Chapter 28 - Syukuran Kehamilan Andin

1K 62 0
                                    

Tak berapa lama Al pun selesai meeting. "Gimana Ren, udah kamu kumpulkan semua karyawan?" Tanya Al. "Sudah pak" jawab Rendi. "Ya sudah, sebentar saya panggil Andin dulu" ucap Al. "Baik pak" jawab Rendi.

Al berjalan menuju ruangannya. "Andin" panggil Al. "Mas, udah selesai meetingnya?" Tanyanya. "Udah, sekarang ikut saya" ajak Al. "Tapi kemana mas?" Tanya nya. "Udah ikut aja" ucap Al. "Iya udah" ucap Andin. Al membawa Andin menemui semua karyawan kantornya.

"Assalamualaikum, siang semuanya" ucap Al. "Waalaikumussalam pak" jawab semua karyawan. "Hari ini saya mau mengumumkan bahwa sejak 2 hari yang lalu istri saya telah hamil" ucap Al. "Selamat ya pak Al" ucap karyawan nya. "Iya, makasih. Oleh karena itu, mulai siang ini kantor tutup lebih cepat dari biasanya. Dan besok kantor di tutup, karena besok saya akan mengadakan syukuran di rumah saya atas kehamilan istri saya" jelas Al.

Sontak semua karyawan bersorak kegirangan mendengar pengumuman itu. "Terima kasih pak Al" ucap semua karyawan. "Oleh karena itu, saya mau semua karyawan ikut memeriahkan acara syukuran di rumah saya" pinta Al. "Baik pak" jawab semuanya. "Yasudah, semuanya boleh bubar" ucap Al. "Baik pak" jawab semuanya. Semua karyawan pun bubar dan melanjutkan pekerjaan nya masing-masing.

"Mas, kamu serius mau buat acara syukuran besok?" Tanya Andin. "Iya, kita doakan anak kita supaya dia tetap sehat hingga lahir nanti" jawab Al sambil mengelus perut Andin yang masih rata. "Makasih banyak ya mas, kamu udah baik banget sama aku" ucap Andin. "Iya sama-sama" jawab Al. "Yaudah, sekarang kita pulang yuk" ajak Al. "Iya mas" jawab Andin.
____________________________________

Pondok Pelita
Besoknya acara syukuran pun diadakan, semua keluarga Alfahri sudah siap-siap.
"Andin, sudah siap?" Tanya Al pada Andin yang berada di kamar mandi. "Iya mas, sebentar" jawab Andin.

Kemudian, Andin keluar dari kamar mandi dengan gaun putih yang sangat cantik. Al yang melihat Andin yang sangat cantik pun memujinya. "Cantik" ucap Al pelan. Andin yang samar-samar mendengarnya pun bertanya. "Iya, apa mas?" Tanya Andin. "Eh, gak ada" jawab Al. "Yaudah yuk kita keluar" ajak Andin. "Iya ayo" jawab Al.

Di rumah Al, semua keluarga dan rekan bisnis Al telah berkumpul untuk merayakan syukuran. Termasuk Candra dan Karina, tetapi tidak dengan Nino ya karena Nino sedang ada dipenjara sekarang. Karena semua keluarga dan tamu sudah datang, maka pengajian pun di mulai.

Setelah pengajian selesai, semua sudah boleh pulang. Tetapi masih ada yang masih tinggal, ada yang memberi ucapan selamat kepada Al dan Andin, ada yang menikmati hidangan yang disajikan dan lain sebagainya.

Andin yang sedang duduk berdua bersama Al melihat ke suatu arah, Andin merasa kalau dia mengenali seseorang. "Itukan Raisa" ucap Andin. Raisa adalah teman lama Andin sebelum Andin masuk ke penjara. Andin yang melihat Raisa ingin menegurnya.

"Mas, aku pergi sebentar ya" ucap Andin yang hendak berdiri tapi di cegah oleh Al. "Mau kemana?" Tanya Al. "Sebentar" jawab Andin. "Pelan-pelan Andin" pinta Al karena takut istrinya jatuh. "Saya ikut kamu" ucap Al. "Yaudah iya mas" jawab Andin

"Raisa" panggil Andin. "Mba Andin, ya Allah apa kabar mba?" Jawab Raisa sambil memeluk Andin dan Andin pun membalas pelukannya. "Mba baik, alhamdulillaah. Kamu gimana kabar kamu dari jauh mba lihat kamu murung terus" ucap Andin. "Sebenarnya aku lagi ada masalah mba. Oh ya, pak Al siapa mba?" Tanya Raisa. "Oh, suami mba" jawab Andin.

"Suami, jadi mba istri bos aku?" Tanya Raisa. "Bos, emang kamu kerja di PT Aldebaran Sejahtera?" Tanyanya. "Iya, aku baru 2 hari kerja di sana mba" jawab Raisa. "Oh, pantesan mba belum pernah melihat kamu ternyata baru 2 hari kerja. Oh ya emang kamu ada masalah apa?" Tanya Andin. "Sebaiknya kita duduk dulu" pinta Andin. "Oh iya, lupa lagi kalau ngomong sama bumil nanti kalau kecapean kan ribet" ucap Raisa. "Apaan sih kamu" jawab Andin.

"Yang dibilang teman kamu itu benar, nanti kalau kamu kecapean gimana?" Ucap Al. "Iya mas" jawab Andin. "Yaudah sini duduk" pinta Al. Mereka bertiga pun duduk.

"Oh ya, emang kamu ada masalah apa?" Tanya Andin. "Gini mba, aku itu janjian sama pacar aku ke sini. Dari tadi aku hubungi dia, tetapi gak diangkat mba. Terus tadi aku lihat dia jalan sama perempuan lain" ucap Raisa. "Hmm, yaudah tinggalin aja" jawab Andin. "Hah, tinggalin mba. Gimana bisa aku tinggalin kami udah janjian mau tunangan bulan depan mba" jelas Raisa.

"Ya kamu tinggalin lah, kan dia sudah selingkuhi kamu kan" ucap Andin. "Enggak bisa mba" jawab Raisa. "Dengar mba, kalau dia selingkuh di saat kalian mau tunangan berati Allah itu menunjukkan kalau dia itu gak pantas buat kamu. Jadi Allah buka semua aibnya ke kamu, biar kamu gak salah pilih nanti" jelas Andin. "Tapi mba aku itu cinta sama dia" ucapnya.

"Raisa, masih banyak laki-laki di sana yang mau sama kamu gak cuma dia doang kan? Yakinlah Allah sudah menyiapkan jodoh yang terbaik buat kamu. Kalau kamu belum bisa lupain dia, percaya lah suatu saat pasti bisa seiring berjalannya waktu" jelas Andin.

"Hmm, benar juga sih mba kan laki-laki banyak" ucap Raisa. "Nah, itu kamu tau. Yang pasti pesan mba ke kamu kalau mau cari suami itu cari yang mencintai kamu apa adanya" ucap Andin. "Maksud mba?" Tanya Raisa.

"Maksud mba, cari suami yang mencintai kamu tulus. Bukan karena kamu cantik, bukan karena kekayaan dan jabatan kamu" jelas Andin. "Kenapa gitu mba?" Tanyanya.

"Ya iyalah, coba kalau suami kamu mencintai kamu karena kamu cantik suatu saat kalau kamu jadi jelek dia akan ninggalin kamu dong. Kalau dia mencintai kamu karena harta dan jabatan kamu suatu saat kalau kamu jatuh bahkan berada di titik terendah kamu dia pasti ninggalin kamu kan" jelas Andin. "Hmm, bener juga sih mba" jawab Raisa.

"Eh, mba naikkan jabatan aku dong mba kan bos nya suami mba" pinta Raisa. Al yang mendengarnya pun kaget. "Bisa-bisanya dia memanfaatkan keadaan" batin Al.

"Gak bisa, kamu harus berjuang sendiri sampai jabatan kamu naik. Mba gak mau kalau kamu kerja pakai orang dalem nanti gajinya gak berkah" jelas Andin. "Mba, kok gak berkah sih, kan cuma minta tolong doang" ucap Raisa. "Ya sama aja Raisa, itu berarti gaji kamu itu gak murni hasil kamu sendiri" jelas Andin. "Tapi mba" ucap Raisa.

"Huft, kamu udah besar kan? Kamu harus berjuang sendiri, kalau kamu jatuh bangkit sendiri. Kalau pakai orang dalam gimana kamu mau tanggung jawab" jelas Andin. "Tapi mba sekali ini aja" paksa Raisa. "Gak bisa Raisa, kamu harus belajar untuk mandiri. Gak selama nya kamu bisa bergantung sama orang lain" ucap Andin. "Tapi mba" paksa Raisa.

"Huft, yaudah bilang sendiri aja ke bos kamu kan ada di depan kamu" pinta Andin. "Waduh, kok jadi ke gue. Apa yang akan gue jawab nanti" batin Al.

Sementara Raisa yang melihat Al, ketakutan dan tidak berani memintanya. "Yaudah, gak jadi mba. Aku berjuang sendiri aja" ucap Raisa. "Nah, gitu dong" ucap Andin. "Yaudah mba aku pulang ya" pamit Raisa. "Iya hati-hati di jalan" jawab Andin. "Saya pulang dulu ya pak Al" ucapnya. "Hmm, iya iya" jawab Al.

"Mas" panggil Andin. "Iya" jawab Al. "Emang kamu galak ya kalau di kantor?" Tanya Andin. "Menurut kamu?" Tanyanya. "Ya pasti galak lah, kan di rumah juga galak" jawab Andin. "Kamu ngeledek saya?" Tanya Al. "Enggak, habisnya lihat aja tadi Raisa ketakutan gitu sama kamu" jawab Andin. "Dia itukan baru kerja 2 hari ndin, jadi wajarlah begitu" ucap Al. "Iya sih mas" jawab Andin.

Tiba-tiba perut Andin merasa mual.
"Hoek, hoek"
Al yang melihat Andin mual pun panik. "Kamu kenapa Ndin?" Tanya Al panik. "Gak apa-apa mas, cuma mual aja" jawab Andin. "Gak apa-apa gimana, muka kamu pucat gitu. Yaudah kamu istirahat aja di kamar, saya antar ke kamar ya" ucap Al. "Gak usah mas aku di sini aja, aku gak apa-apa kok" jawab Andin. "Andin nurut sama suami" ucap Al. "Iya mas" jawab Andin.

"Eh, mau kemana Al?" Tanya Rosa yang melihat Al dan Andin. "Mau antar Andin ke kamar mah, Andin tadi mual jadi mau istirahat" jawab Al. "Yaudah, pelan-pelan ya" pinta Rosa. "Iya mah" ucap Al.

Sementara Karina yang melihat itu merasa iri kepada Rosa. "Pah, enak ya Rosa bentar lagi mau punya cucu 2 sementara kita belum punya" ucap Karina. "Iya mah" jawab Candra. "Andai dulu kita percaya sama Andin, mungkin sekarang Nindi ada sama kita pah" ucap Karina. "Iya mah, udah sekarang kita harus terima ini semua" jawab Candra. "Pah kita pulang yuk, aku gak nyaman ada di sini" ucap Karina. "Yaudah, kita pulang" ajak Candra
____________________________________

Jangan lupa vote ya, thank you all

Ikatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang