Chapter 38 - Bandung

765 74 3
                                    

"Semuanya udah siap ndin?" Tanya Al. "Udah mas" jawab Andin. "Kalau gitu yuk kita keluar" ajak Al. Al dan Andin pun keluar kamar, dan berpamitan ke Rosa.

"Mah, kami pergi dulu ya mah" ucap Al lalu salam ke Rosa diikuti dengan Andin. "Reyna sayang, kamu jaga Oma ya nak" ucap Al. "Ok pah, papa tenang aja aku bakalan jagain Oma kok" jawab Reyna. "Anak pintar" ucap Al sambil mengacak-acak rambut Reyna.

"Sayang, mama pergi dulu ya sayang" ucap Andin. "Iya mah, hati-hati ya" jawab Reyna. "Iya" ucap Andin. "Mah, aku boleh gak cium adik aku?" tanya Reyna. "Mau cium adik kamu? Ya boleh dong sayang sini" jawab Andin.

Reyna pun mendekat ke Andin dan mencium perut Andin. "Dek, kamu jagain mama aku ya" ucap Reyna. "Iya kakak, pasti aku jagain mama" jawab Andin dengan memperagakan suara anak kecil. "Ih, mama lucu" ucap Reyna. Sementara Rosa, Al dan Andin hanya tersenyum.

"Papa dan mama pergi dulu ya sayang" pamit Andin. "Iya mah" jawab Reyna. Al dan Andin pergi ke bandara.

Di dalam pesawat Andin hanya memandangi pemandangan dari atas. Tiba-tiba Al menggenggam tangan Andin. Andin yang merasakan tangannya digenggam oleh Al hanya tersenyum.

"Mas, lihat deh cantik banget pemandangannya" ucap Andin. "Kamu suka?" Tanya Al. Andin pun mengangguk.

"Yaudah, nanti saya belikan pesawat pribadi untuk kamu. Supaya kalau kamu ingin naik pesawat lebih mudah. Dan kamu juga lebih nyaman nantinya karena yang ada di pesawat itu cuma keluarga kita" ucap Al. "Gak usah lah mas, kan masih banyak kebutuhan lain" jawab Andin.

"Ndin, saya itu mau bahagiakan kamu. Apapun yang membuat kamu bahagia pasti saya lakukan. Lagian uang saya gak akan habis kok kalau cuma beli pesawat untuk kamu" ucap Al. "Tapi mas.." jawab Andin.

"Ssst, udah gak usah membantah. Kan kalau kita beli pesawat nanti cuma bukan kamu yang senang, tapi juga Reyna dan calon anak kita" jelas Al sambil mengelus perut Andin.

"Makasih banyak ya mas" ucap Andin. "Iya, tapi kamu harus janji dulu sama saya" ucap Al. "Janji apa mas?" Tanya Andin. "Janji kalau kamu gak bakalan pernah ninggalin saya" ucap Al. "Itu pasti mas, aku gak bakalan pernah tinggalin kamu" jawab Andin. Lalu Al dan Andin tersenyum bersama.

Beberapa menit kemudian, Al dan Andin telah sampai di Bandung. Al membawa Andin ke sebuah hotel berbintang di Bandung. Setelah sampai di kamar, Andin yang kelelahan duduk di pinggir kasur sambil memegangi betisnya yang sakit.

"Huft" ngeluh Andin karena kelelahan. "Kenapa ndin?" Tanya Al. "Gak apa-apa mas, cuma capek aja" jawab Andin sambil memegangi betisnya yang sakit. Al yang melihat Andin kecapean mendatanginya.

"Kaki kamu sakit?" Tanya Al. Andin menggeleng, "Enggak kok mas" jawab Andin. "Terus kenapa dipegangi terus?" Tanya Al. "Enggak apa-apa mas, cuma pengen aja" jawab Andin.

"Huft, Andin gak usah bohong sama saya. Saya itu tau kalau kaki kamu sakit kan?" Tanya Al. "Enggak kok, darimana mas tau kalau kaki aku sakit?" Tanya Andin. "Ya taulah ndin, kan kamu sedang hamil besar pasti mudah capek lagian kamu dari tadi pegang kaki kamu terus" jawab Al.

"Eh, enggak kok mas aku gak pegang kaki aku" ucap Andin. "Huft, gak usah bohong. Sini kakinya" pinta Al. Andin menggeleng, "Gak usah mas" jawab Andin.

"Andini Kharisma Putri, sini kaki kamu" pinta Al. Andin yang ngerti kalau Al sudah memanggilnya dengan nama lengkap, udah pasti tidak ada penolakan. Andin pun memberikan kakinya ke Al.

Kemudian, Al memijit kaki Andin dengan lembut. "Makasih banyak ya mas, kamu udah baik sama aku" ucap Andin. "Iya Ndin, ini udah tugas saya. Kamu kan lagi mengandung anak saya ndin" jawab Al. "Iya mas" ucap Andin.

"Mas, kan aku sekarang udah gendut. Apa kamu bakalan ninggalin aku mas karena aku gendut?" Tanya Andin. Al yang mendengarnya pun terkejut tetapi tetap memijit kaki Andin.

"Kok ngomong gitu?" Tanya Al. "Ya kan, masih banyak yang lebih cantik dari aku mas" jawab Andin. Al pun memberhentikan pijitannya. "Sini" ucap Al lalu menarik Andin ke pelukannya.

"Saya gak bakalan ninggalin kamu. Andin, kamu itu gendut kan lagi hamil anak saya" jelas Al. "Berarti kamu gak bakalan ninggalin aku kan mas?" Tanya Andin memastikan. "Enggak Andini Kharisma Putri, saya gak bakalan pernah tinggalin kamu" jawab Al.

"Makasih ya mas" ucap Andin. "Iya" jawab Al. "Mas, kalau nanti aku pergi untuk selamanya kamu bakalan nikah lagi atau gak?" Tanya Andin. "Maksud kamu? Kamu mau pergi selamanya dari saya itu apa?" Tanya Al dengan nada yang sedikit tinggi.

"Mas, jangan marah-marah aku takut" ucap Andin. "Ya habisnya pertanyaan kamu aneh" jawab Al.

"Kenapa ngomong gitu? Apa yang ada di pikiran kamu?" Tanya Al. "Eum, kan sekarang banyak ibu yang meninggal karena melahirkan anak mas" ucap Andin. "Terus, kamu mau ninggalin saya gitu? Kamu gak cinta sama saya Ndin" Tanya Al. "Bukan gitu mas" jawab Andin.

"Terus apa Andini Kharisma Putri, kalau kamu mau ninggalin saya berarti kamu gak cinta sama saya" ucap Al. "Bukan gitu mas, aku cuma takut?" Jawab Andin.

"Kenapa takut, waktu kamu melahirkan Reyna kamu bisa" ucap Al. "Ya aku cuma takut aja mas" jawab Andin.

"Andin, bagaimana pun caranya kamu harus bisa melahirkan anak kita dengan selamat. Saya gak mau kamu tinggalin saya, kamu tenang aja saya akan selalu berada di dekat kamu" ucap Al.

"Makasih banyak ya mas" ucap Andin. "Iya, yaudah tidur, istirahat kan kamu tadi kecapean" pinta Al. "Iya mas" jawab Andin. Lalu Al mencium kening Andin dan mengelus kepala Andin.

Lalu Al hendak berdiri, tetapi di tahan oleh Andin. "Mau kemana mas?" Tanya Andin. "Sebentar" jawab Al. "Di sini aja mas, temani aku tidur aku mau di peluk kamu" pinta Andin. "Yaudah iya" jawab Al dan duduk kembali. "Makasih banyak ya mas" ucap Andin. "Iya yaudah tidur saya gak akan kemana-mana" jawab Al lalu memeluk Andin.

"Perut kamu makin gendut aja ya" ucap Al. Andin pun hanya tersenyum. Al pun mengelus perut Andin yang sudah membesar itu dan Al juga mengelus kepala Andin dengan lembut. Dan mereka pun tidur bersama.
____________________________________

Jangan lupa vote, maaf kalau masih banyak typo. Makasih yang sudah baca dan support.

Ikatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang