"Matikan seluruh pelita yang ada di istana ini" perintah Ibusuri dengan nada yang begitu lirih, istananya diserang rasa sakit bertubi-tubi,
Yoongi mengangguk, dan meniup pelita pertama yang mati di aula utama Istana, tempat para pejabat biasanya berkumpul untuk membahas sesuatu yang penting mengenai kerajaan,
Mendengar kabar bahwa Jihoon tiada Ibusuri terjatuh lemas, begitupun putri Irene yang baru saja kembali dari kerajaan keluarganya,
"Apa yang terjadi dengan takdirku? , putriku yang malang pasti sangat terluka" Ibusuri memeluk Jiandra yang sampai sekarang masih mengalami trauma, ia tak pernah mau jauh dari neneknya, sementara Kim Sowon berhasil lolos dari pertanyaan pertanyaan tentang dimana ia berada saat istana di serang, ia hanya mengatakan bahwa ia pergi untuk mengunjungi rumah sahabatnya, dan semua orang percaya,
"Seokjin belum sehat, kenapa hal ini malah terjadi? "
"Nenek suri, Appa akan kembali bersama eomma kan? " Ibusuri mengangguk membuat Sowon yang melihatnya merasa terusik,
"Taeyong, bawa pangeran ke kamarnya! " Setelah Jiandra pergi, ia kembali membahas keamanan di istana, semenjak kejadian penyerangan itu, ia harus selalu memastikan bahwa istana di jaga ketat,
Masih belum tahu apakah masih ada penghianat atau tidak di dalam istana ini, ia tidak mau kecolongan lagi, dan Yoongi dengan patuh menjalankan perintahnya,
Rasa lega cukup singgah dihati Yoongi, istana aman, istana lama juga aman, tugasnya yang beberapa hari ini berat membuatnya sama sekali tak punya waktu untuk istirahat, ini semua karena wujud kesetiaan pada kerajaan,
"Dong Sicheng" seru Yoongi saat melihat pemuda gagah tengah mengarahkan beberapa remaja seumuran Hyunjin dari sekolah perang, Dong Sicheng membungkuk hormat setelah tersenyum pada atasannya di sekolah perang dulu,
"Kau kembali? "
"Ya tuan, aku kembali dua hari sebelum penyerangan"
"Itu berarti kau yang memimpin pasukan?" Sicheng mengangguk sementara Yoongi tersenyum bangga, adik tingkatnya ini ternyata dapat diandalkan,
"Tuan bagaimana kabarmu? "
"Hyung saja"
"Hyung,,, bagaimana kabarmu? "
"Aku baik " Sicheng terlihat mengangguk,
Mereka kemudian berjalan menyusuri lorong sambil bercerita, bertukar pengalaman, tak jarang Sicheng merasa bangga pada Yoongi, Yoongi berhasil mengatasi masalah penyerangan, jika Yoongi terlambat mungkin hal yang lebih buruk akan terjadi,
"Aku turut bersedih mendengar kabar Park Jihoon tiada" Yoongi mengangguk,
"Dia mendapatkan perundungan selama di sekolah " ujar Sicheng sementara Yoongi terkejut, tidakkah ini merupakan kelalaian dari pihak sekolah?,
"Lalu? "
"Kepala sekolah telah di pecat Hyung, kami tau kau sedang banyak pekerjaan maka dari itu belum ada yang menyampaikannya padamu"
"Baguslah jika kepala sekolah telah di pecat, tapi terlambat untuk Jihoon mendapatkan keadilan"
"Hyung, ku dengar Rose sedang mengandung, bagaimana kabarnya? "
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙍𝙚𝙞𝙣𝙠𝙖𝙧𝙣𝙖𝙨𝙞 𝓦𝓲𝓽𝓱 𝓑𝓵𝓪𝓬𝓴𝓫𝓪𝓷𝓰𝓽𝓪𝓷
FanfictionHal hal yang di hindari ternyata adalah sebagian dari masa lalu "Jangan pergi Jisoo, kau bilang, kau adalah bayanganku, bayangan tidak akan pernah pergi kan? " "Apa yang dapat memisahkan bayangan dari objek nya? Kegelapan , Yang mulia,,, dan kau tel...