginan"

"Aigo jenn,,, bahkan rambutmu sampai ber uban saking lamanya menunggu" yang lain tertawa pecah kecuali Jennie tentunya yeoja bermata kucing itu hanya mendengus sebal,

Irene menyebalkan, apa dia tak tau fashion? rambut Jennie bahkan menjadi trendsentter di kampusnya, rambut hitam yang tidak terlalu panjang dan warna putih didepan,

"Yaa, Bae Irene awas saja kau" Irene hanya tertawa dan menjulurkan lidah agar Jennie semakin kesal,

"sudahlah, ayo pulang, eh iya aku lupa, Irene dan Sinbi akan ikut, mereka mau menjenguk Lisa" Ucap Jisoo di sela-sela obrolan mereka berjalan menuju basement tempat dimana mobil mereka terparkir,

"Iya, aku dengar Lisa sakit,, " Rose mengangguk dengan pertanyaan Sinbi, Sinbi adalah teman terdekat Lisa di Fakultas arkeologi jadi jangan tanya mengapa mereka sangat dekat, karakter Sinbi yang supel membuat ia mudah dekat dengan anak-anak blackpink lainnya,

"Boneka unicorn kesayangannya hilang, Lisa kan tidak bisa tidur tanpa bonekanya, mungkin karena itu juga dia jadi sakit"

Jisoo juga heran kemana perginya boneka unicorn warna pink milik Lisa, jika Lisa hanya lupa menaruhnya, boneka itu pasti ada di rumah tapi nyatanya walaupun mereka sudah mencari sampai ke tempat-tempat yang tidak mungkin dalam rumahnya boneka itu tetap tidak ketemu, entah kemana terbangnya unicorn itu,

"Lisa bilang terakhir dia menaruhnya di kamar Rose"

"Kalian sudah mencarinya di kamar Rose? " Jennie mengangguk kecil menanggapi pertanyaan Irene,

"Tapi tidak ketemu"

"tunggu dulu, kalian ingat kelinci gila dan balok es yang kemarin MENUMPANG di kamar mandi milik Rose? " Rose dan Jisoo diam, mereka sedang mencerna maksud dari Jennie, sedangkan Irene dan Sinbi tak paham dengan apa yang dimaksud Jennie, bahkan saking hebohnya Jennie sampai berhenti jalan dan berbalik menatap Rose dan Jisoo yang berjalan di belakangnya,

"huft mulai lagi negatif thinking"

"Bukan begitu, tapi kalau terbukti Jungkook yang mengambil bonekanya, akan ku cabut gigi kelincinya itu" tanpa mereka sadari seseorang tengah menahan diri untuk tidak berteriak mendengar ucapan Jennie, ia harus jujur jika ucapan Jennie langsung membuatnya merinding,

"Jungkook,,,kau benar-benar harus melindungi gigimu" batin Namjoon yang masih enggan menampakkan hidungnya.

𝙍𝙚𝙞𝙣𝙠𝙖𝙧𝙣𝙖𝙨𝙞 𝓦𝓲𝓽𝓱 𝓑𝓵𝓪𝓬𝓴𝓫𝓪𝓷𝓰𝓽𝓪𝓷 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang