29. Sebuah Mimpi (13)

310 34 18
                                    

⚠️ Typo bertebaran

Hari ini adalah pertemuan guru di istana, Lalisa berjalan dengan anggun di sampingnya ada Rose yang tak henti tersenyum karena jujur, ia sudah lama cuti dari kegiatan mengajar nya,

Sejak saat kejadian di pasar, Lisa masih merasa canggung pada wanita berperut bulat di sampingnya ini meskipun seseorang yang dimaksud tidak merasa demikian,

Yeoja itu sadari tadi mengajaknya berbicara seperti biasanya, mungkin Lisa saja yang merasa berlebihan,

Memasuki gerbang istana, guru-guru dari seluruh penjuru negeri di berikan sambutan yang meriah, suka cita dan kehormatan seperti biasanya,

Setelah semua sambutan demi sambutan dari Raja dan pihak istana selesai, para guru di persilahkan berkeliling istana dan menyantap hidangan yang tersedia,

"Rose Ssaem!, Lalisa Ssaem! " teriak seorang Yeoja kecil menghampiri keduanya, senyum mereka mengembang sempurna,

Yeoja kecil yang sangat cantik dengan gaun hanbok merah muda menunduk hormat pada keduanya,

"Annyeonghaseyo GongjuMama (tuan putri)" sapa Lisa dan Rose bersamaan,

"Panggil aku Jeandara, tidak ada yang menginginkan aku menjadi GongjuMama disini" miris, namun kenyataan memang pahit, Jeandara jauh lebih dewasa dari umurnya sama seperti Jihoon, mungkin keadaan yang memaksanya,

"Jean-ah" atensi ketiganya teralihkan, seorang Yeoja menghampiri Jeandara dengan gaun hanbok bersulamkan emas yang tampak sangat anggun, dia adalah putri Irene,

Sontak Lisa menjadi gerogi, canggung, mengingat kejadian beberapa hari lalu yang terjadi di sekolah, dia sedikit sungkan bercengkrama dengan Putri Irene,

"Cantik, eomma mu mencari sejak tadi" senyum Jeandara luntur, ia masih ingin bertemu dengan Lisa dan Rose, sekaligus bertanya bagaimana keadaan rumah keluarga Park yang sudah ia anggap seperti rumah keduanya, belum lagi nyonya Park yang sangat menyayanginya sama seperti ia menyayangi Jihoon cucunya,

"Baik Irene imo, aku akan segera mendatanginya,,,,, Lisa Ssaem, Rose Ssaem aku harus pergi,,, sampai jumpa" Jeandara melangkah pergi di ikuti para dayang yang bertugas mengawalnya,

Sedangkan Irene, dia terpaku dengan wajah di depannya, milik Lalisa meneliti bagian apa yang membuat Pangeran Kim Taehyung begitu tergila-gila,

"Bisa bicara? Empat mata saja" permintaan Irene seperti perintah untuk Rose meninggalkan mereka berdua, meskipun sedikit khawatir mengingat Putri Irene yang sedikit galak jika sudah berhadapan dengan Lisa,

Lisa berjalan mengikuti Putri Irene dibelakangnya, dari arah perjalanannya dapat ia lihat jika Putri Irene berjalan menuju kediaman khusus miliknya, ornamen ornamen berukir tinta warna emas menghiasi sudut ruangan, dapat dipastikan jika orang di hadapannya ini memiliki selera yang tinggi,

"Duduklah,,, pelayan! Buatkan teh yang paling lezat untuk tamu ku"

Sungguh Lisa merasa ketakutan, ia bahkan tak berani menatap mata tajam milik Irene, jantung nya berdebar tak karuan, menunggu apa yang akan dibicarakan oleh Menantu dinasti Kim ini,

"Suamiku, memiliki perasaan untukmu kan? "

Deg,,,

Meskipun Lisa peka dengan hal itu tapi sungguh ia tak pernah mau menganggap itu adalah sebuah kenyataan, cukuplah ia sadar diri dengan statusnya, di hatinya nama Jungkook juga sudah bertahta,

𝙍𝙚𝙞𝙣𝙠𝙖𝙧𝙣𝙖𝙨𝙞 𝓦𝓲𝓽𝓱 𝓑𝓵𝓪𝓬𝓴𝓫𝓪𝓷𝓰𝓽𝓪𝓷 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang