Chapter 37 - 7 Bulanan Elsa

750 58 2
                                    

Lapas
Besok paginya di lapas Sarah dan Elsa ada di sel masing-masing.
"Sini masuk" ucap sipir membawa seseorang. "Mulai sekarang Shela yang temani Bu Sarah di sini" ucapnya tetapi Bu Sarah tetap diam aja.

"Heh, kamu penghuni baru ya" ucap Shela. "Gak, aku udah 1 bulan di sini. Kamu penghuni lama?" Tanya Sarah. "Iya, aku dipindahkan ke sini" ucap Shela. "Oh" jawabnya.

"Mulai sekarang, gue yang akan tidur di kasur. Dan lo tidur dilantai" ucap Shela. "Gak bisa gitu dong, kan aku yang diluan di sini" jawab Sarah. "Pokoknya aku gak mau tau mulai hari ini lo harus tidur di lantai dan gue di kasur" ucap Shela. "Gak mau" ucap Sarah. "Lo berani sama gue?" Tanya Shela sambil mendorong Sarah . "Siapa takut?" Jawab Sarah sambil membalas mendorong Shela.

Tiba-tiba Shela mempunyai rencana jahat. Dia berpura-pura terjatuh seakan di dorong oleh Sarah. "Aduh" ucapnya. "Bu, Bu " panggilnya. "Iya ada apa?" Tanya Sipir. "Tolong saya Bu, dia mau bunuh saya. Dia mau cekik leher saya" ucap nya. "Bohong Bu, saya gak ada niat mau bunuh dia kok Bu" jawab Sarah.

"Enggak buk, dia bohong. Dia mau cekik saya tadi" ucap Shela. "Bu Sarah, jangan pernah mencoba cari masalah lagi, kalau tidak ibu akan kami pindahkan ke sel tikus" ucap Sipir. "Tapi buk saya gak ada niat.." ucap Sarah. "Cukup Bu Sarah, ingat anak ibu adalah pembunuh. Mungkin aja sifat pembunuh nya turun dari ibu" ucap Sipir.

"Tapi Bu" bantah Sarah. "Udah, saya gak mau ibu buat keributan lagi. Shela kalau dia mau ngapa-ngapain kamu lapor ke saya" ucap Sipir itu. "Baik Bu" jawabnya. Lalu sipir itu pergi dan Shela tersenyum sinis.

"Masih berani sama gue?" Tanya Shela. "Oh, ternyata anak lo pembunuh. Pantasan anaknya pembunuh, ibu nya saja sudah gak bener" ucap Shela. "Hei, jaga omongan kamu ya" bantah Sarah. "Berani lo lawan gue, kalau lo berani gue teriak nih" ucap Shela sombong. Sarah pun tak bergeming, dia gak mau di pindahkan ke sel tikus.

"Minggir, gue mau tidur" usir Shela. "Lo jangan pernah ganggu gue kalau lagi istirahat, mengerti" ucap Shela. Sementara Sarah hanya diam, tidak menjawab sedikit pun.

Di sel lain, Elsa sedang tidur dan tiba-tiba terbangun. "Ya ampun, Nino kamu di mana jangan tinggalkan aku" ucap Elsa. Ya Elsa sekarang sedang memimpikan Nino dalam tidurnya. "Nino gak bakalan pergi dari aku kan mah. Dia bakal nikahin aku lagi kan kalau aku keluar dari sini" ucap Elsa ke mamanya. Tetapi ketika Elsa melihat ke samping nya mamanya gak ada.

"Oh, iya mama kan udah gak satu sel sama aku lagi. Aku rindu mama, di sini sepi mah" ucap Elsa sambil duduk menekuk kakinya.
____________________________________

Enam Bulan Kemudian
Hari ini kandungan Elsa sudah berusia 7 bulan. "Hari ini kan usia anak aku udah 7 bulan, harusnya aku merayakan 7 bulanan sama Nino" ucap Elsa sambil mengelus perut nya yang sudah membesar.

"Mama kok gak pernah nengokin aku sih, papa juga" ucap Elsa. "Ini semua gara-gara mba Andin, mba Andin yang udah membuat gue berada di sini. Awas aja ya mba kalau gue udah keluar dari sini gue akan balas semuanya" ucap Elsa.

"Heh kok lo bengong, beresin tempat tidur gue" pinta Kayla. "Ini ngapain sih, suruh-suruh gue kesel" ucap Elsa. "Oh, sekarang lo berani lawan gue?" Tanya Kayla. "Mau lo apa sih hah, lo kok seenaknya suruh-suruh gue" ucap Elsa. "Oh, sekarang udah berani ya" ucap Kayla lalu menjambak rambut Elsa. "Lo berani sama gue hah, udah cepat beresin jangan banyak protes" ucap Kayla. Elsa pun membereskan tempat tidur Kayla.

Selama di penjara Sarah dan Elsa adalah budak dalam sel. Sarah di perbudak oleh Shela sementara Elsa diperbudak oleh Kayla.

"Hari ini harusnya usia kandungan Elsa sudah 7 bulan kan. Dia pasti sedih, karena harusnya dia merayakannya tetapi melihat keadaannya seperti ini. Elsa gak bisa membuat acara 7 bulanan anaknya. Maafkan mama ya nak, mama gak ada di samping kamu sekarang" ucap Sarah.

"Hei Sarah ngapain diam disitu, suapin gue makan" pinta Shela. Sarah pun menurut diapun menyuapi Shela makan.
____________________________________

Pondok Pelita
Al dan Andin sedang berada di kamar mereka. Andin yang tidak bisa tidur semalaman, uring-uringan di kasur mencari tempat yang nyaman. Karena perut Andin yang sudah membesar, Andin jadi susah mencari posisi yang nyaman.

Sementara Al yang terusik dengan pergerakan Andin pun terbangun. Al melihat Andin yang dari tadi gak bisa diam. "Ndin, mata kamu kok hitam? Kamu tadi malam gak tidur?" Tanya Al. "Enggak mas, aku gak bisa tidur" jawab Andin.

"Sini" ucap Al sambil merentangkan tangannya dan memeluk Andin. Andin pun memeluk erat tubuh Al. Tangan kiri Al mengelus-elus tubuh belakang Andin, sementara tangan kanan Al mengelus perut buncit Andin.

"Nak, jangan rewel ya. Kasihan mama kesakitan, jadi gak bisa tidur" ucap Al pada perut Andin. Lalu Al mencium mata Andin yang tertutup secara bergantian lalu kening Andin. "Selamat tidur ndin" ucap Al lalu tidur kembali dengan tetap memeluk Andin dengan erat, seakan kalau Andin lepas dia akan pergi.

Jam 8 pagi Al terbangun dari tidurnya, Al melihat Andin masih tidur di pelukannya. "Nyenyak banget tidurnya" ucap Al lalu mencium kening Andin. Al melepaskan pelukannya dengan pelan karena takut Andin terbangun. Al menggantikannya dengan guling. "Saya ke kamar mandi dulu ya" ucap Al pelan. Lalu Al pergi ke kamar mandi, tiba-tiba handphone nya berdering ternyata Rendi yang menelpon.

"Halo Ren" ucap Al. "Halo pak, saya mau bilang kalau bapak besok ada jadwal meeting di Bandung" jawab Rendi. "Hmm, kalau gitu siapkan 2 tiket untuk saya" ucap Al. "2 pak, satu lagi untuk siapa pak?" Tanya Rendi. "Untuk istri saya"jawab Al. "Bu Andin ikut pak?" Tanyanya. "Iya, Andin ikut. Istri saya lagi hamil besar, saya gak mau Andin kenapa-napa selama saya pergi" jawab Al. "Baik pak" ucap Rendi. "Oh ya Ren, berapa hari saya di Bandung?" Tanya Al. "3 hari pak" jawab nya. "Ok, makasih infonya Ren" ucap Al."Iya pak" jawab Rendi. Lalu Al mematikan teleponnya.

Setelah Al keluar kamar Andin, Al melihat Andin masih tidur. "Udah jam tengah 9, Andin harus makan pagi. Gue bangunin aja deh" ucap Al. Al pun berjalan ke arah kasur.

"Ndin, ndin" ucap Al sambil menggoyangkan tubuh Andin dengan lembut. "Hmm" jawab Andin. "Bangun yuk, udah jam tengah 9. Kita makan yuk, kasihan anak kita pasti udah kelaperan" ucap Al. "Hmm, bentar lagi mas" jawab Andin lalu menarik tangan Al, Al pun jatuh di samping Andin. "Mas peluk" pinta Andin dan Al pun memeluk Andin.

"5 menit lagi ya Ndin" ucap Al. "Hmm" jawab Andin. "Ndin, saya besok mau ke Bandung" ucap Al. Sontak Andin yang berniat tidur lagi terbangun.

"Ngapain ke Bandung mas, kamu mau tinggalin aku?" Ucap Andin. "Saya ada kerjaan di Bandung ndin" jawab Al. "Ih, mas Al mau ninggalin aku kan" ucap Andin dengan mata yang berkaca-kaca.

"Gak, saya gak bakalan tinggalin kamu" ucap Al. "Berapa lama kamu di Bandung?" Tanya Andin. "3 hari ndin" jawab Al. "Mas, kok lama banget 3 hari" ucap Andin. "Ya namanya kerja ndin" jawab Al.

"Tapi aku gak mau kamu tinggalin aku" ucap Andin. "Siapa bilang saya bakalan tinggalin kamu? Kan kamu ikut sama saya" jawab Al. "Benar ya, aku ikut" ucap Andin. "Iya kamu ikut" jawab Al.

"Janji" ucap Andin sambil menunjukkan jari kelingking nya ke Al. "Iya janji" jawab Al sambil menautkan jarinya ke jari Andin.

"Yaudah, kita makan dulu yuk" ajak Al. "Iya mas" jawab Andin.
____________________________________

Jangan lupa vote ya, maaf kalau masih banyak typo.

Ikatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang