08 jajangmyeon

466 44 0
                                    

Aroma kuah merah pedas menggelitik penciuman melalui kepulan asap putih yang berjalan di atas nampan yang di sajikan pramusaji,

Roseanne park, gadis pecinta makanan nampak begitu rakus memandang cantiknya hiasan tomat yang membuat perutnya semakin lapar,

"S'lamat makan rose"
Ucapnya pada diri sendiri bersiap menyambut rasa pedas dalam lidahnya, sebenarnya sejak sedari tadi telinganya sudah mendengar percakapan sepasang kekasih yang tengah berseteru, bahkan sampai terdengar isakan tangis dari seorang yeoja, percayalah, rose tidak pernah peduli, hingga akhirnya sang pemeran utama wanita pun pergi meninggalkan kedai dengan langkah cepat dan air mata yang berurai,

"Sudah berakhir wendy-aah? Semoga bahagia chagiya..." gumam namja yang masih menatap nanar pintu yang baru saja di lewati oleh mantan kekasihnya,

"Uhuk..uhuk..uhuk" baru satu seruputan rose sudah di buat ingin muntah dengan kalimat menjijikkan baginya,

"cih..menggelikan sekali" mata hitam suga beralih menatap yeoja yang tengah duduk dengan posisi membelakangi nya, di lihat dari warna rambutnya yang menurut suga sangat mencolok, pria berkulit pucat itu sudah tau pasti identitas yeoja yang saat ini tercatat sebagai orang yang paling suga hindari khususnya untuk hari ini,

"Menggelikan?, ucapanmu sama seperti ucapan yeoja yang kurang kasih sayang, ah benar juga ya? tidak akan ada yang mau menjadikan kau kekasih" tawa suga renyah hingga menampilkan gusi bersih nya,

"Temanmu si gigi kelinci pernah mengirim surat cinta padaku jika kau lupa" jawab rose kelewat santai, Suga diam bagaimana bisa ia melupakan momen rose menolak jungkook secara terus terang di hadapan teman sekelas mereka, hingga saat ini menimbulkan dendam tersendiri bagi jungkook,

"Ya..ya..ya, setidaknya jungkook sudah melupakan cintanya padamu, jangan lupakan! dia bahkan sudah punya pacar yang juga lebih cantik dari dirimu" Lagi pria min terkekeh puas,

"Aku tidak terkejut tuan Min, hanya saja tolong beritahu maknae mu, jangan diam-diam mengawasi aktivitas ku di malam hari dengan menggunakan teropong, itu tidak sopan apalagi aku sering tidur dengan keadaan half naked" Ucap rose sambil mengerling genit, sedikit menggigit bibir dengan senyum 'eerr seksi'

sedangkan yang ada di pikir suga saat ini hanyalah mata itu, oh ya Tuhan apa yang baru saja yang ia lihat? bagaimana bisa?, apa rose memiliki kepribadian ganda? Kadang marah, kadang cuek menyebalkan dan sekarang seolah dia yang paling seksi, ayolah suga adalah laki-laki normal jangan dulu berpikir ia pria plin plan,

Setelah berhasil mengalihkan pandangannya suga bergegas berjalan keluar kedai dengan rona wajah yang semu sambil tangannya memegang erat dadanya, barang kali saja tingkah rose yang random berdampak besar bagi hatinya yang baru saja patah!

.
.
.
.
.
.
.

"Jadi kau menyukai makhluk sepertinya?" Jennie sedikit berteriak membuat ramai pejalan kaki menatap aneh pada keduanya, saat ini mereka berdua sedang berjalan santai menuju tempat dimana rose berada, mereka memang tidak sengaja bertemu di bawah tower yang biasa di gunakan untuk memberikan informasi pada para pengunjung tempat ini dan memutuskan untuk eksplor tempat ini bersama,

"Ya! Jennie-ah kau membuat kita menjadi bahan tontonan" Jennie menutup mulutnya sadar kelepasan, namun tidak melepas sedikitpun rasa terkejutnya,

"Bagaimana bisa? dia sangat menyebalkan, angkuh, dan playboy, aku bahkan sudah lelah menjadi tetangganya" Rahangnya mengeras tegas sudah lama ia menyimpan dendam ini,

memang benar yang di katakan jennie, namun tetap saja mata indah yeoja itu memancarkan perasaan lain, perasaan bahagia, meski statusnya menjadi secret admirer seorang namja berparas rupawan belum tentu akan segera berakhir bisa saja selamanya,

"Jennie-yaa kau hanya tak tau bagaimana dia terlihat sangat tampan saat beraksi dengan camera, jika kau melihatnya secara langsung kau akan sama sepertiku"
Yeoja cantik dengan kacamata bulat besar berhasil membuat Jennie hampir memuntahkan makan siangnya oh tolonglah,

"Irene, aku paham sekali kau memang yeoja yang tergolong pendiam tak mudah bagimu untuk jatuh hati, tapi aku berdoa semoga kau cepat sadar, walau penampilanmu sangat kuno dan sangatlah berbanding terbalik dari Chou Tzuyu pacar namja itu yeoja yang masih kecil saja sudah jadi primadona kampus, kau tetaplah yeoja yang cantik, setidaknya itu yang rose dan lisa katakan padaku"
Terdengar dengusan dari yeoja itu, jennie tertawa sampai sesuatu menarik pipinya baru tawanya berhenti,

"Ya! Bagaimana bisa aku bersahabat dengan kalian, mengapa kau menyebut nama junior kita yang sialnya begitu di cinta Taehyungie" gerutunya terdengar memilukan,

"Hm, aku akan menjadi pendukungmu Irene, tapi jika kau lelah berhentilah dan cari jalan lain, selalu buka matamu agar kau dapat melihat mana yang menunggu dan mana yang meninggalkan" Irene berhenti sejenak untuk mencerna ucapan jennie,

"Jendukie, kata-kata mu membuat aku teringat pada seseorang" Alis jennie menukik

"Bogum,, dia selalu ada bersamaku, menemaniku berlari mengejar Taehyung" Jennie merangkul pundak Irene yang memiliki tinggi hampir sama dengannya, memberi ungkapan bahwa inilah yang ia maksud, sudah gemas rupanya memiliki sahabat yang tingkat kepekaan nya hanya 30%,

"Jangan terlalu di fikirkan,, ayo kita susul rose sebelum dia menghabiskan seluruh jajangmyeon disana"

.
.
.
.
.
.
.
.

Seharusnya jisoo tidak meninggalkan buku catatan di loker kampusnya, aman memang tapi membuat sifatnya yang pelupa menimbulkan kekacauan yang di buat sendiri, hari ini ia sedang dalam masa 'ingin menyendiri' namun me time yang ia harapkan dibuat terusik dengan adanya namja yang tengah menunggu nya selesai berdandan di luar sana,

"Maaf lama" Cicit jisoo sambil memakai flat shoes peach pada kaki mungilnya, sedangkan si namja hanya mengangguk dan tersenyum sangat manis,

Hari ini ia ada janji untuk menemani suho mendatangi pameran sains yang menjadi ajang menimba ilmu pengetahuan oleh anak fakultasnya, niat hati ingin membatalkan menyampaikan beberapa alasan namun urung ia lakukan,

Jisoo adalah yeoja yang baik, tidak suka melihat orang lain kecewa karena nya meski dia sendiri selalu saja di buat kecewa,

mengecewakan namja sebaik suho? mengingat namja paling kaya di kampus itu selalu baik pada dirinya dan juga ketiga sahabatnya seperti sebuah kejahatan besar bagi jisoo,

"Annyeong sunbae" Sapa kedua sahabatnya yang baru saja kembali dari pekan raya, sebenarnya ia ingin ikut tadi namun sekali lagi janjinya pada Suho,

"eonni ini jajangmyeon milikmu bagaimana?" Jisoo menggeleng dan berkata bahwa ia tidak lapar,

"eonni biarkan aku yang memakan jatahmu" Jennie menggerutu pada rose, padahal yeoja berkepala maroon ini sudah makan sangat banyak, sikunya bergerak menuju lengan rose memberi maksud untuk tidak membuat jisoo malu di depan suho dengan tingkahnya,

"haha jennie-ah jangan marahi rose,, dan rose, kau boleh memakan jatah jisoo, dia akan makan bersamaku, aku juga akan membawa makan malam untuk kalian bertiga"

"Aigoo sunbae!, cepatlah menikah dengan eonni-ku dan angkat aku menjadi anakmu" Guratan merah menjalar hingga telinga jisoo, ini semua gara-gara yeoja yang saat ini berjalan menuju halaman rumah dengan rambut ombre yang mekar ke atas, sebut saja dia lisa baru bangun dari tidur siangnya, membuat jisoo ingin segera menenggelamkan lisa ke palung Mariana,

"baiklah lisa!, aku akan melamar eonni mu, segera setelah kami lulus" Jisoo blushing

"Ommo sunbae,,,nomou kiyowooo"

"Op..oppa ayo berangkat" Cicit jisoo merasa tak punya muka lagi

𝙍𝙚𝙞𝙣𝙠𝙖𝙧𝙣𝙖𝙨𝙞 𝓦𝓲𝓽𝓱 𝓑𝓵𝓪𝓬𝓴𝓫𝓪𝓷𝓰𝓽𝓪𝓷 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang