Chapter 4 - Penangkapan Tersangka Elsa Anindita

1.2K 71 0
                                    

Tolong mas, jangan membuat aku jadi bimbang. Di satu sisi aku senang kalau kamu udah mulai peduli dengan aku. Di satu sisi aku takut mas, kalau kamu belum mencintai aku. Dan aku tidak mau berharap lebih ke kamu
_Andini Kharisma Putri_
____________________________________

Pagi pun tiba, Al pun terbangun dari tidurnya dan melihat Andin yang masih terlelap Al tak ingin mengganggu nya. Al pun berfikir untuk membuat Andin senang dengan memberikan hadiah kepadanya. Al pun mencari di google hadiah apa yang berkesan untuk wanita. Setelah melihatnya di google Al pun berfikir untuk memberikan Andin buket bunga dan kalung. Al pun menelpon Rendi untuk membelikannya.

"Halo Ren, tolong kamu siapkan buket bunga yang besar dan juga kalung insial A yang cantik untuk Andin" ucap Al. "Baik pak akan saya carikan" ucap Rendi. "Bagus, bawa secepatnya ke rumah sakit, saya tunggu" ucap Al. "Baik pak".

Semoga Andin suka dengan hadiah pemberian dari saya. Batin Al.

Selang beberapa menit, Andin terbangun dari tidurnya. "Udah bangun?" Tanya Al. "Iya" jawab Andin sambil menguap. "Oh ya mas, kok aku jadi kepikiran sama Elsa ya. Handphone aku mana mas, aku mau hubungi Elsa" ucap Andin. "Kamu baru belum sembuh Ndin, gak boleh megang handphone" larang Al. "Ih, kok gitu sih mas. Aku cuma mau hubungi Elsa aja kok mas" ucap Andin. "Tetap gak boleh, nanti kalau kepala kamu pusing lagi gimana?" Ucap Al. "Yaudah deh kalau gitu" ucap Andin. "Gitu dong nurut sama suami" ucap Al

Maaf ndin, saya belum kasih tau kamu kalau Elsa yang sudah membunuh Roy dan Elsa juga yang telah memfitnah kamu Ndin. Karena saya gak mau kamu jadi kepikiran soalnya kamu belum sembuh. Batin Al

"Oh, ya Ndin saya mau pergi sebentar menjemput Reyna ke panti soalnya Reyna dari semalam mau ketemu kamu. Kamu gak apa-apa saya tinggal sendiri?" Ucap Al. "Gak apa-apa mas, kamu jemput Reyna aja soalnya aku kangen juga sama Reyna" ucap Andin. "Yaudah, kalau gitu kamu istirahat aja. Kalau ada apa-apa panggil suster, saya pergi dulu" ucap Al. "Iya mas, hati-hati" ucap Andin

Tak berapa lama setelah Al pergi papa Surya datang.
"Assalamualaikum" ucap Surya. "Waalaikumussalam pak" jawab Andin. "Kamu kok sendiri, Al mana?".
"Mas Al lagi jemput Reyna soalnya aku kangen sama Reyna pah".
"Bagaimana keadaan kamu ndin?"
"Udah mulai membaik pak alhamdulillaah".
"Alhamdulillah kalau gitu"
"Iya pah, loh mama gak ikut pah?"
"Mama lagi gak enak badan ndin, jadi gak bisa ikut"
"Yaudah kalau gitu semoga mama cepat sembuh ya pah"
"Iya nak"
____________________________________

Kantor Polisi
Elsa akhirnya ditangkap oleh polisi dan dimasukkan ke sel. Dan Irvan yang ada di kantor polisi ingin mengunjugi Elsa.

"Jadi kamu yang namanya Elsa?" Ucap Irvan
"Iya" ucap Elsa
"Tega ya kamu memfitnah orang lain atas kesalahan yang kamu lakukan?" Ucap Irvan. "Saya pastikan kamu akan menyesal seumur hidup karena sudah menuduh Andin melakukan pembunuhan itu" ucap Irvan lalu pergi meninggalkan Elsa.

Sementara Al yang baru sampai di kantor polisi langsung bertemu dengan Elsa.
"Hai Sa" ucap Al. "Ngapain kamu kesini Al?" Tanya Elsa. "Saya cuma mau bilang kalau kamu tega menuduh kakak mu sendiri?" Ucap Al. "Kamu tau papa Surya sampai syok mendengar kalau kamu adalah pelaku sebenarnya".

Flashback on
"Halo Al, kamu sekarang dimana?"
"Ini pah, saya lagi di rumah Nino pah"
"Rumah Nino? Tapi ngapain kamu di sana Al?"
"Saya dan polisi melakukan penangkapan pah soal khasus pembunuhan Roy pah. Ternyata yang pelaku sebenarnya adalah Elsa pah" ucap Al.
"Apa? Kamu serius Al? Kamu gak bohong kan?"
"Gak pah"
"Ya Allah Elsa, berarti selama ini Elsa yang telah memfitnah Andin? Sekarang Elsa lagi dimana Al?"
"Sekarang Elsa kabur pah, dan pihak polisi lagi mencari keberadaan Elsa"
"Ya ampun Al, yaudah kamu cepat ke rumah sakit ya Al. Oh ya Al, sebaiknya jangan kasih tau Andin dulu tentang kabar ini. Papa gak mau membuat Andin kepikiran dia kan belum sembuh"
"Iya pah, saya juga gak akan bilang ke Andin"
"Yaudah, papa tutup telepon nya".
Flashback off

"Dan juga kamu gak membayangkan gimana kalau Andin tau kalau orang yang selama ini memfitnah nya adalah adiknya sendiri". Jelas Al. "Diammm, kamu dengar ya Al. Roy itu pantas mati, dia gak pantas untuk hidup." Ucap Elsa sambil pergi kembali ke sel.
____________________________________

Setelah dari penjara Al langsung menjemput Reyna di panti. Setelah itu Al dan Reyna pergi ke rumah sakit.

"Assalamualaikum" ucap Al. "Waalaikumussalam" ucap papa Surya dan Andin bersamaan. "Tante Andin" ucap Reyna sambil berlari ke arah Andin. "Pelan-pelan dong nak, sini naik dekat tante" ucap Andin sambil menepuk bagian tempat tidur di sebelahnya. Reyna pun duduk di atas ranjang Andin. "Oh ya tan, aku punya hadiah loh buat tante Andin" Ucap Reyna. "Oh ya mana hadiah nya?" Tanya Andin. "Tadaa ini dia" ucap Reyna sambil menunjukkan gambar lukisan yang di buatnya untuk Andin.

"Ini Reyna yang buat?" Tanya Andin. "Iya tante. Ini aku, ini om Al dan ini tante Andin" ucap Reyna sambil menunjukkan gambarnya. "Wah cantik sekali, kamu pintar sekali menggambar nak" puji Andin. "Tante suka?" ucap Reyna. "Suka, makasih ya sayang" ucap Andin sambil mencium Reyna.

"Al, Andin kalau gitu papa pulang dulu ya" ucap papa Surya. "Iya pah" ucap Al dan Andin sambil salim ke papa Surya. "Hati-hati ya pah" ucap Andin. "Iya nak, kamu cepat sembuh ya. Sayang opa pulang dulu ya" ucap Surya pada Reyna. "Oke opa, hati-hati ya opa" ucap Reyna.

Tak serasa hari pun mulai sore dan waktunya Reyna pulang ke panti.
"Reyna udah ya mainnya, om antar pulang ya soalnya udah mau sore" ajak Al. "Tapi aku masih mau main sama tante om" ucap Reyna. "Lain kali aja mainnya, sekarang Reyna pulang ya om antar" ucap Al. "Iya om, tante Reyna pulang dulu ya" ucap Reyna ke Andin. "Iya, lain kali kita main lagi ya" ucap Andin. "Ok tan" jawab Reyna.

"Andin, saya antar Reyna dulu ya" ucap Al. "Iya mas, hati-hati ya". "Iya, kamu di sini ya kalau nanti ada apa-apa panggil suster". "Iya mas".

Al pun mengantarkan Reyna ke panti. Setalah itu Al kembali ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit Al langsung bertemu dengan Rendi.
"Gimana, semua yang saya minta sudah siap?" Tanya Al. "Sudah pak, ini dia pak" ucap Rendi sambil memberikan buket bunga dan kotak perhiasan yang isinya adalah sebuah kalung. "Bagus, makasih Ren. Sekarang kamu boleh pulang" ucap Al. "Sama-sama pak" balas Rendi

Al pun masuk ke ruangan Andin.
"Mas udah pulang" ucap Andin. "Ndin, saya punya hadiah untuk kamu" ucap Al. "Hadiah?" Tanya Andin. "Ini untuk kamu" ucap Al sambil menunjukkan buket bunga dan kotak perhiasan. "Apa ini mas?" Tanya Andin. " Buka aja" ucap Al

Andin pun membuka kotak perhiasan tersebut. Betapa terkejutnya dia bahwa isi kotak itu ada kalung berlian dengan insial huruf A.
"Ini untuk aku mas" tanya Andin. "Iya, mau saya pasang kan? ucap Al. Andin pun mengangguk tanda setuju.

Al pun memasangkan kalung itu pada Andin. Andin yang melihat itu terharu karena suaminya memberikan hadiah yang indah untuknya sampai Andin meneteskan air mata nya.

"Kamu kenapa ndin? Ada yang sakit?" Tanya Al panik melihat Andin menangis. "Aku gak apa-apa mas, makasih ya" ucap Andin. "Iya, sama-sama ndin. Udah jangan nangis lagi ya" ucap Al sambil menghapus air mata Andin. Andin pun menganggukkan kepalanya. "Yaudah kamu sekarang istirahat ya" pinta Al.

Andin pun menidurkan badannya. Dan meletakkan buket bunga pemberian Al di sampingnya.

Jujur mas, aku bingung dengan sikap kamu yang seperti ini. Kadang kamu baik sama aku, tapi terkadang kamu bentak-bentak aku mas. Batin Andin.

Maaf kan saya ndin, karena belum bisa membuat kamu bahagia dan jadi suami yang sempurna untuk kamu. Batin Al
____________________________________

Ikatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang