Chapter 38

6.9K 683 123
                                    

Pukul 4 pagi, lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an saling bersahut merdu dari masjid-masjid di sepanjang sudut kota, sebagai pengantar subuh di jam setengah lima nanti.

Di dalam sebuah ruang kamar megah, ada Adwan yang sedang berpeluk mesra dengan selimut, masih tertidur lelap. Lalu dari jarak sekitar 5 meter, terlihat Saras yang sedang berjalan menghampiri ranjang, baru keluar dari kamar mandi.

"Chagi, bangun!" Saras sudah berada di samping Adwan, dan kini sedang menepuk-nepuk pelan pipi suaminya itu.

Adwan sama sekali tak bergeming, sepertinya sudah terlampau jauh di alam mimpinya.

"Sayang, bangun. Siap-siap sholat," Saras lanjut menepuk-nepuk pipi Adawan.

Brugh

Adwan malah menarik Saras ke dalam pelukannya.

"Ugghhh, udah pagi ya Sayang?" suara Adwan benar-benar terdengar berat, bahkan ia tidak membuka matanya.

"Iya, bentar lagi Adzan. Buruan bangun, mandi."

"Dingin loh Sayangggg," Adwan malah mengeratkan pelukannya.

"Gak dingin Chagi, shower air hangatnya kan bisa dinyalain."

"Iya deh Sayang, aku mandi," Adwan langsung bangun dari posisi tidurnya.

"Sayang," panggil Adwan tiba-tiba.

"Iya, Chagi?"

"Aku mau sholat berjamaah ke masjid, kamu berani gak di rumah sendirian sepagi ini?"

Seketika tatapan Saras langsung tak enak "Bukannya aku gak ngebolehin kamu ke masjid Chagi, tapi aku benaran takut ditinggal di rumah sepagi ini. Tetangga kita kan pada jauh semua jaraknya, belum lagi di luar masih gelap."

"Eum, yaudah deh. Kita ke masjidnya barengan aja nanti, pas kamu udah selesai halangan."

"Tapi kalau Chagi tetap mau per...."

"Gak, Sayang. Aku gak jadi pergi, aku tau sepenakut apa kamu. Nanti istri aku malah kenapa-napa lagi kalau aku tinggal sendirian di rumah."

"Baik banget suami aku, cium aku Chagi." Saras menepuk-nepuk pipinya.

"Muach," Adwan langsung mencium sekilas pipi itu.

"Udah, aku mandi dulu ya Sayang." lanjut Adwan setelah melepas ciumannya.

"Oke Sayang. Aku turun ke bawah ya, mau masak."

"Oh, iya Sayang. Nanti sehabis sholat, aku langsung turun juga buat bantuin kamu."

"Hehe, gak usah Chagi. Habis sholat nanti, kamu nonton tv aja mending."

"Kenapa? Kamu takut aku ganggu?" Adwan jadi mengkulum senyum.

"Bukan g-gitu, t-tapi....."

"Haha. Tenang aja, aku gak bakalan ganggu kok nanti. Cuma mau lihatin istri aku yang cantik aja."

"Oh iya, nanti sekalian buatin Abang teh ya, mau ngeteh dulu." tambah Adwan dengan tawa yang sengaja ia tahan.

"Ish! Apaan sih Chagi," bibir Saras langsung mengerucut.

Tiba-tiba Adwan langsung mengalungkan kedua tangannya ke pinggang Saras "Bilang Abang dulu. Kalau gak, aku gak mau mandi."

"Ish! Apa sih Chagi, bentar lagi Adzan tauuu."

"Ya itu, makanya bilang Abang cepat."

"Ish..! Iya iya, Abang. Udah kan?"

"Haha, nanti buatin Abang teh ya Dek. Coba jawab yang itu."

Saranghaeyo, Gus Tampan [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang