Masih di malam yang sama. Sudah berlalu lima belas menit sejak ibu Adwan berangkat ke apotik sendirian. Sedangkan Adwan, kini ia sedang berbaring di sebelah Saras yang sudah tertidur dengan posisi memunggunginya. Pikirannya tampak berkeliaran, persis orang yang sedang berusaha memecahkan teka-teki.
"Kenapa ya Ibu menanyakan pertanyaan semacam tadi, kenapa juga Ibu harus tau tentang jadwal datang bulan Saras. Hm, kan aneh."
Ternyata Adwan terlihat gundah seperti itu karena sedang sibuk merenung dalam hati terkait obrolannya dengan ibunya tadi.
"KB? Datang bulan? Apa sih maksudnya?!"
"Terus, kenapa juga Ibu tiba-tiba pergi ke ap,...."
"HAH,..?!! TESPEK,..!! HAMIL,..!!
Sontak, Adwan bangun dengan memburu dari posisi tidurnya.
"HAH?! APA JANGAN-JANGAN SARAS HAM,....."
Srep
Tanpa basa-basi, Adwan menyingkap baju Saras ke atas. Padahal istrinya itu sedang tertidur pulas.
"R-Ras, apa iya ka-kamu ham...il" ia lanjut merabai perut istrinya, seperti sedang mencari-cari letak sesuatu. Hm, mungkin ia mengira bahwa itu langsung bisa dipegang.
"Eugh, Chagi,..kenapa?" ringisan Saras terdengar tiba-tiba. Tentu saja, manusia mana yang tidak akan terjaga dari tidurnya ketika perutnya dirabai.
"Kenapa, Chagi?" ulangnya, seraya membuka malas matanya, lalu menatap Adwan yang terduduk di hadapannya.
"Eh, gak a-ada kok, Sayang" Adwan terlihat jadi tak karuan.
"Hm, kamu pengen ya, Chagi?" ucap Saras datar saja, malah berpikiran lain.
"Hah?!" tentu saja Adwan syok mendengarnya.
"Enggak k-kok, Sayang. Aku c-cuma itu tadi,..eung...itu,..."
"Gak apa-apa, Chagi. Aku paham kok, kan memang kita udah lama gak itu, jadi wajar aja kamu gini. Tapi, jangan malam ini ya Chagi, aku kayaknya masih lemas."
Sungguh, Adwan rasanya ingin mati saja mendengar semua kalimat Saras. Pasalnya, seolah ia terkesan seperti suami yang napsuan, sampai-sampai istrinya yang sedang sakit pun harus tetap melayaninya.
"R-Ras, kamu salah pah,..."
Tok tok tok
Suara ketukan di pintu kamar mereka tiba-tiba.
"Siapa, Ras?!" Adwan malah bertanya ke Saras.
"Entah, Chagi. Tanya dulu, jangan langsung buka."
"Oke...oke."
"Siapa,...?" teriak Adwan dari dalam.
"Ini Ibu, Wan. Buka bentarrr."
"Ibu! Cepat buka pintunya, Chagi. Cepat...cepat." Saras langsung mendorong Adwan dari tempat tidur.
Ceklek
Adwan membuka pintu, dan tampaklah wajah sumringah ibunya.
"Eh, Ibu. Ada ap,..."
"Saras mana, Wan?" sambar ibunya memotong ucapan Adwan.
"Saras? Itu Saras, Bu. Kebetulan masih bangun."
"Bagus," tanggap ibunya singkat, dan langsung menghampiri Saras ke tempat tidur.
"Eh, Ibu" senyum sopan Saras langsung melebar.
"Ras, Ibu mau nanya sesuatu Nak sama kamu."
Detik itu juga, rona wajah Saras terlihat menjadi ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghaeyo, Gus Tampan [TELAH TERBIT]
Teen FictionTidak Follow, tidak usah Baca!!! Bagaimana jadinya ketika cewek penggila cowok korea (Oppa korea) tiba-tiba terpikat ketampanan anak Kyai? Dari yang kesehariannya meneriakkan "Oppa", berubah menjadi teriakan "Gus" Sebenarnya mustahil terdengar, dari...