Chapter 39

6.5K 663 182
                                    

Ahtar cast ;

🍊🍊🍊🍊🍊🍊🍊🍊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍊
🍊
🍊
🍊
🍊
🍊
🍊
🍊

Pagi, sekitar pukul 6, ada Adwan dan Saras yang sudah sibuk memasak di dapur, bersiap menyambut kedatangan Syaqib, Aidan, dan Fauzan ke rumah mereka. Kini, terlihat Saras yang sedang sibuk dengan gorengan sambalnya di depan kompor. Sedangkan Adwan sibuk memotong-motong sayur di meja dapur, terlihat sangat antusias.

"Oke, sekarang waktunya numis," ucap Saras sendirian, sembari mematikan kompornya, lalu berjalan menghampiri Adwan.

"Kentang sama kembang kol-nya udah selesai dipotong, Chagi?" Saras sudah berada di samping Adwan.

"Dikit lagi, Sayang. Gini kan cara motongnya?"

Srep

Raut wajah Saras langsung berubah tak enak melihat sayur yang dipotong Adwan.

"Chagi, k-kok k-kamu cincang sayurnya? Aturannya kentangnya cuma dibelah empat, terus kembang kolnya k-kenapa kamu rajang halus?"

Sontak, wajah Adwan jadi terlihat panik "Loh, apa iya Sayang?!"

"Kenapa kamu gak nanya dulu tadi Chagi, kalau kamu nanya kan gak bakalan gini jadinya."

Seketika mata Adwan langsung berkaca-kaca.

"Kamu marah?" suara Adwan bahkan sedikit bergetar.

"Masa gara-gara sayur aja nada bicara kamu jadi kayak gitu sama aku," tambah Adwan dengan pandangannya yang meredup.

Kini terlihat raut wajah Saras yang benar-benar tak menentu "Eh, b-bukan gitu Chagi maksudnya."

"Aku minta maaf kalau aku salah, niat aku tadi cuma buat bantu kamu, biar kamu gak terlalu capek. Tapi kayaknya aku malah buat kacau semuanya."

"Sayang, bukan gitu maksud aku. Aku sama sekali gak marah kok," Saras langsung menggenggam erat tangan Adwan.

Adwan hanya diam, tak bereaksi sama sekali. Pandanganannya lurus ke depan menatap kekosongan.

"Chagi, jangan gini kenapa. Aku gak maksud gitu loh tadi. Jangan diamin aku, aku takut." kini giliran suara Saras yang terdengar bergetar.

Pun sama saja, Adwan masih tak menggubris Saras.

"Chagi, aku harus apa biar kamu maafin aku? Jangan diamin aku, aku takut." suara Saras semakin bergetar.

Kali ini terlihat Adwan yang beralih menatap Saras.

"Sini peluk," Adwan merentangkan tangannya menghadap Saras.

Brugh

Saras langsung bertumpu ke pelukan itu.

"Aaa, kamu jahat...kamu jahat!" tangisan Saras langsung menyambar sambil memukul-mukul dada bidang Adwan.

"Apaan, kamu yang jahat," balas Adwan, tapi sembari mengusap-usap pucuk kepala Saras.

Saranghaeyo, Gus Tampan [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang