Ya... sejak awal, kenapa aku bisa melupakannya...?
"Ahhahahahaha!!" (Name) tak bisa menahan tawanya saat melihat Reihan yang tengah bertekuk lutut sambil mencengkram tanah yang berbau kopi.
Momen ngakak ini!!
"(Name) bang*at..." Reihan menyumpah dengan suara bergetar sembari menahan air mata 'laki'nya. Mendengar tawa puas (Name) tak kunjung reda, pria itu langsung berdiri lalu melemparkan tanah ditangannya pada (Name) tapi berhasil dielak olehnya.
Ketika (Name) tertawa lepas seperti itu, disanalah ada penderitaan yang dialami oleh Reihan.
Mereka menang, ya, mereka berhasil membuat musuh kembali mundur keperbatasan wilayah mereka. Dan itu semua terjadi berkat pengorbanan satu karung kopi... milik Reihan :v
Awalnya, mereka sempat tersudutkan dan harus masuk kedalam parit perang untuk berlindung sementara. Disaat-saat penuh tekanan itu, (Name) mengingat sekarung kopi yang tadinya tak sengaja terbawa oleh salah satu prajurit baru tim mereka.
(Name) adalah tipe orang yang memanfaatkan segala yang ada terlebih dahulu dibanding beli yang baru. Jadi dengan otak yang agak encer itu, ia melempar sekarung kopi itu menggunakan pelontar milik mereka keudara.
Prajurit musuh pengguna tank secara reflek langsung menembak kesana, dan tepat saja. Saat peluru tank itu menembus karung kopi, ledakan terjadi karena (Name) memasukkan beberapa granat disana.
Tapi bukan itu tujuannya. Tabir kopi, (Name) bilangnya. Saat kopi bertaburan diudara dan menghalangi pandangan para prajurit musuh yang masih 'kaget' dengan apa yang terjadi, pasukan mereka langsung melakukan serangan balik besar-besaran.
Walau beberapa korban berjatuhan, syukurlah tak ada yang terluka sampai mengancam nyawa.
Mereka berhasil membuat musuh mundur kembali keperbatasan mereka dengan korban yang sangat minim, ya, sekali lagi terima kasih pada kopi milik Reihan dan prajurit pemula yang tak sengaja membawa kopi itu.
"KITA MENANG!"
"Tapi kopi-"
"WUUUHUU! MENANG! MAKANAN!!!!"
"Kopi ku-"
"YEEEYYYY!!!"
"Dahlah...."
Bahkan kemenangan ini disambut meriah oleh hampir semua orang disana. Bagaimana tidak? (Name) bukan satu-satunya bahan percobaan kopinya Reihan. Bukan hanya kemenangan yang membuat mereka bersorak, tapi juga karena musnahnya bubuk kopi milik Reihan.
Reihan hanya bisa menahan amarah sekaligus kesedihannya dengan mengepalkan tangannya erat. Tubuhnya sampai gemetaran karena menahan amarah, tapi akhirnya ia berhasil menahannya dan hanya menghela nafas panjang, sampai (Name) datang dari belakang dan menepuk bahunya.
Reihan reflek menoleh dengan lemah dan bertemu dengan wajah stoic milik (Name).
"Re, katanya mau bikinin aku kopi..." katanya dengan suara lemah terkesan sedih ... tapi bibirnya berusaha keras untuk tak membentuk senyum lebar mengejek.
Perempatan imajiner muncul didahi Reihan dan dia langsung mengejar (Name) dengan sebuah parang ditangannya.
Mungkin saja kalau Yohan tak memberi mereka perintah untuk kembali kemarkas, kejar-kejaran akan terus terjadi sampai salah satu atau bahkan keduanya secara tak sengaja menginjak ranjau yang sudah ditanam.
"BAIK PRAJURIT! SAATNYA KITA KEMBALI!"
"BAIK!"
***
![](https://img.wattpad.com/cover/262408965-288-k662192.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy End (Omniscient Reader's Viewpoint Fanfic X Reader)
FanficOmniscient reader viewpoint x readers -maybe dokjaxreader ;3 Ini bukan cerita khusus... Ini hanya cerita tentang seseorang yang terjebak dalam novel yang baru selesai dibacanya... "Nuna yang baik hati, sebenarnya kau siapa?" "...Aku hanya orang yang...