Chapter 9 - Pertemuan Pertama

1.2K 65 1
                                    

"Silahkan duduk pah, om" ucap Al
Mereka pun duduk di ruang tamu
"Andin dimana Al?" Tanya Surya.
"Andin lagi dikamar pah, bentar saya panggil kan dulu" ucap Al sambil berdiri menuju kamarnya.

Al pun membuka pintu kamarnya dan melihat Andin baru aja bangun.
"Mas" ucap Andin
"Ndin, ada papa sama om kamu di depan" ucap Al
"Om? Om siapa?" Tanya Andin bingung
"Om kamu, udah kamu ikut saya ke depan dulu" pinta Al
Al dan Andin pergi ke ruang tamu.

Ruang Tamu
"Nah, itu dia Andin" ucap Surya
Irvan pun melihat ke arah Andin langsung berdiri.
"Ndin, ini om kamu. Om Tama" ucap Surya
"Om Tama? Tapi bukannya papa bilang kalau om Tama itu udah meninggal?" Ucap Andin bingung
"Papa juga menganggap Irvan sudah meninggal dulu, dan papa baru tau kalau ternyata om kamu belum meninggal nak" ucap Surya

Andin yang tak percaya langsung melihat ke arah Irvan.
"Om, om Tama? Tanya Andin tak percaya. "Om, om yang menemani mama aku waktu aku masih didalam kandungan om? Ucap Andin sambil menangis karena tak percaya. Irvan hanya menganggukkan kepalanya.

Saat Irvan melihat Andin, Irvan seperti merasakan kalau kak Sofia ada di sampingnya.
"Kamu anak kak Sofia" ucap Irvan. "Kamu cantik sekali sayang, cantik sekali. Mirip seperti kak Sofia mama kamu" ucap Irvan. "Hmm, boleh om peluk kamu?" Tanya Irvan.

Andin pun mengangguk tanda persetujuan. Andi pun memeluk Irvan, om nya yang tak disangka masih hidup sampai saat ini.
"Akhirnya om menemukan kamu, om udah lama mencari kamu dan baru ketemu sekarang" ucap Irvan sambil berkaca-kaca.

Setelah melepas pelukan Al, Andin dan Irvan duduk kembali.
"Al, Andin papa pulang dulu ya, soalnya papa masih ada urusan" ucap Surya
"Iya pah" jawab Al dan Andin. "Kalau gitu saya diluan ya Irvan" ucap Surya. "Iya iya" ucap Irvan sambil bersalaman setelah itu Al dan Andin.

Setelah Surya pergi, Andin pun membuka obrolan.
"Om, om tau gak makam mama aku dimana?" Tanya Andin. "Tau, nanti kita ziarah ya ke makam mama kamu" ucap Irvan. "Bagaiman kalau sekarang aja om, aku ambil tas dulu ya om" ajak Andin.

Andin yang mau berdiri di hentikan oleh Irvan. Al dan Andin heran kenapa om Irvan menghentikan Andin.
"Kenapa om?" Tanya Andin. "Duduk" pinta Irvan. Andin pun kembali duduk.

"Om mau tanya sama kamu, kenapa kamu bisa masuk penjara?" Ucap Irvan. "Aku difitnah om" jawab Andin. "Om juga tau itu, tapi kenapa kamu gak membela diri kamu dan membuktikan kalau kamu gak bersalah?" Ucap Irvan

"Karena saat itu gak ada yang percaya sama aku om, cuma papa yang percaya kalau bukan aku yang bunuh. Lalu aku dan papa udah coba cari bukti om, tetapi kami gak dapat bukti apa-apa. "Jelas Andin

"Ok, om percaya sama kamu" ucap Irvan.
"Hmm, tapi enak loh om di penjara" ucap Andin dengan polosnya

Al dan Irvan yang mendengar apa yang Andin katakan pun terkejut, dan tak menyangka bahwa Andin akan mengatakan seperti itu.

"Apa kamu bilang? Enak dipenjara?" Ucap Irvan. "Iya enak" ucap Andin polos. "Enaknya dimana ndin?" Ucap Irvan

"Hmm, enak nya itu om. Kita tetap dikasih makan, padahal banyak orang diluar sana yang tidak bisa makan. Terus setiap pagi kami gotong royong bersama, ibadah bersama. Udah itu ada kami sering melakukan pengajian loh om, jadi pahala dapat ilmu juga dapat. Ya walaupun ada kadang yang jahat si om, tapi tenang aja kalau kita gak ganggu mereka. Mereka pasti gak ganggu kita. Ih seru loh om, lain kali om harus coba deh" jelas Andin

Al yang duduk di samping Andin pun tak percaya kalau Andin lebih suka dipenjara.
Gue gak nyangka Andin lebih suka dipenjara. Batin Al sambil melihat Andin

Ya ampun ndin, betapa polosnya kamu nak. Batin Irvan sambil memijat pelipisnya.

"Om kenapa?" Tanya Andin. "Om pusing lihat sikap kamu" ucap Irvan. "Loh, kok aku?" Tanya Andin

"Ndin, om dengar dulu kamu dipenjara dalam keadaan hamil. Lalu katanya mantan suami kamu menceraikan kamu?" Tanya Irvan
"Iya om" ucap Andin

Irvan yang mendengar jawaban Andin marah dan langsung berdiri memukul tembok.

"Brengsek" ucap Irvan sambil memukul tembok.
Al dan Andin pun terkejut dengan sikap Irvan.
"Om, om kenapa?" Ucap Andin. "Om, om tenang dulu om" ucap Al.

"Oke, sekarang kasih tau om siapa mantan suami kamu?" Ucap Irvan. "El Nino Prasetya om?" Jawab Andin. "Di mana dia bekerja sekarang?" Tanya Irvan. "Di PT. Elnino Gemilang Om" jawab Andin

Irvan pun mengeluarkan handphone nya dan menghubungi bawahannya.
"Halo, kamu cari yang namanya Elnino Prasetya dia bekerja di PT. Elnino Gemilang. Kamu beri dia pelajaran dan bawa dia kehadapan saya mengerti!" Pinta Irvan. "Siap pak" jawabnya

Al dan Andin yang melihatnya langsung tatap-tatapan tanda bingung dengan sikap Irvan
"Om, om mau ngapain mas Nino?" Tanya Andin. Irvan tak menjawab pertanyaan Andin. "Om, om mau apakan mas Nino" tanya Andin lagi

"Om gak ngapain Nino kok, om cuma mau kasih pelajaran aja sama dia karena sudah menyakiti kamu" jelas Irvan. "Oh om mau balas dendam om?" Tanya Andin. "Irvan pun tak menjawabnya.

"Om, kita gak boleh balas dendam ke orang lain. Itu dosa om, udah ya om sekarang hubungi bawahan om jangan celakai mas Nino" ucap Andin.

"Oh, jadi kamu mau membela dia ndin. Orang yang udah berani menyakiti kamu iya" ucap Irvan
"Bukan gitu om"
"Sekarang om tanya, dimana anak kamu sekarang?"
"Udah meninggal om" ucap Andin
"Apa meninggal? Gimana bisa?"
"Aku gak tau om, ketika di dalan penjara aku menitipkan anakku ke Elsa. Setelah aku keluar dari penjara, Elsa bilang kalau anakku sudah meninggal dan Elsa juga menunjukkan makamnya ke aku om" jelas Andin

Jadi Andin belum tau, kalau Elsa membuang anaknya ke panti. Batin Al

"Dimana makamnya om mau tau. Sekarang kita ke sana sekalian kita ke makam mama kamu" ucap Irvan
"Iya om, om udah ya jangan celakai mas Nino. Balas dendam itu dosa loh, nanti Allah marah om" ucap Andin.

"Iya" jawab Irvan. "Yaudah sekarang telepon dulu anak buah om batalin rencananya" paksa Andin. "Iya iya" ucap Irvan sambil mengeluarkan handphone nya dan menghubungi anak buahnya.

"Halo, hentikan semua rencananya. Kalian tidak perlu mencari Elnino lagi" ucap Irvan. "Baik pak" jawabny

"Gitu dong om, yaudah aku ambil tas dulu" ucap Andin. "Iya" jawab Irvan.

Ini gak boleh begini, orang itu harus diberi pelajaran. Batin Irvan

Irvan pun menelpon bawahannya lagi
"Halo, kamu lanjutkan saja rencana kita di awal. Saya mau dia mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatannya ke keponakan saya mengerti! Oh, ya jangan sampai Andin tau kalau saya yang sudah mencelakai Nino paham" pinta Irvan.
"Siap pak" ucapnya

"Kamu jangan kasih tau Andin ya kalau om merencanakan ini Al" ucap Irvan
" Iya om" ucap Al

Al pun gak menyangka kalau om Andin akan marah besar. Gue gak nyangka kalau Om Irvan senekat itu, tapi wajar sih kalau om Irvan sangat marah. Batin Al

Tak berapa lama, Andin datang.
"Ayok mas, om" ajak Andin
"Iya"

Al, Andin dan Irvan pun pergi ke makam Nindi dan Sofia
____________________________________

Ikatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang