"Aku kesini atas perintah mu sendiri! " kedua alisnya menukik membentuk tanya, hal apa gerangan yang membuat Kim Namjoon mengatakan itu?
"Tutor! Fakultas Hukum! Dan Skripsi mu yang sampai sekarang masih berhenti pada bagian judul! "
Ah benar sekali, ia pernah meminta bantuan pria ini untuk menjadi tutor materi skripsi nya, menyesal jika di ingat, padahal rencananya sudah matang untuk segera menghindari kedua pria paling berpengaruh pada masa lalu nya,
Rose mempersilahkan NamJoon untuk duduk di dekatnya, Kafetaria fakultas hukum yang lumayan ramai di jam seperti ini, membuat Rose merasa sedikit aman,
"Aku sudah membuat beberapa rancangan, siapa tahu kau bisa gunakan sebagai referensi, kau bisa membawanya pulang"
"Ini makalah penting apa kau tidak membutuhkannya lagi? " tanya Rose yang kini mulai serius, mereka harus serius dan mengesampingkan masalah pribadi,
"Aku tau kau ceroboh, tapi tenang saja aku sudah menyelesaikan studi ku tentang itu, jadi aku tidak membutuhkannya lagi, kau bisa menghilangkan nya jika sudah tidak butuh! " sindiran NamJoon membuat Rose tertawa, gelak tawanya terdengar keras hingga membuat beberapa orang melihat ke arahnya,
"Aku tidak akan menghilangkan nya, mungkin"
"Hah, sudah aku duga kau akan mengatakan itu, mana laptop mu, ayo mulai!! "
"Tapi aku baru saja akan makan, nanti saja" jiwa leha-leha Rose memang hal negatif, harus di buang sesegera mungkin, sejujurnya ia malas sekali, padahal waktu kian menipis,
NamJoon mengalah, ia kembali menyimpan buku buku ke dalam tas sebelum ikut memesan makanan,
"Aku tidak mengerti kenapa kau rajin sekali? "
"Aku juga tidak mengerti kenapa kau santai sekali? " NamJoon membalasnya dengan pertanyaan juga, hingga Rose kesal dan memilih diam,
namun satu hal yang dapat Rose simpulkan dari NamJoon adalah, pria itu bersikap biasa saja, terlepas dari masalah apa yang sedang mereka semua hadapi, nyatanya NamJoon tetap menjadi menyebalkan seperti dulu, saat mereka adalah musuh,
"Jangan menatap seperti itu, kau ingin meminta Japchae ku ya? " dan benar dugaan Rose, setelahnya ia kembali menyeruput kuah makanannya tanpa mengetahui jika NamJoon tengah tersenyum,
Rencananya berhasil, ia sengaja bersikap biasa saja, mengetahui respon Rose pada Yoongi kemarin membuatnya belajar, jika Rose tidak menginginkan pembahasan tentang masalalu dan NamJoon akan menurutinya, ia akan bersikap seolah di antara mereka tidak ada apapun yang terjadi, cukup mudah,
Perlahan tapi pasti, ini adalah cara yang ia pilih untuk membuat Rose nyaman di dekatnya, tidak perlu bersikap posesif di hadapan gadis ini,
"Setelah ini aku akan ke bazar,,, "
"Urusannya denganku? "
"Ada banyak street food disa,,, "
"Baiklah aku ikut, tapi ini karena kau yamg memaksa ya!!"
Yoongi menghela nafas pasrah dan memilih memutar pergi, ia tak menyangka jika NamJoon juga akan bergerak secepat ini, semalaman ia berusaha menghubungi Rose namun seperti nya mantan kekasihnya itu telah mengganti nomor nya, berusaha mengunjungi rumah namun tetap tidak berhasil menemui,
Jisoo bilang Rose sudah tidur sejak pukul 7 , itu karena dia sedang sakit kepala,
Yoongi juga tak di izinkan masuk, atau jika memaksa Lisa akan menendangnya keluar saat itu juga, masih terlihat jika Lisa adalah orang yang paling menampik mimpi mimpi itu, mimpi konyol yang ternyata adalah bagian dari masa lalu,
"Kau disini rupanya, aku ikut pulang Jungkook sakit" HoSeok bersiap mengambil kunci mobil dari tangan Yoongi, mereka harus segera sampai rumah untuk membawa Jungkook ke dokter,
"Kau bisa membujuk adikmu untuk menemui Jungkook? "
"Jangankan menemui Jungkook, menemui aku saja dia tidak mau, kemarin Lisa melihatku dan melempar sapu ke kepala ku! "
🍑🍑🍑🍑🍑
"Demam nya sudah turun, aku pikir tidak perlu membawanya ke dokter, mungkin akan segera membaik" Taehyung meletakkan kembali termometer ke dalam kotak obat dan kembali menyelimuti Jungkook yang masih terlelap,
"Miris sekali ya kita, tersiksa rasa bersalah hingga di kehidupan ini" gumam Seokjin,
"Mungkin ini rencana Yang Kuasa, kita kembali di pertemukan, dan bertemu dengan para gadis untuk membayar kesalahan dimasa lalu" Semua orang menatap HoSeok dengan batin setuju, bahkan jika bukan karena ini mungkin mereka akan terus menjadi musuh,
"Hubungan di antara kita merenggang karena masa lalu tapi,, aku menyayangi kalian seperti keluarga, kau juga Jimin, aku kesal kau menyakiti Jennie, tapi kau tetap adik ku, rasa kekeluargaan kita di sini sudah sangat lama, aku harap kita bisa bersikap dewasa dan menerima masa depan dengan baik" itu benar, bagaimanapun mereka harus bersikap dewasa dalam mengambil keputusan dan jangan mengedepankan ego atau emosi,
Mungkin hal ini akan segera menjadi baik, jika tidak ya berarti ini hukuman dan mereka sendiri yang harus mengubahnya,
"Lisa,,, aku minta maaf" HoSeok meringis, mendengar Jungkook mengigau dengan memanggil nama Lisa, adiknya itu keras kepala, lebih jelasnya jika sudah kecewa makan dia akan menjauh,
"HoSeok kau tidak bisa unt,,, "
"Tidak bisa, hingga saat ini saja Lisa masih menolak kenyataan, biarkan saja Lisa seperti ini, aku tidak bisa lagi membujuknya"
"Setidaknya berusahalah HoSeok, jika bukan untuk Jungkook ya untukmu sendiri, apa kau tidak merindukan saudara mu? "
"Omong kosong jika aku tidak merindukan nya Jim, tapi Lisa begitu sulit,,, "
"Aku akan meminta Rose membujuk Lisa agar mau memberimu kesempatan" ujar Jimin sebelum keluar kamar,
Tujuan Jimin kali ini adalah rumah sebelah, ia pikir Rose sudah pulang tak tahu saja jika adiknya itu sedang bersenang-senang di bazar buku,
"Yaaa sebentar!!! "
Tubuh Jimin mendadak kaku, ia tak pernah menyangka jika Jennie sendiri yang membuka pintunya,
Hal serupa juga Jennie rasakan, jantung nya berdebar tak karuan melihat sosok di depan pintu,
"Rose belum pulang! " ucapnya sedikit gugup, tubuhnya perlahan mundur menjaga jarak dari yang semula sedikit lebih dekat,
"Oh, baiklah terimakasih, aku akan pulang saja kalau begitu" ucap Jimin, ia memilih undur diri karena mengetahui jika Jennie tidak nyaman dengan kehadirannya,
"Kau bisa sampaikan lewat aku, tapi jika itu tidak keberatan" Jimin berbalik menatap Jennie yang kembali menundukkan pandangannya,
"Em, begini sebenarnya ini tentang HoSeok, bisakah kau sampaikan pada Rose untuk membujuk Lisa nenemui HoSeok? Meskipun aku tau dia membencinya, HoSeok tetap kakak untuknya " Jennie sedikit terkejut , baru mengetahui fakta jika Lisa tidak menerima HoSeok? Tapi anak itu bilang hubungan dia dan HoSeok biasa saja, apa mungkin anak itu berbohong?,
"Baiklah akan kusampaikan, aku pergi dulu"
Pintu tertutup membuat Jimin sedikit tersenyum, senyuman lega melihat Jennie baik-baik saja juga mungkin itu sedikit membantu hatinya mengobati rindu, Rindu yang terus membuncah meskipun selalu saja ia merasa tidaklah lagi pantas untuk memiliki rindu ataupun cinta untuk Jennie,
"Seharusnya aku ingat batasanku! "

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙍𝙚𝙞𝙣𝙠𝙖𝙧𝙣𝙖𝙨𝙞 𝓦𝓲𝓽𝓱 𝓑𝓵𝓪𝓬𝓴𝓫𝓪𝓷𝓰𝓽𝓪𝓷
FanfictionHal hal yang di hindari ternyata adalah sebagian dari masa lalu "Jangan pergi Jisoo, kau bilang, kau adalah bayanganku, bayangan tidak akan pernah pergi kan? " "Apa yang dapat memisahkan bayangan dari objek nya? Kegelapan , Yang mulia,,, dan kau tel...