Chapter 33 - Baikan

1K 57 0
                                    

Surya pun masuk ke ruangan Andin. "Andin" panggil Surya. "Papa" ucap Andin.

"Gimana kondisi kamu Ndin?" Tanya Surya. "Hiks hiks hiks, mas Al jahat pah. Mas Al udah bohong sama aku hiks hiks hiks" ucap Andin sambil menangis dan memeluk Surya.

"Iya, papa ngerti Al udah cerita semua ke papa" ucap Surya. Andin pun melepas pelukannya, sementara Surya menggenggam tangan Andin.

"Andin, papa tahu Al udah sangat membuat kamu kecewa. Tapi ndin, papa yakin Al gak kasih tahu kamu tentang anak kamu itu demi kebaikan kamu nak" jelas Surya. "Tapi pah, mas Al udah bohong sama aku" jawab Andin.

"Papa ngerti, tapi ingat nak yang ngerawat anak kamu Reyna sampai sekarang ini siapa? Al kan. Coba seandainya kalau gak ada Al, mungkin kamu gak ketemu anak kamu lagi" jelas Surya.

"Tapi pah, tujuan Al menikahi aku itu tidak baik pah" ucap Andin. "Papa ngerti, tapi lihat sekarang bukankah Al telah menyesali perbuatannya. Al juga sudah janji sama papa kalau dia akan jaga dan bahagiakan kamu nak. Dan menurut papa, Al berhak mendapatkan kesempatan kedua" jelas Surya.

Sementara Andin yang mendengar penjelasan papa nya hanya diam. "Yaudah, sekarang kamu istirahat. Papa mau pulang dulu, sebaiknya kamu pikirkan permintaan papa tadi. Ingat ndin, semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua" ucap Surya. "Selamat istirahat sayang" ucap Surya dan mencium kening Andin. Andin pun memejamkan matanya.

"Al" panggil Surya yang baru saja keluar dari ruangan Andin. "Pah" jawab Al. "Al, papa udah jelaskan semua ke Andin. Papa harap Andin bisa memaafkan kamu" ucap Surya. "Aamiin pah, doakan Al ya pah" jawab Al. "Iya, papa akan selalu doakan kamu" ucap Surya. "Makasih banyak pah" jawab Al.

"Iya Al, papa pulang dulu ya. Kamu jaga Andin di sini" pinta Surya. "Iya pah pasti akan ku jaga Andin, papa hati-hati ya" ucap Al. "Iya" jawab Surya.

Tiba-tiba suster datang. "Permisi pak, ini makan siang untuk Bu Andin" ucapnya. "Oh iya, sini biar saya yang bawa ke dalam" ucap Al. "Baik pak" jawabnya.

Al pun membawa masuk makanan Andin. "Andin" panggil Al sementara Andin tak menjawab. Andin hanya pura-pura tidur, karena sejak papanya pulang Andin terus memikirkan perkataan papanya hingga dia tidak bisa tertidur.

"Andin, makan siang dulu yuk biar cepat sembuh" ucap Al. Andin pun membuka matanya. "Kita makan dulu yuk" ajak Al. Andin pun mengangguk dan hendak duduk di kasur. "Pelan-pelan" ucap Al dan membenarkan senderan badan Andin.

"Sekarang makan, saya suap ya" ucap Al. Andin hanya menurut saja, dia membuka mulutnya kemudian Al memasukkan bubur itu ke mulut Andin.

"Makan yang banyak ya" pinta Al semntara Andin hanya diam tidak menjawab pertanyaan Al.

"Andin, tolong jangan begini terus ke saya. Lebih baik kamu marahi saya dari pada kamu diamkan saya seperti ini. Saya gak mau melihat kamu seperti ini ndin" batin Al.

"Aku mau pulang mas" ucap Andin. "Huft, makanya makan yang banyak ya biar nanti sore atau malam kamu sudah bisa pulang" jawab Al. "Iya" jawab singkat Andin.

Malamnya, Andin sudah boleh pulang ke rumah. "Sebentar jangan bergerak" pinta Al karena melihat Andin mau turun dari kasur. Tiba-tiba Al memasangkan jas miliknya ke Andin karena hari yang sudah malam Al gak mau Andin sampai kedinginan dan kemudian Al menggendong Andin ke atas kursi roda, sementara Andin hanya diam tak berbicara apapun. Al pun membawa Andin keluar ruangan menuju parkiran.

"Mas" panggil Andin sambil memegang tangan Al yang bermaksud menghentikan Al mendorong kursi rodanya.

"Iya Ndin" jawab Al. "Makasih ya" ucap Andin sementara Al menaikkan sebelah alisnya karena bingung. "Makasih kamu sudah menjaga anak aku selama ini, makasih kamu udah mau rawat Reyna meskipun kamu tau kalau itu bukan anak kamu. Dan makasih juga kamu sudah sabar dan mau bahkan selalu ada kalau aku membutuhkan sesuatu" ucap Andin.

"Itu artinya, kamu maafin saya" ucap Al sambil berjongkok sejajar menghadap ke arah Andin dan sekarang mereka sedang berhadap-hadapan.

Andin pun mengangguk. "Makasih ya Andin" ucap Al sambil menggenggam tangan Andin lalu mengacak-acak rambut Andin dan kemudian menciumnya. "Iya mas" jawab Andin.

"Maafkan aku juga ya mas, karena sudah mendiamkan kamu dan menyuruh kamu keluar kemarin" ucap Andin. "Iya saya ngerti" jawab Andin. "Makasih mas, yaudah sekarang kita pulang. Aku mau ketemu sama Reyna mas" ajak Andin. "Iya kita pulang ya" ucap Al. Andin pun mengangguk, mereka pun pulang ke pondok pelita.
____________________________________

Pondok Pelita
"Assalamualaikum" ucap Al. "Waalaikumussalam, Al Andin" jawab Rosa. "Mah" jawab Al lalu salam ke Rosa diikuti oleh Andin.

"Gimana kondisi kamu Ndin?" Tanya Rosa. "Alhamdulillah sudah membaik mah" jawab Andin. "Alhamdulillah kalau gitu" ucap Rosa.

"Reyna dimana mah?" Tanya Andin. "Ada tuh di kamar" jawab Rosa. "Mas, aku mau ketemu Reyna" pinta Andin. "Iya, mah aku antar Andin dulu ya" ucap Al. "Iya Al" jawab Rosa.

Di kamar Reyna
"Reyna" panggil Andin. "Mama, papah" panggil Reyna. "Sayang, sini nak peluk mama" ucap Andin.

"Akhirnya ya Allah, akhirnya aku bisa memeluk anak ku. Hal yang sangat aku impikan dari dulu, hanya saja dulu aku mengira ini semua tidak akan bisa terjadi" Batin Andin.

"Mamah kenapa nangis, mama masih kita ya?" Tanya Reyna. "Enggak sayang, mama gak sakit kok. Mama nangis karena mama bahagia sayang" ucap Andin. "Mama jangan nangis dong, aku gak mau kalau mama sedih" ucap Reyna. "Iya sayang, sini peluk mama lagi" pinta Andin. Andin dan Reyna pun berpelukan kembali. Sementara Al hanya tersenyum karena melihat Andin begitu bahagia berjumpa dengan anaknya.

"Saya senang ndin, kalau kamu bahagia seperti ini. Saya akan terus membuat kamu tersenyum setiap harinya, saya janji" Batin Al.

"Mama rindu aku ya, kok peluknya kuat banget?" Tanya Reyna. "Iya sayang mama rindu sekali dengan Reyna. Mama boleh tidur di sini gak sama Reyna?" Tanya Andin. "Boleh dong mah" jawab Reyna.

"Mas, aku tidur di sini ya sama Reyna" ucap Andin. "Iya" jawab Al. "Yaudah sekarang kita tidur ya nak" ucap Andin. "Iya mah" jawab Reyna.

Reyna dan Andin pun tidur di atas kasur sementara Al tidur di bawah hanya beralaskan karpet tebal. Reyna dan Andin sudah tertidur pulas, tetapi Al belum. Al memandangi wajah istri dan anaknya yang sedang tidur itu.

"Saya janji, tidak ada seorangpun yang bisa memisahkan kita bertiga. Kita akan terus selamanya bersama, bahkan ketika anak kita lahir ndin. Saya janji saya akan terus menjaga kamu, Reyna dan calon anak kita nanti" Batin Al sambil mengelus kepala Andin dengan lembut.

"Good night ndin" ucap Al lalu mencium Andin dan juga Reyna. Dan Al pun ikut menyusul Andin dan Reyna ke alam mimpi.
____________________________________

Jangan lupa vote ya, thank you all

Ikatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang