Chapter 58 - Pulang

1.4K 123 9
                                    

Mereka pun menuju parkiran untuk menemui Rendy yang sudah menunggu di sana. "Silahkan pak, buk" ucap Rendi sambil membukakan pintu mobil.

Di dalam mobil Rosa, Andin dan Rafif berada di tengah. Sementara Al dan Rendi berada di depan. "Pelan-pelan ya Ren, saya gak mau keluarga saya kenapa-kenapa. Jangan sampai ada yang membahayakan keluarga saya, apalagi ini ada anak saya" ucap Al. "Baik pak" jawab Rendi.

Sesampainya di pondok pelita mereka disambut dengan Reyna, Mirna, Kiki dan Uya. "Selamat datang balon biru" ucap Uya.

Rendi membukakan pintu untuk Rosa, sementara Al membukakan pintu untuk Andin dan membawakan kursi rodanya. "Pelan-pelan Ndin" ucap Al sambil membantu Andin untuk duduk di kursi roda lalu mereka pun masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah ada Reyna, Mirna dan Kiki. "Assalamualaikum" ucap Al. "Mama papa" teriak Reyna senang dan berlari ke arah Al dan Andin. "Sayang" ucap Andin.

"Adik aku lagi tidur ya mah?" Tanya Reyna. "Iya sayang" jawab Andin.

"Wah lucu banget balon biru, mirip mas Al" ucap Kiki. "Iya Ki, ganteng ya" ucap Mirna. "Iya" jawab Kiki.

"Namanya siapa mba?" Tanya Kiki. "Namanya Rafif Putra Alfahri" jawab Andin lalu tersenyum menatap anaknya.

Tiba-tiba saja Rafif menangis karena kehausan.
"Sayang, lapar ya" ucap Andin. "Kalau gitu aku bawa Andin ke kamar dulu" ucap Al lalu mendorong kursi roda Andin ke kamar.

Di kamar Al membantu Andin berdiri menuju kasur dan meletakkan bantal dibelakang Andin. "Makasih ya mas" jawab Andin lalu mulai menyusui Rafif. Setelah Rafif tertidur Andin meletakkan nya di dalam box bayi.
"Selamat tidur anak mama" ucap Andin lalu mencium anaknya dan meletakkan nya di dalam box bayi.

Al yang baru saja dari kamar mandi menghampiri Andin. "Udah tidur" Ucap Al. "Iya mas" jawab Andin.

"Kamu juga harus istirahat ndin" ucap Al sambil membawa Andin ke arah kasur. "Iya mas" jawab Andin lalu merebahkan dirinya di kasur. Sementara Al keluar dari kamar untuk mengambilkan makan malam untuk Andin.

"Andin makan dulu" ucap Al yang baru masuk ke kamar. "Iya mas" jawab Andin lalu duduk di kasur. "Makasih ya mas" ucap Andin lalu mengambil sendok tetapi dihentikan oleh Al.

"Saya suapin" ucap Al mengambil sendoknya. "Aku bisa sendiri mas" jawab Andin. "Saya suapin, buka mulutnya" ucap Al lalu mengarahkan sendok itu ke mulut Andin. Andin yang pasrah hanya membuka mulutnya dan Al menyuapi Andin.

"Kamu gak makan mas?" Tanya Andin. "Saya belum lapar ndin" jawab Al.

"Aku gak mau makan kalau kamu gak makan" ucap Andin. "Tapi saya belum lapar ndin" jawab Al.

"Pokonya kamu harus makan sama aku" ucap Andin. "Huft, yaudah iya saya makan" jawab Al pasrah dan memasukan nasi ke dalam mulutnya. "Gitu dong, masa aku aja yang makan" ucap Andin tersenyum. Al dan Andin pun makan bersama.

Setelah selesai makan Al mengantar piring nya ke dapur. Di dapur Al bertemu dengan Mirna. "Reyna mana mir?" Tanya Al. "Reyna udah tidur pak bos, tadi habis makan" jawab Mirna. "Yasudah kalian kamu bisa beristirahat" ucap Al. "Iya pak bos" jawab Mirna. Al pun balik ke kamarnya.

Sampai di kamar Al merebahkan tubuhnya di samping Andin. Al lalu menatap Andin yang sedang memejamkan matanya. Sementara Andin yang merasakan bahwa Al berada disampingnya pun membuka matanya.

"Kenapa mas?" Tanya Andin. Al pun mengembuskan napas nya dan menggenggamnya erat tangan Andin.

"Udah cukup, saya gak mau melihat kamu melahirkan lagi" ucap Al. Andin yang kebingungan pun menaikkan satu alisnya.

"Kenapa mas?" Tanya Andin. "Saya gak mau lihat kamu kesakitan lagi kayak tadi, saya takut kehilangan kamu Ndin" jawab Al sambil mengeratkan genggaman tangannya.

Sementara Andin yang mengerti dengan ketakutan suaminya pun mengelus tangan Al. "Kamu gak usah takut mas, aku gak apa-apa. Itu adalah tugas wanita mas melahirkan seorang bayi" jawab Andin.

"Gak saya gak mau kehilangan kamu Ndin" ucap Al. "Aku gak bakalan tinggalin kamu mas" jawab Andin. "Tapi tetap saja..." Belum sempat Al melanjutkan perkataanya, tiba-tiba Rafif menangis. Andin pun bangun dari tempat tidur nya dan melihat ke dalam box bayi. Begitu juga Al mengikuti Andin di belakang.

"Cup cup, kenapa sayang?" Ucap Andin sambil menggendong Rafif. Andin pun merasakan popok Rafif basah.

"Anak mama pipis nya, sayang" ucap Andin sambil menenangkan Rafif. Andin meletakkan Rafif di atas tempat tidur dan mengambil popok baru untuk anaknya. Andin pun membuka bedongan anaknya lalu menggantinya.
"Mas, tolong ambilkan celananya. Aku lupa tadi" ucap Andin. "Yang mana ndin, yang ini?" Tanya Al sambil menunjukkan sesuatu tapi itu bukan celananya. "Bukan itu mas, itu gurita bayi" jawab Andin.

"Jadi yang mana ndin, yang ini?" Tanya Al. "Iya yang itu, bawa ke sini mas" jawab Andin. Al pun memberikan celananya ke Andin. "Makasih mas" ucap Andin.

Andin pun mengganti popok Rafif lalu menggendongnya sampai tertidur. Setelah tertidur Andin meletakkan anaknya di box bayi, setelah itu kembali ke kasur.

"Andin, tidur kamu pasti capek" pinta Al. "Iya mas" jawab Andin lalu memejamkan matanya.

Al menarik Andin ke dalam pelukannya lalu menciumnya. "Selamat istirahat ndin" ucap Al lalu ikut tertidur.

Tepat jam 1 malam Rafif terbangun dan menangis. Andin yang mendengar anaknya menangis bangun dan melihatnya. Andin pun menggendong Rafif, dan ternyata anaknya sedang kehausan.

Andin pun berjalan menuju kasur untuk menyusui anaknya. Sementara Al yang merasakan kasur terguncang pun bangun dan melihat Andin yang sedang menyusui. "Dia bangun" ucap Al yang dibalas anggukan oleh Andin.

Al yang tak tega melihat Andin kelelahan berinsiatif memijat kaki Andin. Andin pun terkejut karena Al memijat kakinya.

"Mas, apa yang kamu lakukan?" Tanya Andin. "Memijit ndin, saya tau kamu kecapean dari tadi" jawab Al.

"Aku gak apa-apa mas, jangan memijat kakiku mas. Aku merasa gak enak" ucap Andin. "Gak apa-apa ndin, saya itu suami kamu" jawab Al.

Andin pun tidak menyahut perkataan Al karena tau meski dia membantah Al tetap melakukannya, jadi dia memilih diam.

Andin melihat anaknya yang sudah tertidur hendak bangkit dari kasur. "Mas, udah aku mau meletakkan Rafif ke box nya dulu" ucap Andin. Al pun memberhentikan pijitannya. "Makasih ya mas" ucap Andin tersenyum lalu bangkit dari kasur menuju box bayi.

Setelah meletakkan anaknya di box bayi, Andin kembali merebahkan tubuhnya di samping Al. "Tidur mas" ucap Andin lalu memejamkan matanya. Al pun mengangguk dan ikut memejamkan matanya. Mereka pun tertidur.
____________________________________
Segini dulu ya, oh ya jangan lupa baca cerita baruku ya lihat aja di profil ku.

Dan jangan lupa vote juga, karena itu sangat membantuku untuk membangkitkan semangat ku untuk menulis.

Terima kasih karena setia menunggu kelanjutan ceritaku.

See you

Ikatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang