Chapter 26 - Andin Ngidam

1K 63 0
                                    

Al, Andin, Rosa dan Reyna sedang makan bersama di ruang makan. "Al kamu gak ke kantor hari ini?" Tanya Rosa. "Enggak mah, aku hari ini mau temani Andin di rumah" jawab Al. "Loh kan ada Kiki Al, Kiki kan bisa jagain Andin" ucap Rosa. "Gak apa-apa mah, mama tau sendiri Andin gimana orangnya. Andin itu gak pernah sadar kalau dia lagi sakit mah, apalagi sekarang dia lagi hamil" jelas Al. "Ih mas, kok gitu sih" ucap Andin. "Lah emang benar kan Ndin?" Tanya Al. "Iya iya, terserah kamu aja Al" jawab Rosa.

"Sekarang saya ambilkan nasi kamu" ucap Al sambil mengambilkan nasi Andin, lalu Al mengambilkan sup ayam untuk Andin. Tiba-tiba Andin yang melihat sup ayam merasa mual. "Oekk, oekkk". Al yang melihat Andin mual langsung panik.

"Kamu kenapa?" Tanya Al panik. "Mual mas" jawab Andin sambil menutup mulutnya dan menyenderkan punggungnya di kursi. "Mual" tanya Al. Andin pun mengangguk.

"Yaudah sekarang kamu makan supaya tidak mual" ucap Al. "Gak mau pakai sup ayam mas, mual" jawab Andin. Al pun menyingkirkan sup ayam dari hadapan Andin. "Yaudah, kamu mau makan pakai apa, rendang mau?" Tanya Al. "Iya mas" jawab Andin. "Yaudah saya ambilkan ya" ucap Al. Andin pun mengangguk.

Setelah makan, Rosa dan Mirna mengantar Reyna ke sekolah, sementara Al dan Andin tetap di rumah.
____________________________________

Beberapa hari kemudian di pondok pelita. Di malam hari semuanya berada di dalam kamar masing-masing, begitupun Al dan Andin. "Mas, aku... aku" ucap Andin ragu. "Iya kenapa ndin?" Tanya Al. "Aku pengen makan sate ayam deh mas" ucap Andin. "Pengen sate ayam?" Tanya Al. "Iya boleh gak? Kalau gak boleh juga gak apa-apa" ucap Andin pelan karena takut Al marah. "Bolehlah, kamu kenapa seperti orang ketakutan begitu?" Tanya Al. "Enggak apa-apa, aku cuma takut aja kamu marah" jawab Andin.

Huft, ternyata trauma Andin belum sepenuhnya hilang. Saya janji ndin, saya pasti bisa menyembuhkan trauma kamu. Batin Al.

"Mas, kok bengong. Boleh gak?" Tanya Andin. "Eh boleh kok ndin" jawab Al. "Makasih ya mas, kamu gak marah kan?" Tanya Andin. "Enggak saya gak marah, tunggu-tunggu kalau kamu pengen sesuatu dalam keadaan hamil. Itu artinya kamu ngidam?" Tanya Al. Andin menganggukkan kepalanya. "Berarti malam ini adalah malam pertama kalinya kamu ngidam?" Tanya Al. Andin mengangguk lagi.

"Oke kalau gitu ayok kita pergi" ajak Al. Andin pun berdiri dari kasur. "Pelan-pelan" ucap Al lagi. "Iya mas" jawab Andin. Sesampainya di ruang tengah. "Kiki...., Mirna...." Teriak Al. "Iya pak bos" jawab Kiki. "Iya mas Al" jawab Kiki. "Mas jangan teriak-teriak" ucap Andin.

"Mirna Reyna mana?" Tanya Al. "Reyna lagi tidur pak bos" jawab Mirna. "Kamu jagain Reyna, saya dan Andin mau pergi sebentar" ucap Al. "Siap pak bos" jawab Mirna. "Kiki, kamu suruh Uya siapkan mobil saya dan bukakan gerbang" pinta Al. "Emang pak bos dan mba Andin mau kemana?" Tanya Kiki. "Mau beli sate, Andin ngidam" jawab Al. "Oh mba Andin ngidam makan sate" ucap Kiki. "Iya udah sana kerjakan yang saya suruh" pinta Al. "Siap mas Al" jawab Kiki

"Eh ada apa ini malam-malam ribut-ribut" ucap Rosa yang baru aja datang. "Saya dan Andin pergi dulu ya mah" ucap Al. "Mau kemana?" Tanya Rosa. "Andin ngidam mau beli sate mah, jadi kami mau pergi beli sate" jawab Al. "Oh, Andin ngidam. Yaudah kalian hati-hati" ucap Rosa. "Iya mah, kamu pergi dulu ya" pamit Al dilanjutkan dengan Andin.

Al, Al Andin lagi ngidam kamu sampai bangunkan semua orang rumah. Batin Rosa.
Ya sekarang sudah jam 11 malam, Al teriak-teriak membangunkan semua orang rumah karena Andin yang sedang ngidam untuk pertama kalinya.

Sekarang Al dan Andin sedang di dalam mobil. "Mas cepetan" ucap Andin. "Iya, kita cari restoran dulu" jawab Al. "Kok di restoran sih mas, di pinggir jalan aja" pinta Andin. "Saya gak mau, makanan di pinggir jalan itu belum higenis nanti kalau kamu mual lagi gimana?" Ucap Al. "Enggak mas, bersih kok. Udah kita makan sate di pinggir jalan aja mas" ucap Andin. "Saya gak mau Andin" jawab Al. "Tapi aku pengennya makan sate dipinggir jalan mas" ucap Andin. "Huft, yaudah kita makan di pinggir jalan" ucap Al pasrah. Pasalnya kalau Al tetap tidak mengizinkan dan marah, dia takut kalau trauma Andin kumat lagi jadi Al menuruti permintaan Andin. "Makasih ya mas" ucap Andin. "Iya" jawab Al.

Beberapa menit kemudian, Al dan Andin telah sampai di jualan sate di pinggir jalan. Al pun mempersilahkan Andin duduk. "Makasih mas" ucap Andin. "Iya" jawab Al. "Mas" panggil Al. "Iya pak" jawabnya. "Mas saya mau pesan sate ayam 2 porsi" ucap Al. "Eh mas 3 porsi aja" ucap Andin. "Baik buk, sebentar" ucapnya. "Kok 3 porsi, satu lagi untuk siapa?" Tanya Al. "Untuk aku lah mas" jawab Andin. "Kenapa, lapar?" Tanya Al. "Iya mas" jawab Andin.

Setelah makanan datang, Andin yang mau makan dihentikan oleh Al. "Sebentar" ucap Al. "Kenapa mas?" Tanyanya. "Saya periksa dulu makanannya" ucap Al. "Gak apa-apa mas, bersih kok" jawab Andin. "Iya sebentar" ucap Al. "Iya" jawab Andin

Al pun menyicipi makanannya. "Udah sekarang aku boleh makan mas?" Ucap Andin. "Iya boleh" jawab Al. "Makasih mas" jawab Andin dan mulai memakan satenya. Selama makan Al menatapi terus wajah istrinya itu. Cantik itulah yang ada di benak Al.

Al melihat bumbu sate yang belepotan di wajah Andin dan hendak membersihkannya.
Andin, Andin udah besar masih aja makan belepotan. Al pun membersihkan bumbu sate yang ada di mulut Andin, sementara Andin kaget dengan perlakuan Al hanya diam mematung. "Kalau makan itu pelan-pelan, biar gak belepotan" ucap Al. "Iya mas, makasih ya" jawab Andin. "Iya" jawab Al.

Beberapa menit kemudian, Al dan Andin telah selesai makan. "Udah selesai makannya?" Tanya Al. "Udah mas" jawab Andin. "Yaudah pulang yuk" ajak Al. "Iya mas, makasih ya udah nurutin kemauan aku" jawab Andin. "Iya udah yuk pulang" ajak Al.

"Mas berapa totalnya?" Tanya Al. "Total nya semua 60 ribu mas" jawab nya. "Yaudah nih, kembaliannya ambil aja" ucap Al sambil memberikan uang 500 ribu. "Makasih banyak ya mas" ucapnya. "Iya" jawab Al.

Setelah membayar Al mengajak Andin pulang, Al membukakan pintu mobil untuk Andin. "Makasih ya mas" ucap Andin. "Iya" jawab Al. Mereka pun pulang ke pondok pelita.

Beberapa menit kemudian, Al dan Andin sudah sampai di rumah mereka. "Ayo Ndin, kita sudah sampai" ucap Al. Karena tidak ada jawaban Al melihat ke arah istrinya. Al melihat Andin yang sudah tertidur. "Hmm, udah tidur aja. Pasti Andin kecapean" ucap Al dalam hati. Al yang tak tega membangunkan Andin pun menggendong nya ke kamar. Sesampainya di kamar, Al membaringkan Andin di kasur dan menatap wajah istrinya itu.

Sepetinya Andin benar-benar kecapean. Batin Al lalu tidur di samping istrinya sambil menatap Andin lagi. Dan lagi-lagi Al memuji kecantikan istrinya itu. Cantik, itulah yang diucapkan Al dalam hatinya.

"Selamat malam ndin" ucap Al sambil mencium kening Andin dan Al pun tertidur.
____________________________________

Jangan lupa vote ya, thank you

Ikatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang