Hari pernikahan Jisoo dan Junmyeon di gelar begitu meriah di istana, acara ini juga di gelar untuk perayaan atas kehamilan Kim Irene yang sudah sangat lama dinanti, semua orang menikmati pesta rakyat yang di gelar dan di pimpin langsung oleh Ibusuri yang Agung,
Mungkin benar jika ini adalah tugas Seokjin, akan tetapi pihak istana mengatakan bahwa Raja mereka sedang sakit, dengan terpaksa Ibusuri yang beralih mengemban tugas tugas beliau,
"Permaisuri mohon tunjukan senyum terbaik anda" bisik Choi Yuju pelayan setianya,
"Aku benci melihat senyum itu, kapan aku mulai balas dendam? "
"Anda harus bersabar Yang Mulia, jangan sampai rencana anda gagal karena sikap anda yang kurang sabar"
"Apa katamu Yuju? "
"Ampun Yang Mulia tapi aku melakukan ini untuk anda, aku sudah bersumpah untuk setia kepada Anda, aku tidak mungkin menghianati anda, Yang Mulia"
"Aku percaya!, Yuju, ayo pergi, aku muak melihat mereka berdua"
Meninggalkan altar tempat pernikahan berlangsung, Irene yang sedari tadi menatap mereka penuh curiga, samar samar telinganya mendengar Sowon mengatakan bahwa ia benci melihat senyum kedua mempelai di atas altar itu,
"Apa yang mereka bicarakan ? "
"Irene, lihat kedepan semua tamu memandangmu" sejenak mungkin Irene dapat menahan kecurigaan nya, namun yang pasti ia dengar adalah, Kim Sowon akan balas dendam, untuk apa? Bukakah seharusnya ia bahagia dengan kekalahan Kim Jisoo dalam memperebutkan tahta sebagai Permaisuri??
"Sekarang kau malah melamun, ada apa sebenarnya? "
"Tidak oppa, aku baik baik saja"
"Tapi wajahmu tidak berkata demikian, atau jangan jangan kau sakit?, aku akan bilang pada Ibusuri agar kita bisa meninggalkan acara ini lalu kau bisa beristirahat"
"Tidak oppa, jangan merusak kebahagiaan Ibusuri, aku baik-baik saja aku hanya sedikit mual"
"Benar kan? Ayo istirahat saja lagipula acara ini tidak terlalu penting, kesehatanmu lebih penting"
"Tidak, aku tidak mau"
"Baiklah apa yang dapat membuatmu merasa lebih baik? "
"Genggam tanganku saja Yang Mulia itu membuat ku sedikit tenang"
"Hanya itu? Baiklah"
Di atas singgasana, memperhatikan raut Jisoo yang saat ini telah sah menjadi istrinya sedang merenung, tak ada raut kebahagiaan sedikitpun terlihat darinya, ia tidak bodoh untuk tak mengetahui suasana hati Kim Jisoo, pastilah di dalam hatinya tidak tenang memikirkan mantan suaminya, belum lagi pangeran Jiandra dan putri Jeandara yang tak berkenan hadir untuk ikut merasakan kebahagiaan yang seharusnya dirasakan ibunya,
"Jisoo,,, "
"Nee? "

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙍𝙚𝙞𝙣𝙠𝙖𝙧𝙣𝙖𝙨𝙞 𝓦𝓲𝓽𝓱 𝓑𝓵𝓪𝓬𝓴𝓫𝓪𝓷𝓰𝓽𝓪𝓷
FanfictionHal hal yang di hindari ternyata adalah sebagian dari masa lalu "Jangan pergi Jisoo, kau bilang, kau adalah bayanganku, bayangan tidak akan pernah pergi kan? " "Apa yang dapat memisahkan bayangan dari objek nya? Kegelapan , Yang mulia,,, dan kau tel...