Ahda sudah pulang, sedangkan tiga sahabat Adwan tengah menikmati makan siang di dapur asrama. Sengaja Adwan tidak ikut karena Saras menolak ikut tadi, entah kenapa? Biasanya ia yang paling rajin kalau diajak ke dapur asrama. Kini mereka berdua masih tetap duduk di bangku taman semula.
"Chagi," panggil Saras tiba-tiba.
"Hmm?" Adwan menoleh dengan senyum manisnya.
"Aku mau balik ke kamar dulu ya."
"Loh, kenapa?"
"Kepala aku sedikit pusing."
"Pusing?"
"Iya, pusing."
"Bentar aku beliin obat."
"Gak usah Chagi, aku susah minum obat. Kayaknya tidur bentar aja udah hilang nanti sakitnya."
"Yaudah, ayo aku antar."
"Gak usah Chagi, aku sendiri aja."
"Loh, kenapa?"
"Ah i-itu, aku m-mau ke toilet bentar nanti."
"Oh begitu, hati-hati tapi ya. Wajah kamu juga pucat."
"Iya, Chagi. Aku pergi ya." Saras langsung buru-buru beranjak, wajahnya tampak sedikit menahan sakit.
Adwan tidak memperjelas lagi, karena Saras yang mengatakan ingin ke toilet dulu tadi. Sehingga ia memilih menyusul tiga sahabatnya saja ke dapur asrama.
Kini Saras sudah berada di koridor asrama putri, bohong bahwa ia ingin ke toilet tadi. Entah kenapa tangannya ia kepal kuat, dan giginya juga tampak sedikit menggertak. Lalu di detik berikutnya, terlihat ia yang lari secepat kilat ke kamarnya.
Gedubrak
Saras mendorong keras pintu kamar.
Dengan kesetanan ia menidurkan tubuhnya ke kasur, lalu melapisinya dengan selimut tebal, menimpanya dengan bantal-bantal. Ia menggigil hebat sekarang, keringat dingin mengalir di sekujur tubuhnya. Pun, Vanya dan Tania juga sedang tidak ada di kamar.
"Mama....Mama" lirihan kata Saras di tengah gertakan giginya ulah menggigil.
"Mama....Papa" air matanya jatuh dalam pejaman matanya.
Drt drt
Getar hp Saras yang ada di atas kasur.
Mamanya kebetulan menelpon, feeling orang tua memang tidak pernah keliru. Pasti perasaannya ikut campur aduk, sehingga menelpon di waktu yang tepat.
Panggilan pertama Saras lewatkan, barang kali ia bahkan tidak menyadarinya.
Drt drt
Getar hp-nya lagi.
Akhirnya Saras membuka pelan matanya, dan meraih hp itu.
"Rasss" suara mamanya sudah terdengar was-was, bahkan sebelum mengetahui keadaan Saras kini.
"Mahhh," suara Saras langsung memarau, sangat lemah terdengar.
"Rass, kamu kenapa Nak? Kamu baik-baik saja kan? Tiba-tiba perasaan Mama tidak enak, keingat kamu terus. Kamu baik-baik saja kan Nak?"
"Mahhh...." hanya itu kata yang bisa Saras ucapkan.
"Ya Allah, Saras! Kamu kenapa Nak?" Mamanya mulai diselimuti rasa panik.
Tanpa pikir panjang, ia langsung kalang kabut menuju garasi mobil. Ya, akan menyusul Saras ke ponpes.
"Rasss," sapa Mamanya lagi dari telepon, dan kini sudah berada di dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghaeyo, Gus Tampan [TELAH TERBIT]
Teen FictionTidak Follow, tidak usah Baca!!! Bagaimana jadinya ketika cewek penggila cowok korea (Oppa korea) tiba-tiba terpikat ketampanan anak Kyai? Dari yang kesehariannya meneriakkan "Oppa", berubah menjadi teriakan "Gus" Sebenarnya mustahil terdengar, dari...