"Sinbibi!!!" teriak Lisa dengan mulut penuh roti, ia berlari ke arah pameran di museum artefak kuno dengan membawa segenggam roti bawang di tangan nya, sialan! gara-gara insomnia ia terlambat bangun untuk menghadiri pameran penting yang akan menjadi sumber materi untuk skripsinya nanti,
"hati-hati poni , kau bisa di tangkap scurity karena berlari di antara benda benda penting ini!"
"hwehwe mwaaf"
"ewh, telan dulu makanan mu !, kalau bisa simpan saja juga boleh, tidak boleh mbawa makanan disini, kau mau scurity menghusirmu ?"
"ya ya ya, dasar cerewet!"
"hehe, baiklah ayo kita kejar rombongan nya" Lisa dan Sinbi berjalan bersama mengejar rombongan dengan museum guide yang masih betah menjelaskan detil detil sejarah dari benda satu ke benda lain,
"pedang ini milik salah satu prajurit yang di temukan tak jauh dari sana" Jelas pemandu museum , sentara hanya itu yang Lisa dengar, ia ketinggalan cukup jauh penjelasannya,
"dan ini adalah lukisan Menara kokoh dinasti Bae"
Deg,,,
Lisa dan Sinbi seketika menahan nafasnya, jadi ruangan ini berisi peninggalan dinasti Bae??
"aku dengar menara itu tempat persembunyian putri Joohyun bersama putranya" ujar salah satu rombongan tour, yang juga berasal dari kampus yang sama dengan Lisa dan Sinbi,
"benar, putri Joohyun bersembunyi di menara bersama putranya untuk menghindari suaminya, pangeran bungsu Kim, tapi sampai sekarang tidak tahu apa sebabnya" jelas guide yang semakin membuat Lisa dan Sinbi tak bisa bersuara , bahkan kaki Lisa mendadak lemas, tubuhnya hampir terjatuh jika saja Sinbi tidak segera menangkap nya,
"Lisayaa, lebih baik kita pergi saja ya"
"ada sumber yang mengatakan jika pangeran bungsu menyukai gadis dari kalangan bawah, itulah sebabnya putri Joohyun menghindari suaminya"
"aneh sekali jika dipikir, kenapa pangeran bungsu justru jatuh cinta pada rakyat biasa , di bandingkan dengan kecantikan putri Joohyun yang drajatnya juga setara dengan nya"
"hey,, itu kan hanya rumor, belum terbukti kebenaran nya" ujar seseoramg menimpali , secara tiba tiba ,
rombongan mulai melanjutkan perjalanan ke ruangan lain, sementara Lisa dan Sinbi memilih pergi, mencari tempat untuk menengankan diri,
"ambilah, satu orang satu ya! kalau kurang kalian bisa beli lagi sendiri"
buaghh,,,,
"kau!! tidak sopan menendang kaki orang yang lebih tua dari mu!" Lisa menangis, sembari menikmati 1 cone ice cream vanila dari pria di depan nya, sementara Sinbi malah sudah menghabiskan setengahnya, dia haus dan ini adalah rezeki,
"pelit, hanya vanila biasa tidak ada toping apapun "
"sudahlah jika tidak mau kembalikan saja" Lisa menatap kesal tangan yang mencoba merebut ice cream miliknya,
"kau akan tumbuh jerawat gara gara mengambil makanan yang sudah kau berikan!"
"sudahlah jangan menangis, ice cream itu pasti berubah asin karena tercampur dengan air matamu"
"ewh" Sinbi melotot, nafsu makan nya hilang seketika, dia adalah si gadis pembersih yang anti dengan hal hal jorok, tapi aneh nya dia berteman dengan Lisa dan Rose yang tak kalah jorok,
"Sinbi-ah, kau pulanglah aku ada urusan dengan orang ini" Sinbi mengangguk lagi, dia meraih tas punggung nya lalu berpamitan pada Lisa
*****
"ada urusan apa kau disini? mengikuti aku atau mengikuti Sinbi?" tanya nya dengan nada teramat ketus, ia sudah berhenti menangis, setidaknya dia harus tahu tempat dimana dia sekarang ini, banyak orang yang mungkin bisa saja mengoloknya karena menangis,
"Lisa , kau adik ku sudah sewajarnya aku peduli padamu"
"omong kosong! aku ini orang Thailand!, jadi aku tidak mungkin adikmu , berhenti membicarakan mimpi yang mengada ada itu, itu hanya karangan imajinasi bersama"
"akey, lalu kenapa kau menangis melihat lukisan tadi?, apa itu juga bagian dari karangan imajinasi mu? atau mimpimu? jika iya , aku harap kau bangun sekarang, atau kau perlu aku membangunkanmu?"
"awawaw lepaskan kau pikir tidak sakit apa?" kesal nya sembari melepaskan cubitan keras Hoseok di pipi nya,
"takdir membawamu ke korea kemungkinan untuk ini Lalisa, aku yakin 100% hatimu menyadarinya tapi ego mu terlalu besar untukengakui, bahwa ini semua nyata"
"kau bicara lagi aku akan pergi"
"Jeon Goeun"
Deg,
Goeun? nama yang membuatnya seketika rapuh, naluri seorang ibu yamg merindukan anaknya, bahkan ketika nama anaknya disebut pun hatinya sudah merasa berdebar,
"kau menangis saat aku menyebut nama Goeun, berarti gadis kecil itu tidak nyata juga? hanya khyalan bodoh ku saja kah?"
"aku merasa memiliki keponakan perempuan bernama Goeun, dia suka mengompol, mencuri bery, dan bolos sekolah, dia benar benar anak nakal!"
"Anakku tidak nakal!" pancingan Hoseok berhasil hingga membuat Lisa menyerah berpura pura tak mengingat apapun,
"Goeun, hanya penasaran siapa ayahnya, dia sengaja membuat aku marah agar aku kelepasan menyebutkan nama ayahnya" gumam lisa di sertai air mata yang mulai turun,
ia ingat , masa itu sungguh sulit, ia kehilangan sahabat dan kakak iparnya, bahkan suami dan kakak nya sendiri berhianat, tak ada lagi orang yang dapat ia percaya, hanya Goeun,
"kau tidak perlu lagi berpura-pura menjadi orang lain Lisa, kau tetap Lalisa Jung, ibu Goeun"
"aku tau ini sudah bukan urusan mu lagi, tapi ini menyangkut hidup seseorang,,,"
"apa maksudnya?" tanya Lisa penasaran,
"Bisakah kau mengjenguk Jungkook sekali saja? aku rasa dia sakit karena kau, atau mungkin tersiksa rasa bersalahnya, dia bahkan seperti orang stres bertemu orang lain, dia langsung lari" sejujurnya tak menampik fakta Lisa merasa cemas dengan kondisi pria itu, ia sudah mendengar selentingan kabar di rumah jika Jungkook sakit , cenderung ke penyakit psikis, tapi jika bicara tentang psikis justru ia harus mengkhawatirkan dirinya sendiri,
apa yang harus ia katakan dan hal apa yang mau dibicarakan dengan jungkook sementara kisah mereka sudah berakhir sangat lama,
"aku tidak bisa, aku harus pergi"

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙍𝙚𝙞𝙣𝙠𝙖𝙧𝙣𝙖𝙨𝙞 𝓦𝓲𝓽𝓱 𝓑𝓵𝓪𝓬𝓴𝓫𝓪𝓷𝓰𝓽𝓪𝓷
FanficHal hal yang di hindari ternyata adalah sebagian dari masa lalu "Jangan pergi Jisoo, kau bilang, kau adalah bayanganku, bayangan tidak akan pernah pergi kan? " "Apa yang dapat memisahkan bayangan dari objek nya? Kegelapan , Yang mulia,,, dan kau tel...