Chapter 10 - Ziarah

1K 58 1
                                    

TPU Teratai Indah
Al, Andin dan Irvan memasuki pekarangan makam. Andin membawa Irvan ke makam Nindi. Sebelum itu mereka membeli karangan bunga untuk makam.
"Ini dia makam anak aku om" ucap Andin
Irvan melihat makam anak Andin, terlihat nama Nindi Kirani binti Andini Kharisma Putri. Irvan heran, kenapa nama Andin yang tertulis di makam? Kenapa bukan nama mantan suaminya? Batin Irvan

"Andin, kenapa nama kamu yang tertulis di makam, bukannya nama mantan suami kamu?" Tanya Irvan
"Huft, karena mas Nino gak mengakui kalau Nindi itu anaknya om?" Jelas Andin
"Apa? Jadi Nino gak mengakui kalau ini anaknya?" Tanya Irvan tak percaya
Andin pun hanya menganggukkan kepalanya.

"Kurang ajar" ucap Irvan sambil memukul makam. "Sabar om" ucap Al. "Yasudah kalau gitu, om mau besok kita bongkar makam ini" pinta Irvan. "Untuk apa om?" Tanya Andin heran. "Kita akan membuktikan kalau Nindi adalah anaknya Nino, om akan melakukan tes DNA dengan kerangka nya Nindi." Ucap Irvan. "Emang bisa om?" Tanya Andin. "Bisa lah, sekarang mana ada yang tidak bisa. Teknologi sudah semakin canggih" jelas Irvan. "Ok, kalau itu yang om mau aku setuju" ucap Andin

Irvan pun menelpon bawahannya. "Halo, saya mau kamu carikan rumah sakit untuk melakukan tes DNA dengan kerangka manusia? Ingat harus dokter yang terbaik, saya tidak mau ada kesalahan dalam tes ini, paham?" Ucap Irvan. "Baik pak" ucapnya. "Bagus, kalau sudah ketemu nanti kabari saya secepatnya" ucap Irvan. "Siap pak" balasnya.

Al yang melihatnya tak percaya. Al membayangkan apa reaksi Andin kalau dia tau bahwa makam itu kosong.
Gue nyangka akhirnya jadi seperti ini. Gimana reaksi Andin kalau tau makam itu kosong, gue takut Andin kenapa-napa. Batin Al

"Yasudah kalau gitu kita ke makam mama kamu" ucap Irvan. "Makam mama dimana om?" Tanya Andin. "Di sekitar sini juga" ucap Irvan. Irvan membawa Andin dan Al ke makam Sofia.

"Ini dia makam mama kamu" ucap Irvan
Andin langsung berjongkok mengusap pusara makam mamanya.
"Mah, ini aku Andin anak mama. Hari ini adalah hari pertama kalinya aku ziarah ke makam mama" ucap Andin sambil meletakkan bunga di makam Sofia. "Kak, sekarang aku udah menepati janji aku. Aku udah membawa Andin ke sini. Kakak yang tenang ya di sana" ucap Irvan

Al pun ikut mengusap pusara makam Sofia. Mah, ini Al suaminya anak mama Andin. Terima kasih sudah melahirkan anak secantik Andin, wanita yang baik, sabar dan punya segudang maaf untuk orang lain. Saya janji akan menjaga Andin dan membahagiakan Andin. Batin Al.

Setelah dari makam Al, Andin dan Irvan pulang ke rumah masing-masing.
"Al, Andin om pulang dulu ya. Soalnya om lagi ada urusan" ucap Irvan.
"Iya om" ucap Andin. Al dan Andin mencium tangan Irvan.

"Mas, aku lapar. Kita makan yuk" ajak Andin. "Yaudah, mau makan apa?" Tanya Al. "Aku mau makan bakso" ucap Andin. "Yaudah sekarang kita cari restoran ya" ucap Al. "Ih, kok nyari restoran sih. Bakso dipinggir jalan aja" ucap Andin. "Pinggir jalan? Saya gak mau nanti gak bersih, nanti saya sakit perut" jelas Al. "Gak bakalan mas, kamu ingat gak aku pernah ajak kamu makan di pinggir jalan? Pulangnya kamu gak sakit perut kan?" Ucap Andin. "Iya" ucap Al. "Ayok lah mas" ajak Andin. "Makasih mas" ucap Andin sambil ingin memeluk Al tapi gak jadi.

Kok Andin gak jadi peluk gue, apa dia masih takut ya. Ya Allah, saya janji saya gak akan buat kamu takut lagi sama saya Ndin. Batin Al

Setelah selesai makan bakso Al dan Andin pulang. Di perjalanan
"Mas makasih ya kamu udah mau temani aku ke makam mama dan Nindi. Makasih juga kamu udah mau makan sama aku dipinggir jalan" ucap Andin. "Iya" ucap Al

____________________________________

Pondok Pelita
Al dan Andin telah sampai di rumah.
"Papa, mama". Panggil Reyna. "Hai sayang, lagi apa?" Ucap Andin sambil memeluk Reyna. "Lagi bermain sama ncus mah" jawab Reyna. "Reyna mau gak kalau Reyna sekolah?" Ucap Al. "Mau pah, emang boleh?" jawab Reyna. "Boleh dong sayang, yaudah kalau gitu besok Reyna sekolah ya" ucap Al.

Di kamar Al dan Andin
"Ndin?" Ucap Al ragu. "Iya mas" jawab Andin. "Kamu pernah membayangkan gak kalau makam anak kamu itu kosong?" Tanya Al. "Makam anak aku kosong? Mana mungkin lah, ada-ada aja kamu mas. Lagian kenapa kamu tiba-tiba nanya seperti itu." Ucap Andin.

"Ndin, kamu pernah membayangkan gak kalau ternyata anak kamu masih hidup?" Tanya Al. "Sebenarnya, aku pun juga ingin Nindi masih ada di sini mas. Menemani aku,  bermain bersama, dan aku akan memberikan kasih sayang kepadanya. Tapi itu gak mungkin terjadi mas, dan aku juga udah ikhlas kok" ucap Andin

Tapi, kenyataannya anak kamu masih hidup Ndin. Bahkan dia selalu ada di samping kamu. Batin Al

"Kamu tau gak mas, penyesalan terbesarku apa?" Ucap Andin. "Apa?" Tanya Al. "Penyesalan terbesarku adalah ketika aku tidak bisa memberikan kasih sayang pada anak aku Nindi. Nindi dari kecil gak pernah mendapat kasih sayang dari aku mas. Bahkan setelah Nindi lahir aku langsung memberikan anakku pada Elsa di penjara. Kalau aja boleh aku menggantikan posisi Nindi, aku mau demi anak aku" ucap Andin dengan mata berkaca-kaca dan kemudian menangis.

"Maksud kamu apa sih Ndin, kamu mau menggantikan posisi anak kamu itu artinya kamu mau pergi meninggalkan saya" ucap Al tak percaya. "Emang kenapa mas, emang seharusnya kita memberikan apapun yang kita punya untuk orang yang kita sayang bahkan nyawa sekalipun. Aku akan memberikan nyawaku ke orang-orang yang sangat aku sayangi" ucap Andin.

Al yang mendengar jawaban dari Andin tak menyangka kalau Andin adalah wanita yang tulus. Al pun langsung memeluk Andin.
Ya Allah Ndin, tulusnya hati kamu. Pantas saja kamu rela meminum racun itu demi menyelamatkan saya. Batin Al

Al pun melepas pelukannya. "Udah ya, jangan nangis lagi" ucap Al sambil menghapus air mata Andin. Andin pun hanya menganggukkan kepalanya.
"Sekarang kita istirahat" ajak Al.

Andin pun tidur, sementara Al belum bisa tidur. Al memikirkan bagaiman kalau nanti Andin tau kalau dia adalah kakaknya Roy. Bagaimana kalau nanti Andin tau, kalau dia menikahi Andin hanya karena dendam. Al pun memijat kepalanya yang pusing.

Elsa, dasar wanita licik. Dengan tega nya dia menuduh Andin yang sudah membunuh Roy. Dan dia bahkan tega membuang anaknya Andin ke panti asuhan. Pokoknya gue harus memberi dia pelajaran atas apa yang telah diperbuatnya. Termasuk membuat mama depresi karena kehilangan Roy. Batin Al
____________________________________

Ikatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang