Chapter 8 - Andin Depresi

1.5K 70 1
                                    

Saya tidak pernah menyangka kalau selama ini perilaku saya ke kamu bisa membuat kamu jadi seperti ini, maafkan saya
_Aldebaran Alfahri_
____________________________________

Rumah Sakit
Aldebaran menunggu Andin di luar, Al yang khawatir dengan Andin hanya bisa mondar-mandir tidak tenang. Tiba-tiba dokter yang memeriksa Andin keluar.

"Gimana keadaan istri saya dok?" Ucap Al. "Sebaiknya kita bicarakan di ruangan saya saja pak" ucap Dokter.

Sesampainya di ruangan. "Silahkan duduk pak" pinta Dokter.
"Begini pak, sesuai hasil pemeriksaan semuanya baik-baik saja" ucap dokter.
"Alhamdulillah" ucap Al lega. "Tetapi pak, Bu Andin mengalami depresi karena terus tertekan dan ketakutan" ucap dokter.

Apa Andin depresi? Apa mungkin?
Flashback on
"Mas ini beneran aku kerja jadi dosen lagi?" Ucap Andin gak percaya. "Iya" jawab Al. "Makasih ya mas"ucap Andin sambil ingin memeluk Al, namun Andin takut kalau dia memeluk nya Al akan marah kepadanya.

Al yang melihat Andin yang mau memeluknya namun tidak jadi. Al pun menarik Andin ke pelukan nya. Al pun tidak menyangka begitu takutnya Andin kalau sampai dia marah. Bahkan memeluk nya saja Andin tidak berani. Setelah Al memeluknya, Al merasa kalau tangan Andin dingin dan tubuh Andin sedikit gemetar dan berkeringat. Al pun melepaskan pelukannya.

"Kamu kenapa ndin, kok tangan kamu dingin?. Badan kamu juga gemetaran dan berkeringat?" Tanya Al khawatir. "Aku gak apa-apa mas, makasih ya" ucap Andin sambil tersenyum.
Flashback off

Ya Allah, apa yang telah saya lakukan? Saya membuat Andin sampai depresi? Batin Al.

"Pak, pak Al" panggil dokter karena melihat Al yang sedang melamun. "Iya dok" ucap Al. "Jadi saya saran kan agar bapak membawa Bu Andin ke psikiater, dan sebaiknya jangan membuat Bu Andin ketakutan dan tertekan dulu karena bisa memperburuk kondisi Bu Andin" ucap dokter. "Baik dok, kalau gitu boleh saya melihat istri saya?" Ucap Al. "Silahkan pak, tetapi Bu Andin saat ini belum sadar" ucap dokter. "Baik dok, terima kasih" ucap Al sambil berdiri dan keluar dari ruangan.

Setelah keluar Al pun mengusap wajahnya kasar dan memukul tembok rumah sakit.
Argghhh, Andin depresi? Ini semua gara-gara lo Al. Lo yang sudah membuat Andin ketakutan dan tertekan. Gimana nanti kalau Andin ketakutan lihat gue? arghhh. Ucap Al didalam hati nya sambil memukul tembok.

Al pun memasuki ruangan Andin. Al melihat Andin yang belum tersadar.
"Sus, istri saya kenapa belum sadar juga?"
"Sabar ya pak, istri bapak akan sadar sebentar lagi" ucap suster.

Andin yang mulai tersadar, membuka matanya perlahan. Andin melihat Al yang ada di samping nya kaget. Andin pun teringat dengan sikap Al yang kasar, dan suka membentak nya. Andin yang membayangkan itu pun ketakutan dan keringatnya bercucuran, tubuh Andin pun gemetaran.

"Kamu kenapa ada di sini?" Ucap Andin.
"Kamu ke sini mau marahin aku? Tolong jangan marahin aku, aku takut" ucap Andin lagi sambil menangis.

Al yang melihat Andin ketakutan langsung memeluk Andin. "Tidak ndin, saya di sini bukan mau memarahi kamu" ucap Al sambil berkaca-kaca, Al masih belum menyangka kalau Andin akan setakut ini padanya. Al pun mengelus punggung Andin dan menenangkannya.

"Udah gak usah nangis, saya gak akan marahin kamu" ucap Al
Setelah Andin tenang, Al pun melepaskan pelukannya.

"Sekarang kita pulang ya, kamu harus istirahat. Kepalanya masih sakit?" Ucap Al lembut. Andin pun mengangguk. "Sedikit" ucap Andin. "Yaudah, sini turun" ucap Al.

Ikatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang