21. sebuah mimpi (9)

380 40 0
                                    

Pagi hari yang cerah, berkat ramuan obat yang di berikan kakaknya malam ini Rose tidur pulas tanpa beban dan pikiran apapun, pundaknya yang sering sakit juga tak terasa lagi, sepertinya yang kuasa telah menarik segala rasa sakit yang ada pada tubuh Rose,

Perlahan ia bangkit dengan susah payah karena usia kandungannya yang tak lagi muda, pergerakannya mulai terbatas,

Melipat selimut dan membersihkan ranjang agar terlihat rapi lalu berjalan menuju kamar mandi,

Yoongi menaruh dua mangkuk bubur gandum dan dua gelas susu ke atas meja makan tak lupa menyiapkan semangkuk buah pisang yang telah dipotong - potong agar mudah dimakan,

wajah putihnya terlihat kusam setelah hampir 3 jam berkutat dengan tungku masak dan juga adonan bubur dari gandum yang ia pilih sendiri,

"Oppa, apa yang kau lakukan? " Tanya Rose heran, yeoja itu masih berdiri di ujung tangga paling atas menuju ke kamar mereka,

Dengan cekatan pria Min itu berlari menghampiri Rose yang baru ingin menginjakkan kakinya untuk turun,

"Rose, hati-hati! Jangan menuruni tangga sendiri, apa yang kau lakukan? Aku baru saja akan menjemputmu di kamar, kau sudah wangi, apa kau pergi ke kamar mandi sendiri? Kenapa tidak memanggilku, aku belum membersihkan lantai kamar mandi bagaimana jika kau terpeleset? Ayo aku akan menggendongmu sampai bawah!"

"Oppa, jangan! Aku berat"

"Apa kau lupa? Aku bahkan menggendongmu sampai kamar sebelum malam pertama kita terjadi" Terkejut, tentu saja Rose terkejut itu hal yang berbeda dengan saat ini, berat badan Rose pastinya sudah jauh bertambah dari yang sebelumnya apa lagi saat ini ia sedang hamil besar, lagi pula waktu itu Yoongi juga sedang dalam pengaruh alkohol,

Dengan mudah Yoongi menggendong Rose menuruni tangga, mengabaikan wajah malu sang istri yang bersembunyi di dada bidangnya,

"Sekarang duduklah, atau kau mau aku menyuapimu?"

"Oppa apa kau yang memasak ini semua?" Yoongi mengangguk di sela-sela kegiatan meniup bubur panas yang telah di ssendoknya, setelah di rasa tidak panas lagi Yoongi membawa sendok bubur ke arah bibir sang istri, berharap sang istri menyambut suapan pertamanya , namun hal yang di lihatnya lain,

Pipi Rose berkilau akibat lelehan air mata yang turun di pipinya,

panik,

Rose tidak boleh sedih, menangis atau apapun yang dapat membebani pikiran, karena hal itu akan sangat berpengaruh untuk calon bayi mereka,

"Chagiya kau kenapa?kau tidak suka dengan bubur buatanku? Atau kau ingin makan yang lain? Kau mau buah atau apa? Katakan sayang, aku mohon jangan menangis"

"Oppa, mianhae, aku bangun terlambat ya? Jadi kau susah-susah memasak" dipeluk nya Rose dengan hangat, tangan kanannya tak henti mengusap rambut harum mawar sang istri,

"Rose, jangan menangis, kau tidak bersalah aku yang salah seharusnya aku lebih memperhatikanmu dan juga calon anak kita, gara-gara sifatku yang tak peduli kita hampir kehilangan Min kecilku, aku tidak ingin kau sedih lagi, kita harus menjaganya bersama, janji? " Menyodorkan jari kelingkingnya,

"Nee oppa"

Bolehkah Rose jujur? Sifat Yoongi yang mendadak lembut membuat ia hampir kehilangan detak jantungnya, terkejut juga bahagia hari ini benar-benar adalah hari yang sangat indah,

"Oppa kau tidak pergi ke istana?" Yoongi menggeleng, mulai hari ini Rose dan anaknya adalah prioritas ia berjanji akan menjaganya apapun yang akan terjadi, bayangan Rose yang merintih kesakitan selalu mengusik pikiran, bahkan jika terjadi suatu hal buruk pada istrinya ia pasti akan menyesal seumur hidup, bahkan di kehidupan yang akan datang nanti,

"Buburnya sudah dingin, aku akan belikan makanan di luar saja"

"Tidak oppa, kau sudah bersusah payah membuatnya, aku akan sangat jahat jika tidak menghargai kerja kerasmu"

"Meskipun rasanya aneh?" Tanya Yoongi heran, membuat Rose tersenyum,

"Aku yakin oppa membuatnya dengan cinta, bubur ini akan menjadi bubur gandum yang paling aku suka di dunia ini"

Cup, mencium kening Rose juga perutnya yang sedari tadi berdenyut, seperti ada yang menendangnya dari dalam sana,

"Min kecil, kau tidak sabar bertemu appa yaa?, dia pasti cantik sepertimu"

"Tidak oppa, anakku tampan sepertimu"

"Dulu kau bilang ingin sekali bayi nya perempuan"

"Aku memang ingin sekali punya anak perempuan, tapi hatiku mengatakan dia laki-laki" Ucap Rose sambil menuntun jari Yoongi kearah tendangan tendangan kecil di perutnya,

"Tak apa, kita akan membuat anak perempuan setelah dia lahir"

Cup








𝙍𝙚𝙞𝙣𝙠𝙖𝙧𝙣𝙖𝙨𝙞 𝓦𝓲𝓽𝓱 𝓑𝓵𝓪𝓬𝓴𝓫𝓪𝓷𝓰𝓽𝓪𝓷 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang