25. Sebuah mimpi 11

397 36 17
                                    

Kasih tau kalo menemukan typo, aku ngetik pake Autocorrect😁,

Selamat datang para pembaca setia pindahan dari Noveltoon 🎉

Keluar dari menara gelap di sudut istana bukan berarti hidup Jisoo mulai bersinar,

ya walaupun setitik cahaya yang timbul telah membuatnya merasa beruntung, tetap saja, di sini dia hanyalah bayangan yang meskipun selalu ada tapi keberadaannya tetap tak
dianggap, ibu suri memberikannya pekerjaan sebagai penjaga perpustakaan , seperti saat ini,

tangan putih Jisoo tampak lihai membersihkan debu debu dengan sepotong kain,

"Kau tidak lelah eonni?" Jisoo berbalik mendapati putrinya dalam gendongan Kim Joohyun, atau dalam dinasti Bae lebih sering dipanggil Irene, putri cantik yang memiliki senyum menenangkan, setidaknya hanya dia yang mau menjadi teman Jisoo di istana ini selain Namjoon dan juga Jennie yang akan berkunjung setiap hari libur,

"Ya! Putri Irene apa yang kau lakukan?" Ucapnya mengambil alih Jeandara dari gendongan Irene, putrinya itu nampak tertidur pulas setelah seharian bermain,

"Omo, lihatlah gaun mu sangat kotor karena jejak sepatu Jean"

"Kau tidak perlu sepanik itu eonni, aku punya banyak gaun seperti ini" Irene adalah perempuan yang sangat sempurna, cantik, dan baik hati, entah kenapa pangeran Taehyung tidak bisa bersyukur dengan apa yang ia punya?

"Apa dia merepotkan mu seharian ini putri?"

"Jangan berpikir seperti itu, aku sangat bahagia,, kau tau? Sebelum aku mengenalmu aku sangat kesepian di istana sebesar ini, putra mahkota tidak pernah mau bermain seperti Jeandara, dia persis seperti Raja nya, sangat angkuh dan gemar sekali mengejek Namjoon oppa" Ucapnya dengan berbisik, karena jika putra mahkota tau ia tidak akan memberi ampun pada siapapun kecuali ibu dan juga Ayahnya,

"Hahaha,,,,Putraku hanya akan manja dengan ibunya" Ia menidurkan Jeandara ke atas kursi beludru tak jauh dari sana,

"Siapa yang kau sebut ibunya? " Pekik seorang di ambang pintu perpustakaan dengan tangan melayang di udara,

Irene berjalan cepat menghadang jalan Sowon sebelum jemari lentik permaisuri menyentuh pipi Jisoo yang sekarang terlihat lebih berisi,

"Menyingkir dari hadapanku!!"

"Turunkan nada suaramu, permaisuri, jika kau ingat aku lebih tua darimu meskipun kau adalah kakak iparku!" Tunjuk Irene tepat di hadapan hidung bangir Permaisuri,

"Jangan mencari masalah denganku Irene!"

"Kau harusnya berkaca, lagi pula apa yang salah dari ucapan Jisoo eonni? dia adalah ibu kandung Wangseja, dan orang yang sangat dihormatinya"

"Aku yang membesarkannya"

"Darah lebih kental dari pada air permaisuri, kau hanya perlu bersyukur dan tahu diri, karena raja masih tetap mempertahankan posisimu" Tekan Irene yang lelah dengan tabiat buruk kakak ipar yang lebih muda dengannya,

"Kau berbicara soal posisi? Siapa kau di istana ini? Kau atau aku yang tak tahu diri? Kau adalah menantu dinasti Kim tapi kau bukan istri dari pangeran Kim, kau hanya gadis yang di bawa Yang Mulia Ibu suri kemari untuk menjadi patung istana sama seperti Jisoo, kau bahkan tidak mendapatkan cinta dari suamimu"

Terpaku, tepat sasaran untuk membuat Irene tak berkutik,

itu adalah rahasia umum yang ada dalam istana, semua orang dalam istana sudah tau tentang hal ini namun tak ada yang pernah berani mengatakannya secara langsung, kecuali Permaisuri, seperti yang baru saja terjadi,

𝙍𝙚𝙞𝙣𝙠𝙖𝙧𝙣𝙖𝙨𝙞 𝓦𝓲𝓽𝓱 𝓑𝓵𝓪𝓬𝓴𝓫𝓪𝓷𝓰𝓽𝓪𝓷 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang