Chapter 61: Dear my friend

3.7K 756 79
                                    

Sakit 

.

.

.

Enjoy~

.

.

.

Kita semua tahu apa efek samping dari minum kopi dimalam hari. Ya, sekarang kedua letnan kebanggaan mayor Yohan tengah bergadang sambil berbincang hal-hal random hingga pukul 2 malam.

(Name) padahal sudah mengumpulkan niat untuk kembali ketendanya, tapi Reihan terus-terusan ngotot untuk memintanya menemaninya. Tentu saja (Name) menolak dan malah menyeret Reihan kembali ketendanya.

Wuuuuuh

(Name) sedikit menyernyit karena angin yang berhembus malam ini, bahkan melihat sedikit kilat-kilat dilangit malam membuatnya meramal kalau sebentar lagi akan hujan.

Tiba-tiba cahaya lampu sorot menyinari mereka.

"Ooh?! Letnan (Name)!" Seru seorang penjaga malam ini. (Name) sedikit menyernyit untuk melihat siapa yang memanggilnya lalu mengangguk karena mengenal siapa pemuda yang tengah berjaga malam.

"Apa yang anda lakukan malam-malam begini?!" Tanyanya lagi.

"Orang ini membuatku bergadang," jawabnya sambil melirik Reihan yang mulai protes.

Pemuda diatas tadi hanya tertawa lalu minta izin untuk melanjutkan tugasnya. (Name) pun juga pergi dari sana.

Tapi beberapa langkah kemudian dia berhenti, begitu juga dengan Reihan yang langsung berbalik melihat kemenara pengawas tadi.

"(Name)."
"Ya aku tahu."

Keduanya memang posisi siaga. Kenapa? Karena lampu sorot berhenti menyinar kearah mereka. Lampu sorot seharusnya manyinari mereka setiap sepuluh detik, tapi itu berhenti bergerak sejak 15 detik yang lalu.

Reihan yang berbalik tadi pun juga sudah memastikannya, ia tak bisa melihat seorang pun tengah berdiri dimenara pengawas dan hanya meninggalkan lampu sorot dalam posisi diam disatu tempat.

"Kau bawa pistolmu?" Tanya Reihan memastikan. (Name) mengangguk lalu menekan pinggul kanannya dimana pistol miliknya tersimpan.

Angin malam yang cukup kencang membuat mereka kesulitan mendengar langkah kaki siapa pun mereka yang mendekat.

Tapi keduanya sudah memiliki terlalu banyak pengalaman untuk usia mereka yang masih cukup muda. Keduanya tahu, bahwa ada musuh didalam gelapnya malam ini.

Mereka saling melihat pada satu sama lain lalu mengangguk. Reihan mengeluarkan pisaunya lalu menyimpannya dibawah lengannya, kemudian mereka mulai bergerak menuju menara jaga pertama.

Lampur sorot masih bergerak disana, tanda bahwa penjaga masih hidup dan melakukan pekerjaannya. Keduanya langsung berlari lebih cepat ketika mata mereka melihat bayangan bergerak masuk kedalam pintu menara.

Bang!

(Name) melepas tembakan pertama tanpa ragu dan berhasil mengenai kaki orang itu. Mereka berlari lebih cepat dan langsung melihat siapa yang ditembak tadi. Benar saja, seorang pria asing dengan pistol ditangannya lengkap dengan pakaian hitam dan topeng penutup wajah.

Mencurigakan.

Tak selang lama kemudian, penjaga itu turun dan langsung terkejut melihat 2 orang dengan pangkat lebih tinggi darinya baru saja membekuk penyusup.

Happy End (Omniscient Reader's Viewpoint Fanfic X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang