Chapter 56 - Hasil Tes DNA Anak Elsa

651 58 5
                                    

Di dalam perjalanan Andin yang kelelahan pun tertidur, Al yang menyadari itu memberhentikan mobilnya.

"Kenapa pah?" Tanya Reyna. "Sstttt, mama lagi tidur" jawab Al.

Al pun menurunkan kursi Andin dan menyelimutinya agar lebih nyaman tidur. Setelah itu Al pun melajukan mobilnya lagi. Sesampainya di rumah Al pun turun dan membukakan pintu untuk Reyna. Setelah itu, Al menggendong Andin masuk ke dalam rumah.

Al menidurkan Andin di atas kasur lalu menyelimutinya dan mencium Andin. Setelah itu Al keluar menemui Rosa dan Reyna di ruang keluarga.

"Huft" ucap Al. "Kenapa Al?" Tanya Rosa. "Kasihan Andin mah" jawab Al. "Andin kenapa?" Tanya Rosa lagi. "Kasihan satu harian ngurus anak Elsa terus, Andin jadi kurang istirahat. Baru aja sebentar tidur bayinya nangis" jelas Al.

"Hmm bayi emang gitu Al kalau dia lapar nangis, kalau dia pup nangis" ucap Rosa. "Iya, tapi kasihan Andin mah. Apalagi waktu Andin mandikan bayinya aku taku kalau Andin jatuh, mandiinnya jongkok lagi" jelas Al. "Iya mama tau, tapi mama yakin kok selagi ada kamu pasti Andin akan baik-baik saja" ucap Rosa. "Iya mah, pasti aku akan selalu jaga Andin" jawab Al. "Iya Al, mama yakin itu" ucap Rosa.

Magrib pun tiba Al pun membangunkan Andin. "Andin" ucap Al lembut. "Andin bangun yuk, sholat magrib dulu" ucap Al lagi. "Andin" ucap Al lagi.

"Hmm, iya mas" jawab Andin pelan karena nyawanya belum terkumpul. "Udah magrib, sholat dulu yuk" ajak Al. "Iya mas" jawab Andin lalu berdiri dibantu oleh Al. Mereka pun berwudhu secara bergantian. Setelah selesai berwudhu mereka pun melakukan sholat bersama.

Beberapa jam kemudian waktunya mereka istirahat. Al dan Andin pun tidur bersama dalam posisi yang berpelukan.

Tengah malam Andin terbangun karena merasakan tubuhnya yang sakit. Andin pun tidak bisa tidur dengan tenang. Al yang merasakan kasurnya terguncang pun terbangun. "Kenapa ndin?" Tanya Al. "Eum, badan aku pegal-pegal mas" jawab Andin. "Pegal-pegal?" Ucap Al dan Andin pun mengangguk.

"Sini miring ke kanan" pinta Al. Andin pun memiringkan badannya ke kanan membelakangi Al. Al memijit badan Andin agar tidak pegal-pegal.

"Ini kamu pasti kecapean nih. Lain kali gak usah banyak gerak, jangan kerjakan pekerjaan yang berat-berat" ucap Al. " Aku gak kerjakan pekerjaan yang berat-berat mas" jawab Andin.

"Tadi kamu ngurus anak Elsa itukan pekerjaan berat ndin, saya lihat kamu gak ada istirahatnya di rumah papa" ucap Al. "Itu gak pekerjaan berat mas, aku senang kok ngurus anak Elsa" jawab Al.

"Apapun itu, saya gak mau lihat kamu kecapean. Kamu itu lagi hamil besar ndin harus banyak istirahat paham" ucap Al. "Iya mas" jawab Andin.

"Masih pegal lagi?" Tanya Al. "Udah gak mas, makasih ya" jawab Andin. "Yaudah sini hadap saya" pinta Al dan Andin pun menghadap Al. Al menarik Andin ke dalam pelukannya.

"Lain kali dengarin apa kata saya, saya gak mau kamu kenapa-napa" ucap Al dan Andin pun mengangguk. "Udah tidur" pinta Al lalu Andin pun memejamkan matanya dan Al mencium Andin. "Selamat tidur ndin" ucap Al lalu ikut terlelap.

Beberapa hari kemudian, hari ini adalah hari dimana hasil tes DNA anak Elsa keluar. Al, Andin, Candra, Karina dan Ricky berada di rumah Surya. Semuanya berkumpul di ruang tamu untuk melihat hasil tes DNA anak Elsa. Surya pun membuka surat hasil tes DNA, betapa terkejutnya Surya ternyata hasilnya menunjukkan bahwa anak Elsa adalah anak Ricky. Semuanya tampak terkejut melihat hasilnya dan tidak menyangka tentunya.

"Sudah saya duga om, anak itu anak saya" ucap Ricky. "Sudah ku duga itu bukan cucuku, kami kecewa dengan Elsa. Ayo kita pulang pah" ajak Karina. "Iya mah, kalau gitu kami pulang dulu ya Surya" ucap Candra. "Iya hati-hati" jawab Surya. "Al Andin om diluan" ucap Candra. "Iya om hati-hati" jawab Al sementara Andin masih diam karena tidak menyangka kalau Elsa benar-benar berselingkuh dengan Ricky.

"Andin" panggil Al yang melihat Andin hanya diam saja dari tadi. "Andin hey" panggil Al lagi. "Eh iya mas" jawab Andin. "Kamu gak apa-apa kan?" Tanya Al. "Gak apa-apa mas" jawab Andin.

"Mana anakku om" ucap Ricky. "Di kamar" jawab Surya pelan karena masih belum menyangka. Ricky pun masuk ke kamar dan mengambil anaknya.

"Aku akan urus anakku dengan baik, jadi kalian gak perlu khawatir" ucap Ricky. "Ricky, boleh aku menggendongnya sebentar saja sebelum kamu membawanya" pinta Andin. "Tentu saja" jawab Ricky dan memberikan anaknya ke Andin lalu Andin menerimanya.

"Sayang tante gak menyangka kalau mama kamu tega berselingkuh. Tante kira itu tidak benar sayang, ternyata tante salah" batin Andin sambil menatap anak Elsa.

"Sudah kan, berikan kepadaku" pinta Ricky lalu Andin memberikan bayi itu ke Ricky. "Ricky kamu jaga dia baik-baik ya" ucap Andin. "Pasti aku akan menjaga anakku dengan baik" jawab Ricky.

"Kalau gitu aku pamit pulang om, Al, Andin" pamit Ricky. "Iya" jawab Al lalu Ricky pun pergi.

"Andin kamu gak apa-apa kan?" Tanya Al khawatir. "Aku gak apa-apa mas" jawab Andin pelan dan kemudian air matanya menetes dan menangis. Al yang melihat Andin menangis membawanya ke dekapannya.

"Udah jangan nangis" ucap Al. "Aku cuma gak nyangka aja mas kalau itu anak Ricky, berarti selama ini Elsa emang berselingkuh mas" jawab Andin. "Iya saya tau, udah ya jangan nangis" ucap Al menghapus air mata Andin.

"Sekarang kita pulang ya, kamu istirahat di rumah dan jangan mikirin anak Elsa" ucap Al lalu Andin pun mengangguk.

"Pah kami pulang dulu ya" pamit Al. "Iya hati-hati nak" jawab Surya. Mereka berdua pun pulang ke rumah.

Selama perjalanan suasana dalam mobil senyap. Andin hanya diam dan Al hanya fokus menyetir. Beberapa menit kemudian Al membuka suara.

"Andin udah ya, gak usah dipikirin masalah anak Elsa" ucap Al. "Iya mas" jawab Andin.

"Mas" panggil Andin. "Iya ndin" jawab Al. "Pengen makan mie ayam" ucap Andin. Al yang mendengarnya pun tersenyum. "Yaudah kita cari jual mie ayam ya" ucap Al. "Iya mas" jawab Andin.

"Eum mas" panggil Andin lagi. "Iya ndin" jawab Al. "Makasih ya udah jaga anak aku Reyna dari kecil sampai sekarang, mungkin kalau gak ada kamu aku gak akan pernah ketemu dengan anak aku sekarang" ucap Andin lalu meneteskan air mata. Al yang melihat Andin menangis memberhentikan mobilnya lalu Al pun memeluk Andin.

"Iya ndin, udah ya jangan nangis lagi" ucap Al lalu menghapus air mata Andin. Dan Andin pun mengangguk.

"Udah sekarang kita cari jual mie ayamnya" ucap Al. "Iya mas" jawab Andin lalu Al melajukan mobilnya lagi.

Beberapa menit diperjalanan mereka menemukan jualan mie ayam. Kemudian Al memberhentikan mobilnya lalu mereka turun dari mobil.

"Mas pesan mie ayamnya 3 porsi" ucap Andin. "Baik buk" jawabnya.

"3 porsi? 1 lagi untuk siapa Ndin?" Tanya Al. "Untuk aku 2, untuk kamu 1" jawab Andin. "Untuk kamu 2?" Tanya Al lagi. "Iya mas, lapar hehehe" jawab Andin sambil mengelus perutnya sementara Al pun hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Beberapa menit kemudian pesanan mereka datang. Andin dan Al pun memakannya, tak berapa lama Al telah selesai makan sementara Andin belum. Al hanya tersenyum melihat Andin makan.

"Kalau makan itu pelan-pelan, sini" ucap Al lalu membersihkan mulut Andin yang belepotan. Dan beberapa menit berlalu Andin sudah selesai makan dan mereka pun pulang ke pondok pelita.
____________________________________

Jangan lupa vote ya, thank you!

Ikatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang