Gerimis berjatuhan di penghujung hari setelah seharian di guyur deras yang tak kunjung berhenti dengan petir bergemuruh, tidak terlihat aktivitas dari rumah Blackpink, semua penghuni mengurung diri di kamar masing masing-masing,
Mereka hanya akan keluar ketika mengambil sesuatu di dapur,
Rasa sungkan hadir di antara mereka, Jennie sungkan pada Jisoo karena ulah kakaknya, Rose sungkan pada Jennie juga karena ulah kakaknya, sementara Lisa sungkan kepada Rose karena kesalah pahaman yang terjadi di antara mereka dulu,
Tok tok tok
Lisa tersentak kaget hingga nyaris tersedak ciki yang sedang ia makan, menebak-nebak siapa kira-kira yang mengetuk pintu kamarnya?
"Ya, sebentar" ia membuka kunci pintu secara perlahan, dan resah, dia mengalami gangguan kecemasan akhir-akhir ini, overthinking pada banyak hal, dan itu membuatnya menjadi pendiam,
"Lisa, keran di kamar mandi ku rusak, aku pakai kamar mandi mu ya,,, "
"Kau,, kan bisa memakai kamar mandi dapur Rose,, "
"Kenapa? Tidak boleh? Sudahlah aku mau mandi" tanpa mempedulikan maksud lain dari Lisa, Rose melangkah ke kamar mandi dengan Badroobe yang ia bawa,
Sama sekali tidak berpikir jika Lisa sedang berusaha untuk menghindari nya,
"Apa Rose ingat jika dulu aku menghina nya di depan Eunha? Kenapa dia biasa saja? " Lisa kembali gelisah, ia tidak berhenti melirik ke arah kamar mandi yang pintunya masih tertutup,
Memikirkan hal apa yang akan ia katakan untuk memulai pembicaraan pada Rose, agar suasananya tidak awkward begini,
"Hai Rose apa kabarmu?" ia berbicara sendiri sembari melatih gaya bicaranya agar tidak terdengar aneh,
"Jelas jelas dia baik baik saja! " tekan nya dengan kesal pada omongannya sendiri,
"Ahh menyebalkan! "
Ckelk
Pintu kamar mandi terbuka otomatis tubuh Lisa menjadi tegap di depan pintu kamar, manatap Rose dengan senyum aneh, karena sejujurnya ia terpaksa senyum seperti ini untuk menutupi kegugupan nya,
"Aku minta shampoo mu,, "
"Kau bisa memakainya sebanyak yang kau mau Rose,, kau juga bisa pakai skincare ku" Rose menatap Lisa aneh, tidak biasanya Lisa seperti ini, dulu dia pelit sekali jika berurusan dengan skincare nya yang mahal,
"Kau kenapa? " tanya Rose curiga, sementara Lisa kalang kabut ia menggaruk tengkuk meskipun tidak gatal, lalu berjalan dengan cara menyamping, menempelkan punggungnya pada tembok,
"Kau aneh, Lisa kau menyembunyikan sesuatu ya di punggungmu? "
"Ah tidak tidak,,, " Lisa berputar untuk membuktikan pada Rose jika ia tidak menyembunyikan apapun, dan itu membuat Rose menatapnya semakin aneh,
"Kau itu kenapa Lisa? Katakan! "
"Aku,, aku sungkan padamu hehe" cengiran Lisa terlihat gugup, sementara Rose masih berpikir, sungkan karena apa?,
"Sungkan? Apanya yang sungkan kau ini kenapa? "
"Karena aku tidak mempercayai mu bodoh, dan aku lebih percaya pada Eunha dari pada kau sendiri, Sahabatku,,, " tanpa di sangka Rose malah tertawa keras sembari memegangi perutnya, bukankah mereka sudah berbaikan saat itu?
"Kita kan sudah berbaikan, kenapa kau masih sungkan dasar aneh"
"Hah, kapan? "
"Itu waktu , waktu sebelum aku mati!" suasana mendadak hening, Rose diam Lisa pun begitu tidak ada pembicaraan lagi sebelum,,
"Rose, kau tetap ibu yang hebat, kau berhasil membuat putramu selalu memuji ibunya meskipun Yeonjun sama sekali tidak pernah melihat wajahmu" Rose tersenyum sebentar wajahnya terlihat menahan sesuatu, ia pergi begitu saja memasuki kamar nya dengan cepat menutup pintu,
"Yeonjun? Jadi namanya Min Yeonjun ya? Hahahahh"
. . . . .
"Jisoo, tunggu sebentar! " Seokjin berlari menyusul langkah Jisoo yang terbilang cepat,
Hari semakin gelap di tambah gerimis tak kunjung berhenti, Jisoo berhenti sejenak untuk berbagi payung pada Seokjin, payung kuning gambar pikachu yang jelas tidak cukup mampu melindungi tubuh tegap Kim Seokjin, mungkin hanya seperempat nya saja,
"Terimakasih sudah mau berbagi payung denganku"
"santai saja" jawab Jisoo seadanya, detak jantung yang tidak terkontrol membuat langkah Jisoo menjadi lebih pelan tidak secepat tadi,
"Kau ke toko beli apa? "
"Pembalut, aku kehabisan stok! " Seokjin mengangguk sebelum ia ingat sesuatu,
"Eh, kemarin aku menemani Jennie beli itu, kenapa kau tidak minta saja padanya, daripada harus pergi keluar di tengah cuaca dingin seperti ini? "
bukan Jisoo tidak ingat jika ia tinggal bersama 3 gadis lain yang sangat bisa di andalkan ketika stok nya habis, namun sepi yang melanda rumah lebih membuat Jisoo berpikir untuk bergerak mandiri,
"Aku tidak mungkin meminta terus, aku juga butuh stok"
"Em begitu, ngomong ngomong aku membeli ramyeon instan apa kau mau? Untuk di nikmati di rumahmu?"
"Eum, terimakasih tapi Suho oppa sudah membawakan aku Japchae , dia mengabari jika sedang menungguku di rumah" rahang Seokjin mengeras, ia berhenti berjalan membuatnya tertinggal cukup jauh dari Jisoo,
Tubuhnya basah karena hujan yang semakin deras, sementara Jisoo yang menyadari jika Seokjin berhenti mulai berbalik untuk melihatnya,
"Kenapa berh,,,,"
"Kau tahu dia berusaha membunuhku kan? Membunuh putra mahkota kita! Dan kau masih berhubungan dengannya? "
Deg,,
Jisoo pikir Seokjin tidak akan membahasnya lagi, namun dugaannya terlalu cepat hingga berakhir menelan kecewa,
Jelas saja Seokjin pasti membahasnya, membahas kebodohan yang sudah begitu fatal dimasa lalu,
"Dia memang jahat, tapi begitu mencintai ku, lagipula ini 2023, tidak ada lagi perebutan kekuasaan atau apalah itu"
"Kau memaafkannya? Tapi tidak memaafkan ku ya?, yasudah itu saja yang ingin aku tahu, aku pulang duluan, terimakasih sudah mau berbagi payung, tapi Jisoo bolehkan aku mengatakan sesuatu?"
Alis Jisoo menukik, Seokjin bergerak ke sampingnya untuk membisikkan sesuatu,
"Jika boleh tolong jangan Suho, aku sakit melihatnya, Permaisuri"
Seokjin melenggang begitu saja, tidak peduli jika Jisoo akan mendengarkan perintah nya atau tidak,
Memangnya Seokjin siapa yang bisa memerintah Jisoo seenaknya? Ini bukan masalalu yang membuatnya memiliki hak.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙍𝙚𝙞𝙣𝙠𝙖𝙧𝙣𝙖𝙨𝙞 𝓦𝓲𝓽𝓱 𝓑𝓵𝓪𝓬𝓴𝓫𝓪𝓷𝓰𝓽𝓪𝓷
FanfictionHal hal yang di hindari ternyata adalah sebagian dari masa lalu "Jangan pergi Jisoo, kau bilang, kau adalah bayanganku, bayangan tidak akan pernah pergi kan? " "Apa yang dapat memisahkan bayangan dari objek nya? Kegelapan , Yang mulia,,, dan kau tel...