Chapter 45

5.5K 528 144
                                    

Pernikahan Adwan dan Saras sudah memasuki minggu ke tiga. Sejauh ini, keharmonisan benar-benar menyapa indah hubungan rumah tangga mereka. Setiap harinya selalu dilewati dengan bumbu-bumbu asmara, kadar bucin keduanya memang sama rata. Entah seperti apa ke depannya, semoga kebahagiaan selalu yang menyapa.

Libur panjang mereka hampir berakhir, tersisa satu minggu lagi. Setelah itu, aktivitas seluruh santri Al-Fatah akan kembali normal lagi.

Pukul 1 siang kini, Adzan dzhur sudah berkumandang sedari satu jam tadi, tepatnya di jam 12.00 wib, Bogor. Cuaca di luar tampak mendung sekarang, gelagatnya akan turun hujan sebentar lagi.

Di ruang tengah, ada Saras yang sedang duduk santai menonton televisi. Lalu, di teras rumah ada Adwan yang sedang bertelepon dengan seseorang.

"Tadi Ustadz Rifai kasih bukunya ke aku karena kami jumpa di jalan, aturannya dia mau ke rumah kamu Wan."

"Jadi, aku ngambil bukunya ke rumah kamu nih Dann berarti?"

"Iya Wan. Gak masalah kan? Soalnya kasihan Ustadz Rifai jauh-jauh ke rumah kamu."

"Iya Dann, gak masalah kok. Malahan aku berterimakasih sama kamu karena udah mau dititipin buku itu."

"Sama-sama Wan. Btw, senin kita udah masuk ponpes kan?"

"Iya Dann, waktu libur udah habis."

"Haha, padahal baru bentar rasanya."

"Iya kan, gak terasa sama sekali."

"Oh iya Wan! Kapan mau ambil bukunya?"

"Kayaknya sekarang aja Dann, biar bisa langsung aku hapal."

"Oke Wan, aku tunggu. Semoga pidatonya cepat hapal, dan tampil memukau nanti di hadapan para santri baru. Kayaknya Gus bakalan nambah penggemar lagi nanti.

"Haha. Aamiin. Tapi gak usah lah Dann nambah penggemar segala, nanti yang di rumah ini naik darah."

"Haha! Oh iya ya. Bahaya, takutnya Saras makan mereka nanti satu-satu."

"Haha, nah makanya itu Dann. Yaudah, aku siap-siap nih otw ke rumah kamu."

"Oke Wan, aku tunggu."

Tutt

Sambungan telepon diputus.

Buru-buru Adwan masuk ke dalam rumah.

"Rass, aku keluar bentar ya." ucap Adwan dari jarak sekitar 4 meter terhadap Saras yang sedang duduk santai di sofa ruang tengah.

Saras langsung berbalik menghadap Adwan "Mau kemana?"

"Ke rumah Aidan bentar, ngambil buku."

"Gak mau, aku ikut."

"Jangan Sayang, bentar lagi hujan nih kayaknya. Lagian aku naik motor biar cepat."

Srep

Saras langsung berlari secepat kilat menghampiri Adwan.

Saranghaeyo, Gus Tampan [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang