Chapter 22 - Rumah Sakit

1.3K 75 2
                                    

Tak berapa lama mama Rosa tiba di rumah sakit. "Al" panggilnya. "Mah" jawab Al. "Bagaimana kondisi Andin?" Tanyanya. "Belum tau mah, dari tadi dokter belum keluar" jawab Al. "Ya udah, kamu tenang ya. Mama yakin semuanya pasti baik-baik saja, mama yakin Andin itu wanita yang kuat" jelas Rosa. "Iya mah, tapi kok lama ya mah?" Tanya Al. "Sabar nak, kamu duduk aja dulu. Tenangkan pikiran kamu, dan yakinkan kalau Andin pasti baik-baik saja" jelasnya. "Iya mah" jawab Al.

Beberapa menit kemudian, Surya tiba di rumah sakit. "Gimana kondisi Andin Al?" Tanyanya. "Belum tau pah, Andin masih di periksa oleh dokter" jawab Al. "Ya Allah, semoga Andin gak kenapa-kenapa" ucapnya. "Aamiin pah" jawab Al.

Beberapa menit kemudian, dokter keluar dari ruangan UGD. "Gimana kondisi istri saya dok?" Tanya Al. "Semuanya baik-baik saja pak. Hanya saja karena efek obat bius dan kepala Bu Andin sedikit terbentur yang menyebabkan bu Andin kehilangan kesadarannya" jelasnya. "Jadi dok sekarang saya boleh lihat istri saya?" Tanya Al. "Silahkan pak, tapi bergantian ya pak dan sampai saat ini Bu Andin juga belum sadarkan diri" jelasnya. "Baik terima kasih dok" ucap Al. "Iya pak, kalau gitu saya permisi dulu" ucapnya.

"Al sebaiknya kamu duluan yang masuk" ucap Rosa. "Iya mah" jawab Al. Al pun masuk ke ruangan Andin, Al tak tega melihat Andin yang terbaring lemah dengan muka pucatnya. "Andin, ndin udah dong tidur nya. Bangun yah, mau berapa lama kamu tidur terus ndin" ucap Al sambil mengelus-elus tangan Andin lalu menciumnya.

"Permisi pak, kami akan membawa Bu Andin ke ruang rawat" ucap suster. "Baik sus, biarkan saya saja yang menggendong istri saya" jawab Al. "Baik pak" jawabnya. Al pun menggendong Andin dan membawanya ke ruang rawat VIP yang ada di rumah sakit itu. Begitu pun Rosa dan Surya mengikuti Al dari belakang.

Sesampainya di ruang rawat inap, Al menidurkan Andin di atas kasur rumah sakit. "Kamu istirahat dulu ya Ndin, nanti kalau udah mulai membaik kamu buka mata kamu. Jangan tidur aja" ucap Al. "Al kamu yang tenang ya, biarkan Andin istirahat dulu" ucap Surya. Al pun duduk di kursi sambil memegang tangan Andin dan beberapa kali Al mengelus nya.

Tak berapa lama kemudian, Andin merespon tangan Al. Andin membalas genggaman tangan Al. Al yang merasakan itu melihat ke arah Andin. "Ndin, kamu udah sadar" ucap Al. Kemudian perlahan mata Andin terbuka. "Alhamdulillah ya Allah, akhirnya kamu sadar juga" ucap Al. "Pah, mah Andin sudah sadar" ucap Al lagi. "Alhamdulillah ya Allah" ucap Surya.

"Mas" panggilnya pelan. "Iya Ndin" jawab Al. "Saya panggilkan dokter dulu ya" ucap Al lagi. Andin pun hanya mengangguk.

Dokter pun datang ke ruangan Andin dan memeriksanya. "Gimana perasaan ibu sekarang? Apa ada yang sakit?" Tanya dokter. "Iya dok, kepala saya pusing" jawab Andin. "Baik kalau gitu saya akan memberikan ibu obat pereda rasa sakitnya" jelas dokter. "Iya dok" jawabnya.

"Pak, ini saya kasih obat untuk buk Andin, mohon di minum Bu Andin ya" ucap Dokter. "Baik dok, terima kasih banyak ya dok" ucap Al. "Sore ini Bu Andin sudah boleh pulang, jika Bu Andin sudah tidak merasakan sakit di kepalanya lagi" ucap dokter. "Baik dok, terima kasih" ucap Al. "Kalau begitu saya permisi dulu ya pak" ucapnya. "Iya dok, sekali lagi terima kasih" jawab Surya.

"Ndin, kamu sekarang harus banyak istirahat ya" pinta Al. "Iya mas" jawabnya. "Al, ndin kalau gitu mama pulang dulu ya. Kasihan Reyna di rumah gak ada temen" ucap Rosa. "Iya mah" ucap Al sementara Andin hanya mengangguk. "Saya pulang diluan ya pak Surya" ucap Rosa. "Iya iya, hati-hati" jawab Surya. "Al papa mau ke toilet dulu ya, kamu jaga Andin" ucap Surya. "Iya pah" jawab Al.

"Mas" panggil Andin pelan. "Iya Ndin" jawab Al. "Eum, aku repotin kamu ya. Maaf ya" ucap Andin sambil menundukkan kepalanya. "Huft, kamu itu gak ngerepotin saya ndin. Udah ya sekarang istirahat, biar nanti sore sudah bisa pulang" jawab Al sambil mengangkat dagu Andin. "Iya mas, makasih ya" ucap Andin. "Iya, udah sekarang kamu istirahat" jawab Al.

Andin pun istirahat di kasur nya. Sementara Al hanya melihat Andin yang tertidur. "Saya mohon ndin, jangan pernah kamu ucap kan lagi kata itu. Jangan pernah bilang kalau kamu itu ngerepotin saya. Jujur ndin, hati saya sakit ketika kamu ucapkan kata itu." Batin Al sambil menyingkirkan rambut Andin yang menutupi wajahnya.

Sore pun tiba, dan Andin sudah bisa pulang ke rumah karena sudah tidak merasakan sakit di kepalanya. "Mas, ayok kita pulang aku rindu Reyna mas" ucap Andin. "Iya sebentar, saya ambil kursi roda dulu" ucap Al. "Kenapa pakai kursi roda sih mas, kan aku bisa jalan?" Tanyanya. "Kamu itu baru sembuh Andin" ucap Al. "Aku baik-baik aja mas, udah yuk kan cuma jalan ke parkiran" jawab Andin. "Andini Kharisma Putri, bisa nurut gak?" Ucap Al. "Hmm, iya mas" jawab Andin. "Sekarang duduk di sini" pinta Al. Andin pun dengan pasrah mengikuti keinginan Al. Al mendorong kursi rodanya menuju parkiran.

Sesampainya tiba di pondok pelita Al membawa Andin masuk. "Selamat datang mba Andin" ucap Kiki. "Makasih Ki" jawabnya. "Al, ndin kamu udah pulang" ucap Rosa. "Iya mah, Andin sudah bisa pulang hari ini" ucap Al. "Syukurlah" jawab Rosa. "Yaudah, aku bawa Andin ke kamar dulu ya mah" ucap Al. "Iya Al" jawabnya.

"Oh ya, Reyna mana mah?" Tanya Andin. "Reyna lagi di taman belakang, lagi main sama Mirna" jawab Rosa. "Aku mau ketemu Reyna mas" ucap Andin. "Iya, sekarang ke kamar dulu. Kamu istirahat aja, nanti saya suruh Reyna ke kamar temani kamu" ucap Al. "Yaudah, iya" jawab Andin. Al dan Andin pun ke kamar mereka.

Sesampainya di kamar Andin merebahkan tubuhnya di kasur. "Kamu istirahat dulu, biar saya panggil Reyna ke sini" pinta Al sambil menarik selimut ke tubuh Andin. "Iya mas, makasih ya" jawab Andin. "Iya" ucap Al.

Al yang mau memanggil Reyna tiba-tiba mendapat telepon yang ternyata dari Irvan, om nya Andin. "Halo om" ucap Al. "Halo Al, om dengar katanya Andin masuk rumah sakit. Emangnya Andin kenapa Al?" Tanya Irvan. "Jadi semalam Andin diculik om dan saat di sana kepala Andin sempat terbenentur" jelas Al. "Astaghfirullah, jadi sekarang kondisi Andin gimana Al?" Tanya Irvan. "Alhamdulillah om, semuanya baik-baik saja. Tadi Andin udah bisa pulang dari rumah sakit om" jelas Al. "Alhamdulillah kalau gitu, terus orang yang menculik Andin udha di tangkap kan Al?" Tanyanya. "Udah om, sekarang lagi di proses oleh pihak polisi" jawabnya. "Alhamdulillah, kalau gitu om ke rumah kamu sekarang" ucap Irvan. "Iya om" jawab Al. Dan telepon pun terputus.
____________________________________

Hai All, hari ini aku update lagi, ya walaupun cuma 1 chapter.

Terima kasih semuanya yang sudah memberikan semangat, komentar dan vote nya, itu sangat berharga bagi aku.

Jangan lupa vote lagi ya, love you all.

Ikatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang