Di dalam mobil
"Mas Al" ucap Andin. "Iya" jawab Al. "Apa kamu merasa kalau hukuman Elsa itu terlalu berat mas, 10 tahun loh mas" ucap Andin. Al yang mendengar perkataan dari Andin tak langsung menjawabnya.Sebenarnya kurang sih ndin, melihat apa yang telah diperbuat. Membunuh Roy, memfitnah kamu selama 4 tahun dan kamu juga belum tau kalau Elsa yang membuang anak kamu ke panti. Batin Al
"Mas, mas Al. Kok diam sih?" Ucap Andin. "Iya" ucap Al. "Iyakan mas, kasihan Elsa mas. Emang gak bisa ya mas kita bantu Elsa agar masa tahanan nya di kurangi" ucap Andin. Al yang mendengar perkataan Andin kaget.
Mengurangi masa tahanan Elsa? Ndin, ndin apa sih yang ada dipikiran kamu? Bisa-bisanya kamu mau masa tahanan Elsa dikurangi, padahal dia udah memfitnah dan membuang anak kamu. Apa segitunya kamu memaafkan Elsa. Batin Al
"Tuh kan, lagi-lagi diam" ucap Andin bete. "Gak bisa ndin, itu udah keputusan dari hakim. Kita gak bisa mengubah seenaknya" ucap Al. "Ya kan, kasihan Elsa mas. Kalau Elsa di penjara selama 10 tahun, berarti aku sama Elsa jarang ketemu dong mas" ucap Andin. "Ya, tapi kan kamu bisa menjenguk Elsa ke lapas kan?" Ucap Al. "Iya sih mas, tapi....." Belum siap Andin melanjutkan omongannya sudah dipotong oleh Al. "Udahlah ndin, gak usah pikirkan Elsa. Yang penting sekarang kamu pikirkan kesehatan kamu, kan kamu baru sembuh kan. Mau sakit lagi?" Jelas Al. "Ya enggaklah mas, aku gak mau ngerepotin kamu lagi" jawab Andin. "Yasudah kalau gitu" ucap Al
____________________________________Rumah Irvan
"Halo pak" ucap asisten pribadi Irvan yang sedang menelpon.
"Iya halo, ada apa?" Balas Irvan
"Begini pak, kami sudah menemukan rumah sakit terbaik untuk melakukan tes DNA" ucapnya.
"Bagus, saya akan mengatur jadwal pelaksanaan tes nya. Nanti saya kabari kamu lagi" ucap IrvanSetelah itu, Irvan menghubungi Andin.
____________________________________Pondok Pelita
Di kamar Al dan Andin, Al yang melihat Andin yang sedang melamun bingung. Al langsung duduk di samping Andin.
"Ndin, kamu masih mikirin mama dan Elsa ya?"
"Iya mas, kasihan mama dan Elsa harus dipenjara. Kasihan juga papa pasti sekarang papa kesepian karena gak ada mama di rumah"Kasihan karena apa sih Ndin, mereka udah pantas mendapatkan itu semua setelah apa yang mereka perbuat. Batin Al
"Udah ya, gak usah dipikirin. Sekarang kita istirahat, kamu juga besok mau ke kampuskan?"
Tiba-tiba saja Andin menangis, Al yang melihat Andin menangis bingung.
"Heh, kamu kenapa nangis".
"Aku udah gagal mas, aku udah gagal jadi kakak yang baik buat Elsa" ucap Andin sambil menangis.
"Hei, kamu itu gak salah ndin. Udah ya jangan nangis lagi" ucap Al sambil memeluk Andin.
"Tapi mas..." Belum sempat Andin melanjutkan omongannya udah dipotong sama Al.
"Sssttt, udah" ucap Al sambil meletakkan jari nya ke mulut Andin.Tiba-tiba handphone Andin berbunyi
"Assalamualaikum Ndin" ucap Irvan
"Waalaikumussalam om"
"Begini Ndin, om sudah siapkan pihak rumah sakit untuk tes DNA Nindi. Kira-kira kamu bisa besok?".
"Bisa kok om, tapi siang ya om. Soalnya ada kelas pagi besok di kampus".
"Yaudah, kalau gitu kita ketemu di TPU Teratai Indah besok siang jam 2".
"Iya om""Siapa Ndin?". Tanya Al
"Ini om Irvan, katanya besok jam 2 kita ke TPU Teratai Indah untuk tes DNA Nindi. Kamu bisa kan mas?"Besok, bagaimana kalau Andin tau makam itu kosong?. Semoga besok berjalan lancar, dan Andin gak kenapa-kenapa. Batin Al
Andin yang melihat Al melamun bingung.
"Mas, kamu kenapa?. Kamu bisa kan besok?" Tanya Andin
"Bisa kok, yaudah kalau gitu besok saya jemput kamu di kampus. Setelah itu, kita ke makam ya" ucap Al
"Iya mas".
"Yaudah, sekarang istirahat".Andin pun mengangguk dan merebahkan tubuhnya di kasur. Al mengelus kepala Andin, agar Andin cepat tidur. Setelah Andin tidur, Al mencium kening Andin.
"Selamat malam ndin" ucap Al dan langsung menyusul Andin ke alam mimpi.Paginya di Pondok Pelita Al, Andin dan Reyna sedang sarapan bersama.
"Nak, kamu hari ini pergi sekolah sama ncus Mirna dulu ya. Terus nanti pulangnya di jemput sama om Rendy".
"Kenapa pah?". Tanya Reyna
"Iya nak, soalnya papa dan mama ada urusan nak. Mau kan?" Ucap Al
"Oke pah".
"Pintar, yaudah sekarang sarapannya di habisin".
Setelah selesai sarapan Al mengantarkan Andin ke kampus.
"Kamu pulang jam berapa Ndin?"
"Jam 1 siang mas" ucap
"Yaudah, nanti saya jemput. Setelah itu kita ke makam" ucap Al
"Mas, aku gak ngerepotin kamu kan? Kalau aku ngerepotin kamu, gak apa-apa kok mas kalau aku pulang ke sendiri. Gak apa-apa kok kalau aku ke makam Nindi sendiri" ucap Andin sambil tersenyum dan takut Al marah.
"Gak ndin, pokoknya nanti saya jemput kamu" ucap Al
"Emm, tapi kamu gak marah kan mas?" Tanya Andin ragu.
"Enggak Andini Kharisma Putri" jelas Al
"Makasih banyak ya mas, aku senang deh" ucap Andin.
"Yaudah, aku masuk dulu. Kamu hati-hati ya" ucap Andin sambil salam ke Al.
"Iya, kamu yang semangat ngajarnya" ucap Al. Andin pun hanya mengangguk dan masuk ke kampus.Saya janji, saya gak akan buat kamu nangis lagi ndin. Saya akan bahagiakan kamu. Batin Al
Setelah mengantarkan Andin ke kampus, Al menuju kantornya.
Tepat jam 13.40 Wib Al menjemput Andin ke kampus. Setelah menjemput Andin, Al dan Andin pun menuju makam Nindi. Setelah sampai di makam Nindi, Al dan Andin melihat Irvan sudah datang.
"Om, udah lama datang om?" Ucap Andin sambil salam ke Irvan dilanjutkan dengan Al. "Enggak, barusan aja om sampai" jawab Irvan. "Oh ya Ndin, itu pihak rumah sakit sudah datang. Kita mulai aja ya?" Ucap Irvan. "Iya om, mulai aja" jawab Andin.Mereka pun melakukan penggalian kubur.
"Ndin, kamu capek gak?" Tanya Al. "Enggak kok mas" jawab Andin. "Ya, saya cuma takut aja kamu kecapean soalnya kamu kan baru sembuh" ucap Al. "Enggak kok mas, tenang aja" jawab Andin. "Bentar" ucap Al"Mas, mas" panggil Al. "Iya pak" jawabnya. "Tolong ambilkan kursi ya 1" pinta Al. "Baik pak" jawabnya. "Lah, kamu kenapa sih mas? Kok cuma satu, kamu?" ucap Andin. "Ya saya gak apa-apa, udah kamu aja" ucap Al. "Gak, mas kursinya 3 ya" ucap Andin sedikit berteriak. "Baik buk" jawabnya. "Saya gak apa-apa ndin?" Ucap Al. "Ya, tapi aku gak enak mas. Masa aku duduk, kamu dan om Irvan berdiri" ucap Andin. "Huft, yaudah iya" jawab Al.
Irvan yang melihat Al dan Andin bertengkar hanya bisa diam.
Ya, ampun hanya karena kursi kalian sampai berantem. Batin Irvan
____________________________________Next.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikatan Cinta
Short StoryTokoh: Aldebaran Alfahri Andini Kharisma Putri El Nino Prasetya Elsa Anindita Seorang CEO PT Aldebaran Sejahtera yang bernama Aldebaran Alfahri telah salah paham dan terlanjur membalaskan dendamnya ke Andini Kharisma Putri seorang dosen di salah s...