Chapter 59 - End

1K 81 1
                                    

Tepat jam satu malam Rafif bangun dan menangis. Andin yang mendengarnya pun bangun dan menggendong anaknya.
"Sayang kenapa bangun" ucap Andin sambil menenangkan Rafif di gendongannya.

Begitu juga Al ikut terbangun karena mendengar anaknya menangis dan melihat Andin yang sudah menggendong anaknya. "Bangun" ucap Al yang tiba-tiba ada di samping Andin. "Iya mas" jawab Andin.

"Mas, sepertinya dia haus. Aku susui dulu ya" ucap Andin. "Iya bentar ndin" jawab Al lalu membenarkan posisi bantal untuk sandaran Andin. "Makasih mas" ucap Andin lalu duduk di kasur. Andin pun menyusui Rafif, dan menenangkannya.

"Anak papa haus ya" ucap Al yang duduk di samping Andin. "Minum yang banyaknya, habis itu tidur lagi" ucap Al lagi. Sementara Andin yang melihat Al berbicara ke anaknya hanya tersenyum.

Setelah melihat Rafif kenyang, Andin berdiri menggendong Rafif karena melihatnya yang belum tetidur. Andin berniat menidurkan anaknya itu.

"Kamu kalau mau tidur, tidur aja mas. Aku tidurkan Rafif dulu" ucap Andin sambil menggendong Rafif. "Gak usah ndin, saya temani kamu aja" jawab Al. "Gak apa-apa mas, kamu tidur aja" ucap Andin. "Saya gak mau ndin" jawab Al. "Yaudah" ucap Andin pasrah.

"Sini saya aja yang gendong, kamu tidur saja ndin" ucap Al. "Gak usah mas bentar lagi pasti tidur lagi" jawab Andin.

Ya benar saja, selang beberapa menit Rafif pun tertidur kembali. Begitupun Al dan Andin yang langsung tertidur setelah meletakkan Rafif di box bayi.

Besok paginya Andin langsung menyiapkan pakaian suaminya untuk pergi ke kantor, sementara Al masih mandi. Setelah memakai baju, Andin pun memakaikan dasi untuk Aldebaran.

"Ndin" panggil Al. "Iya mas" jawab Andin sambil mamasangkan dasi Al. "Saya mau cari baby sitter untuk Rafif" ucap Al. "Tapi kenapa mas? Kan ada aku yang ngurusnya, ada Mirna juga kan yang bantuin" jawab Andin. "Saya cuma gak mau kamu kecapean ndin, kamu kan baru selesai melahirkan" ucap Al. "Gak apa² mas, aku bisa kok" jawab Andin. "Pokoknya saya mau carikan baby sitter untuk Rafif" ucap Al tegas. "Yaudah, terserah uang kamu kan banyak" jawab Andin pasrah dan langsung berjalan menuju box Rafif setelah selesai memasangkan dasi Al.

"Papa, mama" panggil Reyna sambil mengetuk pintu kamar. "Iya sayang" jawab Al. Reyna pun berlari ke arah box bayi dan melihat adiknya.

"Reyna udah siap?" Tanya Andin. "Udah mah, adik aku masih tidur mah?" ucap Reyna. "Iya sayang, yaudah yuk kita makan" ajak Andin. "Yuk mah" jawab Reyna.

"Papa gak diajak?" Ucap Al. "Gak usah, papa kamu makanya di kantor aja" jawab Andin ketus. "Kok gitu sih mah, kan mama bilang kalau gak sarapan, gak boleh pergi ke sekolah. Berarti papa juga gak boleh ke kantor kalau gak sarapan" Ucap Reyna. "Tuh, anak kamu aja pintar" ucap Al.

"Yaudah, terserah" ucap Andin lalu menarik tangan Reyna keluar kamar.

Saat di meja makan mama Rossa, Al, Andin, dan Reyna makan bersama.
"Mah, pah kan aku udah punya adik laki-laki. Boleh gak kalau aku minta adik perempuan?" Tanya Reyna tiba-tiba.

Al, Andin yang mendengar perkataan Reyna pun hanya bisa diam dan saling menatap satu sama lain.

"Boleh sayang, tapi nanti ya" jawab Andin sambil tersenyum.

Tamat
______________________________________

Hy guys akhirnya aku update lagi, walaupun lama sih.

Terima kasih bagi pembaca setia aku. Tunggu karya ku selanjutnya ya.

See you, Love you

Ikatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang