Chapter 48

5.1K 610 334
                                    

Malam hari, tepat jarum pendek menunjuk di angka 20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam hari, tepat jarum pendek menunjuk di angka 20.00 WIB. Di ruangan rapi serba putih, disertai pemandangan buku arsip yang berjejer rapi di dalam lemari kaca. Iya, itu adalah ruangan Dokter yang menangani Saras. Di hadapannya kini sedang duduk papa Saras dan ayah Adwan, perihal membicarakan kondisi Saras. Tak ada aura wajah ceria seperti biasanya, semuanya tampak suram, bahkan Dokter itupun sama.

"Sebelumnya, putri saya itu memang sudah menderita malaria falciparum, Dok."

"Iya, benar. Saya juga sudah melihat riwayat penyakitnya. Dan yang terjadi sekarang ini adalah buntut dari penyakit tersebut. Sangat sia-sia, kenapa penyakit mematikan seperti ini tidak ditangani dengan serius di waktu dulu!"

"Bukan tidak ditangani dengan serius Dok, melainkan bahwa putri saya itu sudah mendapat catatan sembuh total dari rumah sakit tempatnya berobat dulu. Sehingga kami tidak melanjutkan pengobatan lagi."

Helaan napas berat terlihat menyapa dari Dokter itu "Bukan sembuh, melainkan penyakit ini bersembunyi di dalam limfa-nya."

"L-limfa, Dok...?"

"Iya, limfa ini berfungsi melindungi tubuh dari kerusakan akibat zat asing. Dan atas fungsinya tersebut, maka banyak parasit atau bibit penyakit yang bersembunyi di dalamnya. Nah, akibatnya apa? Gejala sakit tersebut tidak bisa dibaca oleh gerakan tubuh, sehingga kita mengira  bahwa kondisi tubuh kita dalam keadaan baik-baik saja, tapi nyatanya tidak. Jadi, ini merupakan kasus serupa terkait dengan kondisi yang dialami pasien Saras sekarang ini. Sudah bertahun-tahun parasit plasmodium falciparum ini bersembunyi di dalam limfa-nya, berkembang biak dengan leluasa."

Tanpa tahu harus berucap apa lagi, dengan sendirinya air mata papa Saras berjatuhan satu-persatu.

"Saya beri tahu bahwa malaria falciparum ini tergolong paling berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti kejang, koma, bahkan kematin. Sehingga malaria jenis ini menjadi salah satu penyebab kematian akibat malaria tertinggi di dunia. Gejala yang mudah kita kenali adalah berupa demam, menggigil, muntah atau mual, berkeringat banyak, serta anemia."

"Iya Dok, dulu saya juga sudah pernah mendengar penjelasan ini dari Dokter yang menangani putri saya. Dan ini adalah kali keduanya nyawa putri saya terancam. Bahkan sangat tiba-tiba, tanpa memberi tanda."

"Koma mendadak ini terjadi karena fungsi organ tubuh pasien tidak dapat lagi melawan serangan dari parasit yang saya jelaskan tadi, parasit tersebut sudah terlalu lama berkembang di sana, dan juga sudah begitu kenyang, sehingga langsung menyerang dengan hebat. Mungkin di beberapa hari sebelumya pasien ada mengalami gejala seperti yang sebutkan tadi, hanya saja kita mengabaikannya."

Ayah Adwan langsung menundukkan wajah tatkala mendengar kalimat terakhir Dokter itu. Sunggguh dirinya tadi pagi mendengar langsung keluhan Saras yang merasa mual. Dan bodohnya ia malah beranggapan lain terhadap Saras, pikirnya.

"Jadi apa yang bisa dilakukan agar putri saya bisa selamat? Itu anak saya satu-satunya, Dok" papa Saras tak lagi dapat menahan isak tangisnya.

"Sebenarnya Falciparum ini bisa sembuh total jika ditangani dengan serius, namun tidak dengan pasien Saras untuk saat ini. Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan, seakan semuanya sudah terlambat. Detak jantungnya juga semakin kesini semakin melemah. Entah pesan dari siapa yang sedang ditunggunya sehingga ia masih kuat bertahan dengan hembusan napas dan detakan jantung yang sudah tidak terasa lagi."

Saranghaeyo, Gus Tampan [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang