Pukul sebelas pagi kini
Di sepanjang koridor ponpes dipenuhi oleh santri yang lalu-lalang, dan ada juga yang memilih duduk santai di sudut depan kelas-kelas. Tampak sangat ramai, ternyata kelas sedang kosong karena akan ada rapat kepengurusan ponpes hari ini.
Di sudut koridor, tampak Saras yang duduk lesehan di lantai, lengkap dengan laptop yang ia pegang di tangannya. Ya, sedang menonton drama korea. Ekspresinya tampak berubah-ubah, kadang senyum tak menentu, kadang geregetan beriring emosi. Yang jelas, banyak santri yang menatap aneh terhadapnya, namun sedikitpun ia tak perduli, bahkan tak sempat melihatnya.
"Neng Saras!!" terlihat Syaqib bersama Aidan dan Fauzan yang menatap antusias ke Saras.
"Haha, dia ngapain disitu?" sambung Syaqib.
"Benar-benar perempuan aneh!" timpal Fauzan.
"Harusnya Gus lihat nih, haha," Aidan buka suara.
"Eh iya iya. Bingung juga sama Gus, apa sih yang dilihatnya dari si Neng itu."
"Kamu buta Qib? Dia cantik!!"
"Bukan masalah cantiknya Zan, cuman sikapnya itu loh, persis Alien. Apa iya bisa collab sama sikap datarnya si Gus."
"Yah, buktinya si Gus sering senyum-senyum sendiri belakangan ini, haha."
Aidan menghela napas mendengar ocehan tak berpaedah dari dua sahabatnya "Ya, itulah cinta. Sudut pandang kasihnya berbeda-beda."
"Eh, tapi apa iya si Gus benaran jatuh cinta sama si Neng itu? Aku ragu deh, soalnya kan dia udah terikat cincin tunangan sama Wulan." oceh Syaqib tiada habisnya.
"Iya juga sih Qib. Kayaknya Gus cuma sekedar terhibur sama tingkah randomnya. Untuk pasangan hidup, ia pasti mengutamakan Wulan." balas Fauzan serius.
"Nah! Aku juga mikirnya gitu. Soalnya kan sejauh ini gak ada tuh cewek yang berani dekatin si Gus, eh tiba-tiba si Neng ini datang dengan gayanya yang ceplas-ceplos. Yah, makanya mungkin si Gus merasa terhibur, dan jadi sedikit aneh gitu."
Asik dengan obrolan mereka,
Blus
Rombongan Kyai dan Ustadz lewat dari hadapan mereka. Dan di tengah rombongan itu tampak seseorang yang berbeda. Jika yang lainnya berpakaian serba putih dengan peci/sorban di kepala, maka berbeda dengan seseorang tersebut yang tampak sangat gagah dengan setelan jas donker, dan rambut hitam mengkilat yang tersisir rapi.
Saras mendongak dari layar laptop-nya, dan berlirih "Papa"
"Papaaaaa!!!" teriak Saras dengan larinya yang kian memacu.
Srep
Rombongan itu berhenti. Dan kini semua pandangan tertuju ke Saras, termasuk para santri yang ada di koridor itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghaeyo, Gus Tampan [TELAH TERBIT]
Teen FictionTidak Follow, tidak usah Baca!!! Bagaimana jadinya ketika cewek penggila cowok korea (Oppa korea) tiba-tiba terpikat ketampanan anak Kyai? Dari yang kesehariannya meneriakkan "Oppa", berubah menjadi teriakan "Gus" Sebenarnya mustahil terdengar, dari...