51. (sebuah mimpi 28)

167 18 0
                                    

"Eomma,,, eomma" teriak Jeandara memenuhi ruangan,

Kamar utama milik Putri Kim Jisoo, semenjak menikah dengan Junmyeon dan pindah ke istana lama, Jisoo merasakan posisi permaisuri disini, meskipun tidak di Kerajaan sendiri, tapi setidaknya daerah ini dipimpin oleh Junmyeon, dan dia amat sangat di cintai oleh rakyatnya, Jisoo adalah putri yang cantik, lemah lembut dan baik hati, beberapa minggu yang lalu perkebunan milik penduduk diserang hama, Jisoo sendiri yang menangani masalah ini dengan mudahnya, hingga Junmyeon merasa pujian saja tidak cukup untuk istrinya,

"Gongju mama, Putri Jisoo sedang menghadiri rapat bersama para petinggi"

"Apakah appa juga datang? "

"Ya tentu saja beliau pemimpin didaerah ini... "

"Bukan itu,,, emm apakah Raja datang? "

Pelayan menunduk dan tersenyum hangat, hal itu membuat Jeandara melompat bahagia, gadis kecil itu sudah sangat merindukan ayahnya, hampir 1 bulan sejak kepindahannya dan Jisoo kesini ia tak bertemu Seokjin,

"Appa!!! " teriak Jeandara, berlari menuju Seokjin yang duduk di singgasananya, jika Ibusuri disini sudah pasti Jean akan di hukum,

"Jeanahh,,,," pelukan erat Seokjin membuat Jean menangis,

"Appa merindukanmu bunga matahari kuuu"

Cupp,

"Pertemuan selesai" tutup Seokjin membuat semua orang memberinya hormat sebelum pergi meninggalkan aula pertemuan,

"Jean, turun dari gendong appa, sepatumu mengotori jubah miliknya" Jeandara menggeleng tegas, bahkan semakin mengeratkan pelukannya,

"Hyung, kau bisa, bermain bersama Jeandara nanti, sekarang kau bisa istirahat"

"Tidak Junmyeon, aku bisa istirahat nanti"

"Yang Mulia, sebaiknya anda beristirahat, Jeandara Kajja turun "

"Apa kalian sedang berusaha menjauhkan aku dari putriku? " Jisoo terkejut, sontak menggeleng tegas, sementara Junmyeon diam saja ia tidak suka dengan cara bicara Seokjin, yang terdengar seolah olah menjelaskan bahwa dia adalah mantan suami Jisoo, istrinya

"Baiklah Hyung, nikmati waktumu bersama Jeandara, aku ada kepentingan, aku permisi"

Di luar ruangan tangan Junmyeon mengepal erat,

"Kirim surat padanya, istana utama sedang kosong, akan ku kirim orang kepercayaan ku untuk kesana habisi dia! "

"Baik Yang Mulia"

Tak disangka ucapan Junmyeon di dengar oleh Panglima Min Yoongi,

"Untuk apa Kim Junmyeon mengirim orang ke istana utama? Siapa yang menerima surat Kim Junmyeon! Ada yang tidak beres, aku harus segera mengetahui nya" Yoongi bergegas keluar istana untuk menemui anak buahnya,

"Hyunjin,,,Kim Junmyeon mengirim surat untuk seseorang di istana, aku menginginkan surat itu "

"Baik Jendral!" setelahnya Hyunjin memacu kuda dengan cepat, menembus hutan belantara dengan gagahnya,

𝙍𝙚𝙞𝙣𝙠𝙖𝙧𝙣𝙖𝙨𝙞 𝓦𝓲𝓽𝓱 𝓑𝓵𝓪𝓬𝓴𝓫𝓪𝓷𝓰𝓽𝓪𝓷 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang