Chapter 53

4.5K 547 117
                                    

Adwan berlalu dari ruang rawat Saras, ia langsung menemui Dokter yang selalu menangani Saras, untuk menanyakan tentang buah melon yang ingin Saras makan. Ternyata ucapan Saras benar, ia memang boleh memakannya. Tentu saja boleh memakan buah melon karena pada dasarnya buah itu baik untuk tubuh, kata sang Dokter. Setelah menerima pernyataan itu, Adwan langsung bergegas keluar rumah sakit untuk membelinya.

Sekarang Adwan sudah mengendarai mobilnya menuju supermarket terdekat. Matanya celingukan kian kemari memastikan dimana letak supermarketnya.

Dert

Getar hp Adwan tiba-tiba.

Sayang is calling

"Loh! Saras."

Adwan mengernyit kebingungan melihat nama si pemanggil. Lalu beralih mengangkatnya juga.

"Assalamu'alaikum, Sayang."

"Wa'alaikumussalam."

"Sayang, ternyata Dokternya bolehin kamu makan melon. Ini aku lagi di mobil nyari sup...."

"Chagi, aku kangen. Pulang cepattt."

"Lah! Kok kangen sih Sayang, kan aku baru pergi ben....."

"Cepat pulang pokoknya, kangennn."

"Kamu sakit Sayang? Ada y-yang s-sakit lagi?!"

"Iya Chagi, aku sakit."

"Ya Allah! Iya iya Sayang, aku langsung kesana sekarang. T-teman kamu siapa disitu? Ada Ibu atau Mama kan? Dokternya juga ada disitu kan? Atau tunggu bentar biar aku telepon Ayah!"

"Bukan sakit yang itu Chagi, tapi hati aku yang nyut nyut nyut karena pengen peluk kamu."

"Allahu Akhbar, Sarasss!!"

"Kenapa Chagi?"

"Kenapa...kenapa, untung aja suami kamu ini gak mati syok di jalan. Aku pikir sakit kamu benaran kambuh tadi."

"Hehe, ya maaf Chagi. Udah ish! Cepat pulang pokoknya...cepat pulang, aku kangennn, pengen dipeluk Chagi."

"Ya Allah, Sayang. Ada-ada aja memang tingkah kamu. Yaudah, tunggu 10 menit ya, aku sampai."

"Iya Chagi, nanti kamu langsung peluk aku ya kalau udah sampai."

"Haha! Iya Sayangkuu."

Tutt

Sambungan telepon diputus.

Kini terlihat Adwan yang memarkir mobilnya di depan sebuah supermarket, sudah ketemu rupanya. Buru-buru ia masuk ke dalam, dan langsung ke penjualan buah.

"Nah, itu dia melonnya."

"Ingat, yang paling besarrr kata Bu Sarass."

Setelah mengambil melon dengan ukuran besar, Adwan langsung menuju kasir.

Brugh

Seorang perempuan menabrak Adwan dari depan. Tampak seperti disengaja orang itu karena Adwan berjalan dengan benar di pinggir.

Perempuan itu terjatuh ke lantai, sedangkan Adwan mematung santai di tempatnya berdiri. Tentu saja, karena ia merasa tak bersalah.

"Saya minta maaf, tapi sepertinya bukan saya yang salah. Saya sedang buru-buru, saya permisi dulu."

"Eh, tunggu!!" cegat perempuan itu yang ternyata tak asing di mata.

Adwan menghentikan langkahnya dengan malas, sedikitpun tak menatap perempuan itu.

"Gus Adwan! Kamu Gus Adwan kan?!"

"Iya, saya Adwan."

"Masyaa Allah, kebetulan yang indah sekali atas pertemuan ini. Ini saya Gus, Dami. Masih ingat?!"

Saranghaeyo, Gus Tampan [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang