Chapter 53 - Bermain

671 64 2
                                    

Setelah makan siang, Andin mau mengajak Al dan Reyna ke taman belakang. "Mas, kita ke taman belakang yuk? Ayok nak?" Ajak Andin. "Andin, nanti ya kamu istirahat dulu. Tadi kamu sampai ketiduran loh di rumah sakit" Ucap Al. "Tapi aku udah gak ngantuk lagi, aku mau main mas sama kamu dan Reyna" jawab Andin. "Benar udah gak capek?" Tanya Al. "Iya mas, kita main yuk" ajak Andin.

"Tapi kamu mau main apa?" Tanya Al. "Ehmm, Reyna mau main apa nak?" Tanya Andin. "Main apa ya mah? Main petak umpet aja mah" jawab Reyna.

"Tapi kemarin kita udah main petak umpet nak, bagaimana kalau kita main lompat tali" ucap Andin. "Gak gak, saya gak mau. Andin kamu lihat kamu lagi hamil, perut kamu itu udah besar. Nanti kalau kamu lompat-lompat kalau jatuh gimana" larang Al. "Terus main apa dong mas?" Tanya Andin. "Kita main Ludo aja gimana?" Ajak Al. "Boleh mas, Reyna mau main Ludo?" Tanya Andin. "Iya, mau mah" jawab Reyna.

"Yaudah, saya suruh Kiki dulu siapkan tikarnya" ucap Al. "Iya mas" jawab Andin.

"Kiki" panggil Al. "Iya mas Al" jawab Kiki. "Kamu kembangkan tikar di bawah pohon di taman belakang ya, saya, Andin dan Reyna mau main disana soalnya" pinta Al. "Iya mas Al" jawab Kiki lalu pergi.

"Yaudah kita ke taman yuk" ajak Al. "Iya pah" jawab Reyna begitu juga Andin. Mereka pun pergi ke taman.

"Tunggu Andin" larang Al saat melihat Andin yang mau duduk. "Kenapa mas?" Tanya Al. "Bentar, Kiki" panggil Al. "Iya mas Al" jawab Kiki. "Tolong kamu ambilkan kursi lesehan yang baru saya beli untuk Andin ya" pinta Al. "Iya mas" jawab Kiki.

"Ini dia mas" ucap Kiki sambil memberikannya ke Al.

"Sini ndin duduk" pinta Al dan mempersilahkan Andin duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sini ndin duduk" pinta Al dan mempersilahkan Andin duduk. "Pelan-pelan" ucap Al. Andin pun duduk dengan pelan-pelan karena mulai kesusahan dengan perutnya yang besar.

"Huft" ucap Andin. "Kalau gini kan enak kamu duduknya" ucap Al. "Iya mas, makasih ya udah perhatian sama aku" jawab Andin. "Iya itu udah tugas saya ndin" ucap Al.

"Mah, pah main yuk" ajak Reyna. "Iya udah, papa warna biru ya" ucap Al. "Aku warna merah" jawab Reyna. "Mama warna kuning aja" ucap Andin.

"Jadi siapa yang mulai duluan?" Tanya Al. "Hompimpa aja" jawab Andin. Mereka pun hompimpa dan yang menang adalah Reyna. "Yey aku menang" jawab Reyna. "Sekarang papa dan mama yang hompimpa aku bantu ya" ucap Reyna. "Iya sayang" jawab Andin.

Dan mereka pun hompimpa lagi dan yang menang adalah Andin. "Yey aku menang mas, kamu terakhir" ucap Andin. "Yaudah, mulai yuk" jawab Al.

Permainan pun dimulai, di permainan pertama Al dan Reyna mendapatkan dadu 6 dan punya mereka keluar. "Ih, kok aku gak dapat 6 sih?" Ucap Andin kesal. "Ya sabar dong mah" ucap Reyna. Dan mereka pun bermain hingga menjelang sore.

Malamnya mereka pun makan malam bersama. "Mas, besok kita ke rumah papa yuk" ajak Andin. "Ngapain?" Tanya Al. "Aku mau kasih ASI buat anaknya Elsa" jawab Andin. "Yaudah iya" jawab Al. "Asyik besok ke rumah opa" ucap Reyna senang. "Iya sayang" jawab Andin.

Setelah selesai makan malam mereka pun beristirahat. "Mah, pah aku tidur sama mama dan papa ya?" Tanya Reyna. "Boleh sayang" jawab Andin. "Yeay" ucap Reyna senang.

Mereka bertiga pun tidur dengan posisi Andin berada di tengah. Al dan Reyna saling memeluk Andin dan balon biru. Tepat jam 11.30 wib Andin terbangun dari tidurnya.

"Kok tiba-tiba aku pengen makan sate ayam ya?" Batin Andin.

"Mas, mas" panggil Andin sambil membangunkan Al. "Iya ada apa ndin?" Tanya Al. "Aku lapar" jawab Andin. "Lapar?" Tanya Al dan Andin pun mengangguk. "Aku pengen sate mas" jawab Andin.

"Sate ayam, dimana cari sate ayam malam-malam begini Ndin" ucap Al. "Aku pengen makan sate ayam mas" jawab Andin. "Andin, besok aja ya makan satenya" ucap Al. "Tapi aku maunya sekarang mas, lapar" jawab Andin sambil mengelus perutnya yang buncit.

Al melihat Andin yang sedang memelas dan mengelus perut nya merasa gemas. Al tak tega melihat Andin yang kelaperan, Al juga tau kalau Andin pasti sekarang lagi ngidam.

"Yaudah iya, saya beliin. Udah jangan gitu mukanya nanti saya terkam kamu" ucap Al sambil mencubit pipi Andin. "Awws, sakit mas" ucap Andin. "Yaudah saya pergi dulu ya" pamit Al. "Iya, hati-hati ya mas" ucap Andin.

Al pun pergi ke gerbang. "Loh pak bos mau kemana malam-malam begini?" Tanya Uya. "Mau pergi sebentar, buka gerbangnya" jawab Al. "Siap pak bos" ucap Uya. Dan Al pun langsung pergi mencari sate ayam untuk Andin.

Setelah beberapa menit Al berkeliling, Al belum menemukan tukang sate ayam. "Dimana lagi gue cari ya, udah pada tutup semua" ucap Al.

"Gue telepon Rendi aja lah" ucap Al lalu menelpon Rendi.

"Halo Ren" ucap Al. "Iya pak" jawab Rendi. "Maaf ganggu kamu malam-malam begini" ucap Al. "Gak apa-apa pak, emangnya ada apa?" Tanya Rendi. "Saya mau tanya kamu ada yang tau gak jualan sate ayam malam-malam begini?" Tanya Al. "Sate ayam? Bu Andin ngidam pak?" Tanya Rendi. "Iya Ren" jawab Al.

"Hmm, kalau yang saya tau cuma satu pak yang masih buka jam segini di Jl. Ahmad Yani pak" ucap Rendi. "Oke Ren, makasih ya" ucap Al. "Sama-sama pak" jawab Rendi.

"Kenapa gue baru kepikiran ya" ucap Al lalu melajukan mobilnya ke jl. Ahmad Yani. "Alhamdulillah masih buka" ucap Al lega. "Mas, pesan sate ayamnya ya 2 jangan pakai cabai" pinta Al. "Sebentar mas, tolong antri ya" ucapnya.

"Waduh harus antri lagi, malah rame pula" batin Al.

"Begini aja mas, kamu buat pesanan saya sekarang saya lebihin bayarannya" ucap Al. "Oke mas" ucap nya dan langsung membuatkan pesanan Al.

"Ini mas" ucapnya dan memberikan sate ayamnya ke Al. "Ini, ambil aja kembaliannya" ucap Al sambil memberikan uang 500 ribu dan langsung pergi. "Makasih mas" teriaknya.

Sesampainya di rumah ternyata Andin sudah menunggu Al di ruang tamu. "Assalamualaikum" ucap Al. "Waalaikumussalam mas" jawab Andin.

"Mas mana sate ayamnya?" Tanya Andin. "Sabar, kita ke dapur yuk" ajak Al dan mereka pun ke dapur.

Al pun menyiapkan sate ayamnya untuk Andin. "Ini dihabisin" ucap Al. "Makasih banyak ya mas" jawab Andin. "Iya" ucap Al.

Andin pun memakan satenya dengan lahap sehingga bumbu sate pun belepotan. "Pelan-pelan makannya" ucap Al. "Kamu gak mau mas?" Tanya Andin. "Gak kamu aja yang makan" jawab Al.

"Tapi aku mau kamu makan juga mas" ucap Andin. "Saya udah kenyang ndin" jawab Al. "Mas" panggil Andin dengan muka yang memelas dan membuat Al gemas.

"Iya-iya saya makan, udah ya" ucap Al sambil mencubit pipi Andin. "Awws, sakit mas" ucap Andin. "Maaf, pipi kamu makin gembul ndin" jawab Al.

"Aku makin gendut ya mas, aku udah ga cantik ya" ucap Andin.

"Gue salah ngomong lagi" batin Al.

"Gak kok, kamu itu makin hari makin cantik" ucap Al. "Bener? Kamu gak cari perempuan yang lebih cantik kan mas dari aku?" Tanya Andin. "Gak, karena menurut saya kamu yang paling cantik" ucap Al. "Bener?" Tanya Andin. "Iya, Andini Kharisma Putri" jawab Al.

"Udah dimakan satenya" pinta Al. "Iya mas" jawab Andin. "Kamu makan seperti anak kecil ndin sampai belepotan gitu. Sini saya bersihin dulu" ucap Al lalu membersihkan bibir Andin.

Beberapa menit Al dan Andin telah selesai makan. "Udah kenyang?" Tanya Al. "Udah mas, makasih ya" jawab Andin. "Iya, yaudah yuk ke kamar" ajak Al. "Iya mas" jawab Andin dan mereka pun pergi ke kamar.

Sesampainya di kamar Al dan Andin pun beristirahat.
____________________________________

Jangan lupa vote ya!

Ikatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang