Chapter 44 - Rencana

851 70 1
                                    

Di ruang makan Rosa dan Reyna sedang menunggu Al dan Andin. "Pagi semuanya" ucap Al. "Pagi Al, ndin" jawab Rosa. "Pagi mah, pah" jawab Reyna. Al dan Andin pun duduk di kursi meja makan dan Andin membuatkan roti untuk Al.

"Mas ini" ucap Andin sambil meletakkan roti di piring Al. "Iya, makasih ya" ucap Al. "Eh ndin, kan bentar lagi kandungan kamu udah masuk 7 bulan. Bagaimana kalau kita buat acara syukuran 7 bulanan?" Ucap Rosa. "Ya, aku sih ikut mas Al aja mah" jawab Andin. "Bagaiman Al?" Tanya Rosa. "Boleh mah, aku setuju" jawab Al.

"Iya Al, terus nanti setelah 7 bulanan. Besoknya acara Gender Reveal Party, jadi hari pertama tasyakuran 7 bulanan. Terus hari kedua acara Gender Reveal Party, gimana?" Tanya Rosa. "Aku setuju mah" jawab Al. "Aku ikut aja mah" jawab Andin.

"Acara Gender Reveal Party itu apa mah?" Tanya Reyna. "Jadi Gender Reveal Party itu, acara untuk mengetahui jenis kelamin adik kamu. Adik kamu itu perempuan atau laki-laki" jelas Andin. "Oh gitu ya mah" jawab Reyna. "Iya sayang" ucap Andin.

"Oke, jadi kalau semuanya setuju nanti mama yang siapkan semuanya" ucap Rosa. "Kok mama, nanti kan repotin mah" ucap Andin. "Gak ngerepotin kok ndin, malah mama senang kan ini acara untuk calon cucu mama" jawab Rosa.

"Beneran mah, gak repotin?" Tanya Andin. "Enggak sayang" jawab Rosa. "Makasih banyak ya mah" ucap Andin. "Sama-sama sayang" jawab Rosa. "Nanti aku bantuin ya mah nyiapinnya" ucap Al. "Iya Al" jawab Rosa.

Setelah semuanya selesai sarapan, Al, Andin, Rosa dan Reyna pergi ke halaman rumahnya. "Mah, pah aku sekolah dulu ya" pamit Reyna. "Iya sayang, yang pintar sekolahnya ya nak" ucap Andin. "Iya mah" jawab Reyna.

"Riza, hati-hati nyetir nya jangan sampai mama dan anak saya kenapa-kenapa" pinta Al. "Siap pak" jawab Riza. "Yaudah, mama diluan ya Al ndin" pamit Rosa. "Iya mah" jawab Al dan Andin lalu salam ke Rosa secara bergantian.

"Ndin, saya kerja dulu ya" pamit Al. "Iya mas" jawab Andin. "Ingat istirahat, kamu gak usah kerjakan pekerjaan rumah apapun itu bahkan masak sekalipun. Paham!" Ucap Al. "Iya mas, lagian kalau aku kerjain pasti kamu tau juga kan" jawab Andin. "Iya, yaudah saya pergi dulu" pamit Al. "Iya mas, hati-hati ya" jawab Andin dan salam ke Al dan masuk ke rumah.

"Hmm, ngapain ya?" Ucap Andin. "Hmm, nonton tv aja deh" ucap Andin.

Andin pun pergi ke ruang keluarga untuk menonton tv. Andin melihat-lihat berita di televisi, ada satu berita yang menarik perhatiannya.

"Ini kok bisa-bisanya ya, orang kan 40 hari meninggal itu baca Yasin, ngaji ini kok malah konser. Kok aneh ya" ucap Andin.

"Lagi nonton apa mbak?" Tanya Kiki yang baru datang. "Ini mba lagi nonton berita, bisa-bisanya 40 harian malah konser bukannya ngaji, kirim doa" ucap Andin. "Oh masalah Didit ya mba, aneh emang mba. Terus katanya dia itu dulu gak peduli loh mba sama anaknya, eh sekarang minta warisan dan hak asuh cucu aneh kan mba?" Jawab Kiki. "Hah, iya. Beneran Ki?" Tanya Andin. "Iya loh mba, kan lagi booming beritanya mba" jawab Kiki.

"Oh iya, mba gak tau Ki" ucap Andin. "Makanya mba sering-sering lihat tv" jawab Kiki. "Iya Ki" ucap Andin.

Setelah menonton tv beberapa jam, Andin mulai merasa bosan. "Huft, bosan nonton tv mulu. Ke taman aja ah" ucap Andin. "Eh, tapi buat teh dulu aja deh" ucap Andin.

Andin pun menuju dapur untuk membuat teh. "Mba mau ngapain?" Tanya Kiki. "Buat teh Ki" jawab Andin. "Eh, gak usah mba biar Kiki aja. Mba duduk aja, nanti Kiki yang buat dan antar ke mba" ucap Kiki. "Gak apa-apa lah Ki, cuma buat teh doang kok" jawab Andin.

"Gak usah mba, biar Kiki aja yang buat nanti mas Al marah sama Kiki mba" ucap Kiki. "Yaudah, kamu buatin tehnya setelah itu antar ke taman ya" pinta Andin. "Iya mba" jawab Kiki. Dan Andin pun pergi ke taman.

Di taman Andin sedang duduk di bangku taman, beberapa menit Kiki pun datang membawa teh Andin. "Ini mba" ucap Kiki. "Iya Ki, makasih ya" jawab Andin. "Sama-sama mba" ucap Kiki.

Andin pun meminum teh itu dengan pelan-pelan karena masih panas. Andin pun meletakkan alas gelas itu di perutnya yang buncit, sementara tangannya memegang gelas.

PT Aldebaran Sejahtera
Al memanggil Rendi ke ruangan nya. "Ren, tolong kamu siapkan undangan untuk acara syukuran 7 bulanan Andin" pinta Al. "Emang kapan acaranya pak?" Tanya Rendi. "1 Minggu lagi Ren" jawab Al. "Acaranya di mana dilaksanakan pak?" Tanya Rendi. "Di rumah saya aja, nanti kalau di gedung ribet istri saya nanti kecapekan harus pergi ke gedung" jelas Al. "Baik pak, nanti saya siapkan" ucap Rendi. "Iya, terima kasih" jawab Al. "Kalau begitu saya permisi pak" ucap Rendi lalu keluar dari ruangan.

"Andin, sekarang lagi ngapain ya? Sebaiknya gue pulang aja lihat Andin" batin Al lalu pulang ke rumahnya.

Pondok Pelita
Sementara itu Al yang baru sampai di rumah menanyakan Andin pada Kiki. "Andin mana Ki?" Tanya Al. "Mba Andin lagi di taman mas" jawab Kiki.

Setelah itu Al pergi ke taman menemui Andin. Dari kejauhan Al melihat Andin yang sedang meminum teh.
"Andin, Andin bisa-bisanya kamu menjadikan perut kamu untuk tempat teh" batin Al sambil geleng-geleng kepala. Al yang melihat Andin seperti itu merasa lucu dan gemas, Al pun memfoto diam-diam istrinya itu. Lalu setelah itu mendekati Andin.

"Mas kok udah pulang?" Tanya Andin sambil salam ke Al. "Udah" jawab Al. "Kok tumben cepat?" Tanya Andin. "Gak apa-apa, saya cuma khawatir sama kamu" jawab Al. "Aku gak apa-apa kok mas" ucap Andin. "Gak apa-apa, gak apa-apa. Nanti kalau kamu kerjakan pekerjaan rumah gimana, kalau kamu kecapean gimana?" Ucap Al. "Gak bakalan mas, tenang aja" jawab Andin.

"Hmm, lagi ngapain di sini?" Tanya Al. "Lagi pengen diluar aja, menghirup udara segar habisnya aku bosan mas" jawab Andin. "Yakan saya suruh istirahat" ucap Al. "Ya masa aku tidur aja sih mas?" Tanya Andin. "Ya enggak ndin, cuma saya gak mau kamu kecapean aja" jawab Al. "Gak mas" ucap Andin. "Yaudah kamu habisin dulu tehnya, setelah itu kita ke dalam" ucap Al. "Iya mas" jawab Andin.

Setelah teh Andin habis, Al dan Andin hendak berdiri. "Adududuh" ucap Andin kesakitan. "Kenapa ndin? Ada yang sakit?" Tanya Al panik. "Ini mas, punggung aku sakit" jawab Andin. "Punggungnya sakit? Yaudah sini" ucap Al lalu menggendong Andin.

"Eh mas" ucap Andin kaget karena tiba-tiba digendong oleh Al. "Kamu gak keberatan mas?" Tanya Andin. "Enggak" jawab Al. "Tapi aku lagi hamil mas, kan berat" ucap Andin. "Enggak saya gak keberatan, lain kali jangan capek-capek banyak istirahat. Ingat kamu itu lebih mudah capek karena lagi hamil besar" omel Al sambil menggendong Andin. "Iya mas" jawab Andin. Al pun membawa Andin ke kamar.
____________________________________

Jangan lupa vote!

Ikatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang