Chapter 49 - Sakit

1.3K 107 5
                                    

"Andin ini jagungnya" ucap Al sambil memberikan jagung yang sudah dibelah dua. "Makasih mas" jawab Andin. "Iya" ucap Al. "Pah, aku mau dong" ucap Reyna. "Reyna mau jagung? Yaudah nih" jawab Al sambil memberikan jagung ke Reyna. "Makasih pah" ucap Reyna. "Iya sayang" jawab Al.

Setelah beberapa menit, semua ayam sudah siap dibakar. Kiki dan Mirna mengantarnya ke meja makan yang sudah disiapkan. "Semuanya udah masak ki" tanya Al. "Udah mas Al" jawab Kiki.

"Mana ayam bakar punya Andin Ki?" Tanya Al. "Bentar mas, Kiki ambilkan dulu" jawab Kiki lalu pergi mengambil ayam bakar untuk Andin.

"Ini mas" ucap Kiki sambil memberikan ayam bakar. "Makasih ya Ki" jawab Al. "Andin, kamu makan ayam bakar ini aja" pinta Al. "Kok punyaku dibedakan mas?" Tanya Andin. "Gak apa-apa takutnya yang ini masih ada bagian yang belum matang" jawab Al. "Iya mas, makasih ya" ucap Andin. "Yaudah dimakan" jawab Al.

"Mas, mama kemana?" Tanya Andin. "Gak tau ndin" jawab Al. "Itu dia mama mas" ucap Andin sambil melihat Rosa yang baru datang. "Mama habis darimana?" Tanya Al. "Mama tadi habis dari kamar mandi Al" jawab Rosa. "Oh, yaudah dimakan mah ayamnya" ucap Al. "Iya Al" jawab Rosa.

Setelah selesai makan, mereka pun beristirahat di kamar masing-masing. Di kamar Andin duduk dipinggir kasur karena kecapean.

"Kenapa ndin? Capek?" Tanya Al. "Sedikit mas" jawab Andin. "Mau saya pijitin?" Tanya Al. "Gak perlu mas, nanti juga gak capek lagi. Sini mas" ucap Andin sambil menepuk tempak kosong di samping nya dan Al pun duduk di samping Andin.

"Mas, makasih ya kamu udah baik sama aku. Kamu udah nyiapin semuanya, aku senang deh mas di kehamilan aku kali ini. Karena aku dikelilingi sama orang yang aku sayang mas. Dulu waktu aku hamil Reyna, aku cuma berdua sama Mirna. Makasih ya mas" ucap Andin lalu meneteskan air mata. Al yang melihat Andin menangis langsung memeluknya.

"Udah gak usah nangis, yang penting sekarang kamu gak berdua lagi. Ada saya, mama, papa kamu dan om kamu kan?" Ucap Al sementara Andin hanya mengangguk. "Udah, sekarang kita tidur ya. Kamu harus banyak istirahat" ucap Al sambil melepas pelukannya lalu menghapus air mata Andin. "Iya mas, makasih banyak ya" jawab Andin. "Iya, yaudah tidur yuk" ajak Al.

Al dan Andin pun berbaring di kasur, Al pun memeluk Andin dengan erat dan gak mau lepas darinya. "Mas" ucap Andin. "Hmm" jawab Al. "Sesak mas" ucap Andin karena Al memeluknya erat. "Maaf Ndin" jawab Al dan sedikit melonggarkan pelukannya. "Udah tidur" pinta Al lalu mencium Andin dan mereka pun tertidur.

Besok paginya Andin terlebih dahulu bangun dari Al. "Mas" ucap Andin sambil membangunkan Al. "Mas, kamu sakit? Badan kamu kok panas mas?" Ucap Andin. "Hmm" jawab Al.

"Mas, lepasin dulu aku mau ke dapur dulu" ucap Andin. "Mas lepasin" pinta Andin sambil menggoyangkan tangan Al dan Al pun melepaskan pelukannya. Lalu Andin hendak berdiri tetapi ditahan oleh Al.

"Mau kemana Ndin?" Tanya Al sambil memegang tangan Andin. "Mau ke dapur, mau ngobati kamu" jawab Andin. "Jangan lama-lama" ucap Al. "Iya" jawab Andin.

Andin pun pergi ke dapur mengambil air kompresan untuk Al lalu membawanya ke kamar. "Sini mas" ucap Andin lalu Andin mengompres kening Al dengan air hangat. "Kamu kenapa bisa sakit sih mas?" Tanya Andin. "Gak tau" jawab Al. "Yaudah kamu istirahat aja gak usah ke kantor, nanti saya yang telepon pak Rendi bilang kalau kamu gak ke kantor" ucap Andin. "Iya" jawab Al.

Setelah mengompres Al, Andin pun menghubungi Rendi.
"Halo pak Rendi" ucap Andin. "Halo bu, ada apa?" Tanya Rendi. "Hari ini mas Al gak ke kantor ya, mas Al lagi sakit soalnya" ucap Andin. "Oh iya Bu, semoga pak Al cepat sembuh ya Bu" jawab Rendi. "Iya, makasih pak Rendi" ucap Andin. "Sama-sama bu" jawab Rendi dan telepon pun terputus.

"Andin udah?" Tanya Al. "Udah mas" jawab Andin. "Sini" ucap Al sambil menepuk kasur di sebelahnya. Andin yang mengerti pun tidur di samping Al. "Temani saya disini" ucap Al lalu memeluk erat Andin. "Mas peluknya jangan kuat-kuat, sesak mas" ucap Andin. "Iya maaf" jawab Al.

Dan tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu.
"Tok tok tok" suara ketukan pintu. "Iya" jawab Andin. "Siapa sih" ucap Al kesal. "Bentar mas, lepas dulu" ucap Andin dan Al pun melepas pelukannya. Lalu Andin membuka pintu.

"Mirna, ada apa mir?" Tanya Andin. "Itu Reyna ndin" jawab Mirna. "Reyna kenapa mir?" Tanya Andin. "Reyna sakit ndin, badannya panas sekali" jawab Mirna. "Ya Allah" ucap Andin. Lalu Andin dan Mirna pergi ke kamar Reyna.

Sesampainya di kamar Reyna, Andin pun mengecek keadaan Reyna. "Ya Allah, panas banget" ucap Andin. "Mah" panggil Reyna. "Iya sayang, mama di sini" jawab Andin. "Mirna, kamu tolong gendong Reyna ke kamar aku ya" pinta Andin. "Iya Ndin" jawab Mirna. Andin dan Mirna membawa Reyna ke kamar Al dan Andin.

"Tidurkan di sini mir" pinta Andin sambil menunjuk kasur sebelah Al dan Mirna pun menidurkan Reyna di samping Al. "Kalau gitu aku keluar dulu ya Ndinn" ucap Mirna. "Iya, makasih ya mir" jawab Andin.

"Papa sakit juga mah?" Tanya Reyna. "Iya sayang" jawab Andin. "Sini mama kompres dulu" ucap Andin lalu mengompres kening Reyna dengan air hangat. "Ini kalian kok bisa kompak sih sakitnya?" Tanya Andin. "Ya namanya Reyna anak saya ndin" jawab Al. "Anak aku juga" ucap Andin. "Iya anak kita" jawab Al.

"Ndin, sini dekat saya" pinta Al sambil menepuk tempat di sebelahnya. "Iya mas" jawab Andin lalu mau mendekati Al, tapi ditahan oleh Reyna. "Mama tidur di samping aku aja" pinta Reyna. "Gak ndin, kamu tidur di samping saya aja" pinta Al.

"Mama tidur disebelah aku aja pah" ucap Reyna. "Gak, mama tidur disebelah papa aja" jawab Al. Andin pun pusing melihat kelakuan suami dan anaknya.

"Udah² aku tidur di tengah aja" ucap Andin lalu tidur diantara Al dan Reyna. Andin berhadapan dan memeluk Reyna. "Andin, hadap saya dong masa suaminya dipunggungi" ucap Al. "Iya iya" jawab Andin lalu berhadapan dengan Al lalu Al memeluk Andin, tetapi tiba-tiba Reyna terbangun mencari tangan Andin yang memeluknya.

"Mah, kok hadap papa sih. Aku kan mau dipeluk mama" ucap Reyna. "Iya sayang, mama peluk Reyna ya" ucap Andin lalu melepaskan pelukan Al dan berbalik memeluk Reyna.

"Andin, hadap saya aja" ucap Al. "Hadap aku aja mah" ucap Reyna. Alhasil Al dan Reyna saling memperebutkan Andin sementara Andin makin pusing melihatnya. "Udah stop, mama pusing. Kasihan adik kamu nak pasti pusing di dalam perut mama" ucap Andin. "Jadi gimana, kamu hadap aku kan Ndin?" Tanya Al. "Enggak, aku hadap depan aja" jawab Andin lalu memposisikan dirinya menghadap depan.

Dan kemudian Al dan Reyna memeluk Andin. Pertama Al yang memeluk Andin, tetapi dilepaskan oleh Reyna. Lalu Reyna memeluk Andin dan Al melepaskan tangan Reyna dari perut Andin. Andin yang pusing melihat kelakuan suami dan anaknya pun membenarkan tangan mereka. Andin meletakkan tangan Al dan Reyna bersama diatas perutnya. "Udah tidur" ucap Andin. Reyna dan Al pun tertidur dengan posisi saling memeluk Andin.

Sementara Andin hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan suami dan anaknya itu. "Akhirnya tidur juga mereka" ucap Andin lega. Kemudian Andin pun ikut tertidur.
____________________________________

Jangan lupa vote ya!

Ikatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang