"Jennie,,, kau makan dulu ya" ujar Jimin begitu lembut, Jimin begitu telaten menyuapi Jennie setelah memandikan dan menyisir rapi rambut indah istrinya,
"Kau suka?, aku sendiri yang memasaknya, makan yang banyak ya, agar kau cepat pulih"
"Kau siapa? Jihoon, Jihoonku,,, " kondisi Jennie begitu memprihatinkan, Chanyeol mengatakan jika Jennie depresi, harus di tangani oleh dokter ahli jiwa, dan itu hanya akan mereka dapatkan di illsan, dan Jimin sendiri sudah memutuskan akan membawa Jennie ke illsan untuk menjalani terapi pengobatan,
"Jimin, kau sudah yakin akan membawa Jennie ke illsan? " Jimin mengangguk, Sandara menatap Jimin penuh iba, tidak menyangka jika hidup putranya akan seperti ini,
"Kapan kau berangkat? "
"Lusa eomma" Sandara mengangguk lagi, ia sudah pasrah dengan keadaan, mungkin Jennie akan sembuh jika di tangani oleh dokter yang lebih ahli,
"Urusan biaya kau tidak perlu khawatir nee, ibu akan sering sering mengunjungi kalian"
"Eomma jangan khawatirkan aku dan Jennie, Rose akan punya bayi sebentar lagi, eomma harus membantunya kan, dia ibu muda yang masih belum tau apa apa yang harus di lakukan "
"Seorang ibu akan selalu bersama anak-anaknya Jim, bukan hanya Rose, kau juga bahkan Chanyeol, aku harus memikirkan pernikahan untuk anak itu"
Di rumah keluarga Min,
Rose gelisah karena bayinya yang menendang sedari pagi, bahkan perutnya juga ngilu dan terasa kencang beberapa kali, pelayan dirumah yang di tugaskan Yoongi juga khawatir dengan keadaan Rose, terkadang wanita itu meringis sakit sampai rasanya tak kuat untuk berjalan,
"Rose, mau aku panggilkan kakakmu Dokter Chanyeol? " Rose menggeleng, ini belum waktu bayinya lahir, bayinya baru akan lahir sekitar 3 minggu lagi,
"Aku akan ke klinik nanti setelah oppa pulang, bibi "
"Appa tuan Yoongi pulang hari ini? " Rose mengangguk, setahunnya begitu, karena hari ini tugas di liburkan, mereka baru akan mulai bekerja nanti saat pangeran Namjoon di angkat menjadi Raja,
"Akhhh,,, "
"Rose, lebih baik bibi panggil dokter Chanyeol ya" baru hendak melangkah, tangan bibi Ru ditahan lagi oleh Rose,
"Tidak bibi, sakitnya menghilang sekejap lalu datang lagi, bayiku hanya menendang, bawakan saja air hangat untuk ku ya,,,"
Yoongi memasuki rumah dengan rasa sepah di hatinya, ia melihat Rose duduk di kursi makan dengan di temani pelayan yang memberikannya minum,
Seharusnya Seunghwan yang ada di posisinya, menunggunya pulang bekerja dengan senyuman, bukan malah Rose,
Setidaknya itu yang ada dalam pikiran Yoongi,
"Rose, ada yang ingin aku bicarakan padamu" tak menunggu jawaban Rose Yoongi segera melangkah ke arah kamar mereka yang dulu, semenjak kehamilan Rose yang semakin besar, Yoongi memutuskan untuk memindahkan kamar mereka di bawah agar memudahkan istrinya itu,
Rose berjalan tertatih menaiki tangga, di bantu oleh Jiah anak bibi Ru yang masih berusia 18 tahun,
"Ji, pergilah aku akan turun bersama oppa nanti" Jiah mengangguk, dan meninggalkan Rose di depan pintu kamar,

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙍𝙚𝙞𝙣𝙠𝙖𝙧𝙣𝙖𝙨𝙞 𝓦𝓲𝓽𝓱 𝓑𝓵𝓪𝓬𝓴𝓫𝓪𝓷𝓰𝓽𝓪𝓷
FanfictionHal hal yang di hindari ternyata adalah sebagian dari masa lalu "Jangan pergi Jisoo, kau bilang, kau adalah bayanganku, bayangan tidak akan pernah pergi kan? " "Apa yang dapat memisahkan bayangan dari objek nya? Kegelapan , Yang mulia,,, dan kau tel...